Bullying Verbal di Sekolah Dasar: Peran Guru dalam Pencegahannya

Di sekolah dasar, sering terjadi bullying secara verbal. Hal ini dikarenakan bullying secara verbal lebih mudah dilakukan jika di bandingkan dengan ..

Bullying adalah tindakan penindasan atau perundungan yang dilakukan secara sengaja dan berulang kali dengan tujuan untuk menyakiti atau melukai orang lainnya. Bullying tidak hanya berupa kekerasan fisik namun juga kekerasan verbal. Baik bullying secara fisik maupun verbal itu sama-sama memiliki dampak negatif untuk korbannya. Bullying secara fisik dapat melukai orang lain yang terlihat oleh mata dan dapat menyebabkan korban mengalami masalah mental seperti trauma. Bullying verbal juga dapat menyebabkan korban mengalami kesehatan mental. Jika dilihat dari dampaknya, bullying secara fisik lebih berbahaya. Namun, jika dilihat dari frekuensi pelaksanaannya, justru bullying secara verbal lebih sering dilakukan.

Bullying Verbal di Sekolah Dasar

Di sekolah dasar, sering terjadi bullying secara verbal. Hal ini dikarenakan bullying secara verbal lebih mudah dilakukan jika di bandingkan dengan bullying secara fisik. Saat duduk di bangku sekolah dasar, saya sering sekali menjumpai bullying yang dilakukan oleh teman satu kelas. Saya dan beberapa teman saya menjadi korban bullying. Bullying yang ditujukan pada saya dilatar belakangi oleh agama saya yang minoritas. Dalam agama Islam ada beberapa aliran yang berbeda. Saya dan beberapa teman saya mengikuti salah satu aliran yang masih minoritas. Bullying yang dilakukan oleh beberapa teman satu kelas saya adalah bullying secara verbal. Mereka mengolok-olok, menghina, dan mengucilkan saya dan teman-teman saya. Selain itu, masih ada teman saya yang lain mengalami bullying secara verbal karena fisik yang dimiliki. 

Pihak sekolah dasar yang mengabaikan keberadaan bullying menyebabkan anak sebagai pelaku bullying mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi terhadap anak lain. Faktor lainnya adalah kontribusi guru yang kurang maksimal dalam menangani permasalahan siswa, kurangnya perhatian guru, ketidakjelasan peraturan sekolah dan tindakan diskriminatif guru. Padahal sebagian besar korban bullying di sekolah dasar enggan melaporkan bullying yang terjadi pada dirinya. Korban bullying lebih memilih untuk memendam dan menyembunyikan penindasan yang terjadi pada dirinya. 

Dalam upaya pencegahan bullying yang terjadi di sekolah dasar, guru memiliki peran yang sangat penting dan strategis. Guru tidak hanya berperan sebagai pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga sebagai penjaga lingkungan sosial di sekolah yang aman dan nyaman bagi seluruh siswa. Peran ini mencakup pemahaman yang mendalam tentang fenomena bullying, serta kemampuan untuk mendeteksi, mencegah, dan menanggapi kejadian-kejadian bullying yang mungkin muncul. Guru harus peka terhadap tanda-tanda siswa yang mungkin mengalami bullying. Korban bullying sering menunjukkan perubahan perilaku, seperti menarik diri, mengalami penurunan prestasi akademik, atau menunjukkan tanda-tanda kecemasan dan ketakutan.

Banyak siswa yang menjadi korban bullying enggan untuk melapor karena merasa takut, malu, atau khawatir tidak ada yang bisa membantu. Melihat hal tersebut guru harus berani mengambil langkah proaktif, mendekati siswa dengan hati-hati, dan memberikan ruang bagi mereka untuk berbicara. Sikap proaktif ini dapat meyakinkan siswa bahwa guru peduli dan siap untuk melindungi mereka. Guru perlu secara aktif membangun hubungan yang penuh kepercayaan dengan para siswa, menunjukkan bahwa mereka selalu siap mendengarkan dan memberikan dukungan tanpa menghakimi. Guru harus secara eksplisit menyampaikan kepada siswa bahwa mereka dapat berbicara kapan saja jika merasa terancam atau mengalami bullying, dan bahwa masalah tersebut akan ditangani dengan serius.

Peran guru dalam pencegahan bullying di sekolah dasar sangatlah krusial. Guru tidak hanya bertugas memahami secara mendalam berbagai bentuk bullying, seperti fisik dan verbal, tetapi juga menjadi pelindung dan pendamping bagi para siswa. Dengan menciptakan lingkungan yang aman, penuh empati, dan inklusif, guru mampu membangun kepercayaan bahwa siswa bisa selalu mengandalkan mereka. Guru harus peka terhadap tanda-tanda bullying dan mengambil langkah proaktif untuk menanganinya. Harapannya, dengan upaya ini, tercipta suasana sekolah yang damai dan penuh kasih, di mana setiap siswa merasa dihargai, aman, dan bebas dari ancaman bullying, sehingga mereka bisa tumbuh dan berkembang secara optimal.

Biodata Penulis:

Izanahda Nurkhasna, lahir pada tanggal 27 November 2005 di Boyolali, saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret.
© Sepenuhnya. All rights reserved.