Puisi: Yang Tak Kau Tahu dari Duri pada Tubuhku (Karya Ehfrem Vyzty)

Puisi "Yang Tak Kau Tahu dari Duri pada Tubuhku" karya Ehfrem Vyzty menggali dalam perasaan-perasaan yang tersembunyi dan luka-luka yang timbul ...

Yang Tak Kau Tahu dari Duri pada Tubuhku

Ada yang tak kau tahu dari gemerlap bintang pada semesta setelah disergap gelap
Ada yang tak kau tahu dari gelap pada semesta setelah disergap gemerlap bintang-bintang
Ada yang tak kau tahu dari kenangan setelah dirampas dendam
Ada yang tak kau tahu dari dendam setelah dirampas kenangan-kenangan
"Apa yang kau tentang aku?" tanyaku pada mawar itu
"Duri pada tubuhmu melukaiku" jawabmu
"Tahukah engkau. Apa yang membuat duri itu melangkahi tubuhku sendiri dan melukai tubuhmu?" tanyaku lagi
Detik berdetak sangat kencang, aku menunggu jawabanmu sampai bunyi detak menjelma abad menghempas, namun kau tak kunjung menjawab apa yang sebetulnya ingin kudengar dari mulutmu yang penuh nanah
Aku lalu tersadar, kau rupanya menggambar dengan diam-diam wajahku di malam tanpa raungan rembulan, jauh dari bunyi-bunyian, tanpa sedikitpun penyesalan-penyesalan menyelam

2024

Analisis Puisi:

Puisi "Yang Tak Kau Tahu dari Duri pada Tubuhku" karya Ehfrem Vyzty adalah karya yang penuh lapisan makna dan kepekaan emosional. Dengan gaya yang khas dan penuh dengan metafora, Vyzty mengajak pembaca untuk menelusuri dinamika perasaan yang terpendam, konflik batin, serta kerumitan dalam hubungan manusia.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini dimulai dengan serangkaian pernyataan tentang "yang tak kau tahu," sebuah motif pengulangan yang tidak hanya berfungsi untuk memperkuat ketidakpastian, tetapi juga untuk menekankan misteri yang ada dalam hubungan manusia. Gaya bahasa yang digunakan Vyzty sangat simbolis dan sugestif, memberikan nuansa refleksi yang mendalam terhadap ketegangan yang terjadi antara dua individu yang berusaha memahami perasaan masing-masing.

Ada yang tak kau tahu dari gemerlap bintang pada semesta setelah disergap gelap
Ada yang tak kau tahu dari gelap pada semesta setelah disergap gemerlap bintang-bintang
Ada yang tak kau tahu dari kenangan setelah dirampas dendam
Ada yang tak kau tahu dari dendam setelah dirampas kenangan-kenangan

Penggunaan repetisi dalam baris-baris ini menciptakan rasa keterasingan dan ketidakpastian. Masing-masing frasa menyoroti aspek kehidupan dan emosi yang saling berlawanan—seperti bintang dan gelap, kenangan dan dendam—yang saling bertautan dan mengungkapkan kompleksitas dalam kehidupan dan hubungan.

Tema

  • Ketidaktahuan dan Ketidakpastian: Tema sentral puisi ini adalah ketidaktahuan dan ketidakpastian. Vyzty menggambarkan bagaimana ada banyak hal yang tidak diketahui dalam sebuah hubungan, dan bagaimana perasaan atau kenyataan yang terpendam seringkali sulit untuk dipahami atau diungkapkan. Pada awal puisi, pembicara merenungkan hal-hal yang "tak diketahui," yang mencerminkan betapa sering dalam kehidupan kita gagal memahami perasaan atau motif orang lain.
  • Duri sebagai Simbol Luka Batin: Duri dalam puisi ini adalah simbol dari luka batin yang tidak terlihat namun sangat terasa. Melalui dialog antara pembicara dan "mawar," yang diwakili oleh metafora tanaman berduri, Vyzty mengangkat persoalan tentang rasa sakit yang timbul dalam sebuah hubungan: Apa yang kau tentang aku?" tanyaku pada mawar itu / "Duri pada tubuhmu melukaiku" jawabmu. Mawar, yang biasanya diasosiasikan dengan cinta dan keindahan, di sini menjadi simbol dualitas: keindahan yang menawan tetapi juga membawa luka melalui durinya. Hal ini menggambarkan bagaimana dalam cinta atau hubungan, ada elemen-elemen yang menyakitkan, yang meskipun tidak disengaja, tetap melukai pihak lain.
  • Kesunyian dan Ketiadaan Jawaban: Salah satu elemen menarik dari puisi ini adalah kesunyian yang ditekankan oleh penantian panjang tanpa jawaban dari pihak lain: Detik berdetak sangat kencang, aku menunggu jawabanmu sampai bunyi detak menjelma abad menghempas, namun kau tak kunjung menjawab apa yang sebetulnya ingin kudengar dari mulutmu yang penuh nanah. Ini adalah perasaan frustrasi dalam menanti jawaban atau penjelasan yang tak kunjung datang, melambangkan komunikasi yang terhenti atau terhambat. Pembicara dalam puisi ini berharap untuk mendengar sesuatu yang spesifik dari orang lain, tetapi ketidakhadiran jawaban justru memperdalam kesakitan emosionalnya. Ketiadaan jawaban menjadi simbol keheningan yang menyakitkan dalam hubungan.
  • Penyesalan dan Refleksi: Di akhir puisi, ada refleksi yang mendalam tentang penyesalan dan realisasi bahwa pihak lain diam-diam menggambar wajah pembicara di malam yang sunyi. Ini menggambarkan bagaimana hubungan seringkali berakhir dengan kenangan yang dalam, meski tanpa ada penjelasan atau penyelesaian yang jelas: Aku lalu tersadar, kau rupanya menggambar dengan diam-diam wajahku di malam tanpa raungan rembulan, jauh dari bunyi-bunyian, tanpa sedikitpun penyesalan-penyesalan menyelam. Baris ini mencerminkan bagaimana meskipun ada kesakitan, penyesalan, dan luka yang tertinggal, hubungan itu tetap meninggalkan jejak yang mendalam dalam bentuk kenangan. Menggambar "wajah" pembicara dalam keheningan menunjukkan bahwa meskipun tidak ada komunikasi verbal, ada ikatan emosional yang tersisa.

Simbolisme dalam Puisi

  • Duri adalah elemen simbolik utama dalam puisi ini, yang menggambarkan bagaimana hal-hal yang indah atau penuh cinta juga bisa membawa rasa sakit. Dalam konteks ini, duri pada mawar adalah metafora untuk aspek-aspek menyakitkan dari hubungan, baik itu dalam bentuk perasaan yang terluka, ketidakpastian, atau komunikasi yang terputus.
  • Waktu juga memainkan peran penting dalam puisi ini, dengan penekanan pada detik yang "berdetak kencang" dan penantian yang tak berujung. Waktu menjadi simbol bagaimana hubungan berkembang dan berubah, tetapi juga bagaimana kesunyian dan ketidaktahuan dapat memperlambat proses penyembuhan emosional.
Puisi "Yang Tak Kau Tahu dari Duri pada Tubuhku" karya Ehfrem Vyzty menggali dalam perasaan-perasaan yang tersembunyi dan luka-luka yang timbul dalam hubungan manusia. Melalui simbol duri dan waktu, Vyzty menggambarkan konflik batin yang terjadi ketika seseorang mencoba memahami dan merespons perasaan orang lain. Puisi ini menghadirkan ketidaktahuan, kebisuan, dan penantian panjang sebagai unsur-unsur yang memperdalam luka emosional, tetapi juga mencerminkan realitas kompleks dalam hubungan manusia.

Dengan gaya bahasa yang penuh metafora dan simbolisme, puisi ini berhasil menciptakan suasana perenungan yang dalam dan mengundang pembaca untuk merenungkan tentang komunikasi, ketidaktahuan, dan bagaimana cinta seringkali membawa serta keindahan dan luka.

Ehfrem Vyzty
Puisi: Yang Tak Kau Tahu dari Duri pada Tubuhku
Karya: Ehfrem Vyzty

Biodata Ehfrem Vyzty:
  • Ehfrem Vyzty lahir pada tanggal 9 Juni 2003 di Manggarai, Flores, NTT.
  • Ehfrem Vyzty pernah mengikuti lomba cipta puisi di berbagai media dan telah mendapatkan sertifikat sebagai penulis terbaik. Beberapa puisi maupun cerpennya telah dibukukan.
  • Ehfrem Vyzty merupakan siswa SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, NTT.
  • Buku perdananya bertajuk “Melukismu dalam Aksara” telah diterbitkan beberapa waktu yang lalu oleh penerbit JSI. Buku berikutnya akan diterbitkan dalam waktu dekat.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.