Antara Keindahan dan Kengerian, Menggali Cerita Hotel Angker di Bali

Berikut pengalaman mistis penulis bersama tiga temannya saat menginap di sebuah hotel angker di Bali, tepatnya di kamar 507. Dari kedatangan hingga ..

Bali, Pulau Dewata yang terkenal dengan keindahan pantai, budaya, dan seni yang kaya, juga memiliki sisi lain yang sering kali tersembunyi di balik pesonanya, cerita-cerita mistis tentang hotel angkernya.

Hotel ini, yang terletak di jantung kawasan Denpasar, dikenal tidak hanya karena fasilitas dan layanan yang ditawarkannya tetapi juga karena kisah-kisah mistis yang mengelilinginya.

Berikut adalah catatan pribadi saya tentang pengalaman misterius yang saya alami selama menginap di hotel tersebut.

Perjalanan Awal

Perjalanan awal dimulai dari sini. Pukul 08:00 saya berangkat dari daerah saya bersama 3 teman saya. Anggap saja mereka H, R dan V. Pukul 20:00 kami sampai di pelabuhan untuk memulai penyebrangan, pukul 22:48 mobil mulai memasuki kapal, pukul 00:06 kita telah sampai di Pulau Dewata, pulau yang memiliki keindahan di setiap sudutnya.

Lalu kita menuju destinasi pertama pukul 03:37. Singkat cerita jam menunjukan pukul 17:57, kita bersiap menuju hotel untuk beristirahat. Dari sini cerita saya dimulai.

Hari Pertama: Kedatangan dan Kesan Awal

Kejadian pertama yaitu kita bimbang memilih kamar hotel antara kamar no 307 dan 507, lalu tanpa pikir panjang kita mengambil kunci no 507. Setelah sampainya di kamar, “Assalamualaikum” ucap kita berempat, lalu kita membereskan barang bawaan dan menyalakan AC, setelah itu menentukan siapa yang akan mandi dulu.

Cerita Hotel Angker di Bali

Jadi urutan mandi hari pertama V, R, H, lalu aku. Semua sudah selesai, kecuali aku. Mereka ku suruh turun dulu untuk makan malam, jadi aku sendiri di kamar. Selesai mandi aku sholat isya di dalam kamar, setelah itu aku berbaring di kasur dan berkata “Wah alhamdulillah nyaman banget kamarnya”. 

Setelah itu mereka sudah kembali ke kamar dengan membawa makanan, kita makan bersama sambil bercerita. Tak terasa jam menunjukkan pukul 23:37 setiap orang bergantian cuci muka, sampailah di temanku si V yang masuk kamar mandi terakhir, ternyata selain cuci muka dia juga buang hajat, lalu kita memiliki pikiran untuk ngeprank pura pura tidur, tidak lupa dengan merekam setiap kenangan yang kita lakukan di sana.

Di situ lampu dan TV kita matikan jadi cahaya hanya dari kamar mandi. Tiba-tiba TV nyala sendiri kita bertiga teriak kaget, “Kenapa malah kita yang di prank?”, saat kita membuka mata ternyata V belum keluar dan remote berada di meja depan TV yang memiliki jarak cukup jauh dari kasur, “Lantas siapa yang menyalakan TV tersebut?” kita saling bertatapan. 

Singkat cerita V keluar dan kita tidak menceritakan kejadian apapun dan langsung mematikan video. Lalu kita tidur. Saat kita memejamkan mata ada suara-suara aneh, kita mulai memperhatikan suara-suara aneh yang berasal dari plafon dan dinding kamar. Suara itu terdengar seperti ketukan yang tidak teratur. Saya mencoba untuk mengabaikannya, berpikir mungkin suara tersebut berasal dari tikus-tikus.

Namun, suara itu tidak kunjung reda. Setiap kali saya berusaha tidur, suara itu semakin intens dan teratur. Saya mendengar seperti ada sesuatu yang bergerak di atas plafon, terkadang disertai dengan bunyi seperti benda jatuh atau gesekan yang samar.

Keesokan harinya saat kita akan melanjutkan liburan, kita menyempatkan menonton video kemarin malam, dan... ya terdengar suara perempuan tertawa dengan suara khas yang melengking setelah TV menyala sendiri, “Itu bukan suara kita deh soalnya suara kita gak gitu” ucap temanku, kita saling melihat satu sama lain dan terdiam.

Hari Kedua: Malam Kedua yang Menghantui

Setelah kejadian malam sebelumnya, kami merasa ada sesuatu yang belum sepenuhnya kami pahami tentang kamar 507. Pada malam kedua, kami kembali ke hotel dengan perasaan campur aduk. Kami telah mencoba untuk melupakan kejadian aneh malam sebelumnya, tetapi suasana di kamar 507 terasa semakin berat. 

Ketika kami memasuki kamar, suhu ruangan tampak lebih dingin dari biasanya, meskipun pengatur suhu AC sudah diatur dengan baik. Kita bergegas mandi secepat kilat dan saling menunggu satu sama lain. 

Berbeda dengan malam kemarin, kita lebih banyak diam dibandingkan ngobrol dan bersenda gurau. Selesainya kita berempat, kita memutuskan untuk turun mencari makan, sesudah itu aku dan H Kembali ke kamar dulu, saat kita berada di lantai 3 kita menemukan no kamar yang sama yaitu 507, lalu kita coba mengetuk pintu ternyata ada penghuninya perempuan pucat dengan senyum tipis, kita tidak mikir aneh dan langsung menuju lantai 5, saat kita masuk kamar suhu benar-benar dingin dan suara ketukan itu kembali lagi dengan sangat intens, padahal jam masih menunjukkan pukul 21.45. 

Kita langsung menurunkan suhu AC berharap ruangan menjadi lebih hangat, tetapi suhu tetap dingin “Apa kita panggil staf hotel aja ya?” ucap H, lalu staf datang dan entah apa yang dibenarkan, namun saat ada staf tersebut suhu ruangan terasa normal, akan tetapi saat staf mulai kembali suhu tersebut kembali terasa dingin, tak lama kemudian R dan V sudah kembali, mereka pun merasakan hal yang sama yakni dingin yang tak wajar, di samping itu suara gangguan pun tak terhenti. 

Singkat cerita sudah pukul 00.02 kita memutuskan untuk tidur tanpa mematikan lampu, saat suasana hening seketika tidak ada suara ketukan dari atap, akan tetapi ada suara perempuan tertawa persis suara dalam video kemarin, kita semua mendengar tapi diam saja tak menghiraukan, lalu lampu tiba-tiba berkedip-kedip tanpa sebab yang jelas. Kami mencoba untuk bersikap tenang dan melanjutkan tidur, namun kedipan lampu semakin sering dan tidak teratur. 

Kembali, rasa tidak nyaman menyelimuti kami. Salah satu teman saya sudah tertidur, “A..a..a” ternyata dia ketindihan, kita semua mencoba membangunkan walaupun kita ketakutan, lalu dia bangun dan menceritakan melihat sosok perempuan membelakanginya yang berada di depan kaca. 

Kita semua inisiatif membaca ayat kursi, tetapi suara suara semakin terdengar jelas, lalu memilih tidak menghiraukan dan mencoba tidur kembali, kita tidur dipenuhi suara-suara misterius. 

Saat semuanya tidur, tinggal saya yang belum tidur, jam menunjukkan pukul 02.57 di situ ada suara bel di kamar saya, sontak saya membangunkan teman-teman saya dan berkata “Aku takut, ada suara bel”, “Aku juga dengar, aku sebenarnya belum tidur juga” balas temanku si R, lalu tanpa sadar kita sudah tertidur.

Nabila Ivaresta Maharani

Biodata Penulis:

Nabila Ivaresta Maharani, lahir pada tanggal 6 Desember 2006, saat ini aktif sebagai mahasiswa di Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta, jurusan Keperawatan.

© Sepenuhnya. All rights reserved.