Aksi Remaja Membacok Polisi: Kurangnya Pendidikan dan Pergaulan Bebas

Pada masa sekarang, pergaulan bebas di kalangan remaja mencapai titik yang mengkhawatirkan, terutama kekerasan yang dilakukan dapat membahayakan ...

Berita yang sedang menghebohkan para warga yaitu adanya pelajar yang berani membacok seorang polisi saat mencoba membubarkan sekelompok kumpulannya yang hendak tawuran dan mencoba melukai orang sekitar yang melihatnya. Apakah faktor kurangnya pendidikan dan pergaulan bebas yang menyebabkan hal ini terjadi?

Masa remaja dianggap sebagai masa pencarian identitas, mereka berusaha memulai mencari jati dirinya, apa, dan bagaimana peranannya dalam masyarakat. Tanpa mengetahui terlebih dahulu baik atau tidaknya perilaku yang dilakukannya sehingga masyarakat sekitar yang merasakan dampaknya. Seperti apakah kondisi pergaulan pada zaman sekarang?

Aksi Remaja Membacok Polisi

Banyaknya pelajar yang masih di bawah umur menjadi pelaku utama, hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran dalam bertingkah laku yang baik, masih bersikap labil, belum dapat mengendalikan emosi dan mudah terpengaruh oleh pergaulan dan lingkungan sekitar yang ditempatinya. Sehingga hal ini masih sulit untuk mengetahui dampak negatif dan masalah apa yang akan terjadi setelahnya dalam melakukan sesuatu yang baru bagi kebaikan diri sendiri maupun kebaikan orang lain.

Apakah kekerasan ini menjadi alasan para remaja dalam bertingkah laku demikian?

Pada masa sekarang, pergaulan bebas di kalangan remaja mencapai titik yang mengkhawatirkan, terutama kekerasan yang dilakukan dapat membahayakan lingkungan karena melanggar norma-norma yang berlaku dalam lingkungannya. Seperti norma sosial dan adat istiadat dalam bermasyarakat yang tidak di laksanakan. Pergaulan bebas muncul karena hubungan saling membutuhkan antara satu sama lain dalam kesehariannya, kesalahannya terjadi saat seseorang kurang berhati-hati dalam memilih teman dalam bergaul atau tekanan aturan yang menyebabkan seorang remaja meluapkan semua keinginannya yang terpendam.

Faktor apa yang menjadikan pendidikan kurang diterapkan dalam jiwa remaja?

Menurut pendapat saya, salah satu faktor adalah kurangnya pendidikan yang diberikan oleh orang tua dalam memberikan arahan dan dukungan terhadap perkembangan anaknya seperti dalam menetapkan nilai budi pekerti tentang kebaikan dan nilai-nilai yang boleh dilakukan dan dilarang, kurangnya komunikasi antara keduanya atau disibukkan dengan suatu pekerjaan yang menjadikan kerenggangan. Hal ini menjadi tumbuh kembang seorang anak tidak diperhatikan dan teratur.

Kurangnya hal tersebut, para pelajar juga membutuhkan dampingan lain dari seorang guru yang bekerja dalam lingkungan tempat belajarnya agar seimbang dan dapat menciptakan generasi yang berperilaku baik. Adanya aturan yang diterapkan dari berbagai pihak juga menjadikan generasi yang unggul dalam mempengaruhi pergaulan dengan teman lingkungan tempat tinggalnya.

Solusi apa saja yang dapat diterapkan oleh remaja pada masa sekarang?

  1. Memperbaiki cara pandang dengan sikap yang positif.
  2. Menjaga keseimbangan pola hidup dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
  3. Jujur kepada diri sendiri akan perilaku yang benar.
  4. Memperbaiki cara berkomunikasi dalam membina hubungan yang baik dengan orang yang berada di sekitarnya.
  5. Adanya para remaja yang memikirkan masa depan dengan hal yang positif sehingga dapat mengurangi jumlah kenakalan remaja dalam pergaulan.
  6. Menanamkan ajaran agama yang dapat meningkatkan derajat keimanan moralitas pemeluknya.
  7. Tidak menggunakan teknologi seperti internet untuk memberikan informasi yang negatif atau menyalahgunakan kecanggihan teknologi.
  8. Menegakkan aturan yang harus ditaati dalam lingkungannya agar terjalin hubungan yang teratur dengan dorongan yang mengajak kepada nilai kemanusiaan yang lainnya.

Apakah perlu penegakan hukum dalam kekerasan yang dilakukan? Dan usaha apa yang perlu dilakukan untuk mengatasinya?

Jika dalam remaja melakukan kekerasan atau perbuatan yang melukai dan membahayai nyawa seseorang maka perlu adanya penegakan hukuman yang harus dipertanggung jawabkan, supaya hal tersebut tidak terulang ke depannya dan sebagai pelajaran bagi remaja yang lain. Dengan ini muncul pemikiran pada remaja untuk meneruskan nilai-nilai bangsa dengan memegang teguh idealisme bangsa, mengadakan perubahan, pembaharuan, dan penyempurnaan yang ada, mengemukakan gagasan baru, dan meningkatkan kualitas diri untuk menjalani tantangan dimasa depan. Sehingga hal inilah yang menjadi peningkatan literasi dalam memajukan bangsa.

Harapan ke depanya partisipasi dari seluruh pihak seperti, pemerintah, lembaga pemerintah, guru, orang tua, dan masyarakat untuk lebih memperhatikan perkembangan dan kebutuhan yang diperlukan para pelajar, dengan memberikan pendidikan yang berkualitas dan merata sehingga menghasilkan sesuatu yang unggul dan bermanfaat bagi orang lain. Tanpa didasari tekanan yang dirasakan oleh para remaja khususnya bagi kalangan pelajar akan aturan yang tercantum dan sudah semestinya dilaksanakan.

Sasa Refiatul Alfianti

Biodata Penulis:

Sasa Refiatul Alfianti lahir di Brebes, 15 Januari 2006. Saat ini sedang menempuh pendidikan sebagai Mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

© Sepenuhnya. All rights reserved.