Wetenschap
Di tengah dunia berdiri tegak,
Raja puteri "Pengetahuan",
Mandi cahaya gemerlapan,
Tetap dan pasti gerak segerak.
Bagai api bernyala semarak,
Membasmi segala kepalsuan,
Menguji segala keadaan,
Wetenschap mempertahankan hak.
Segala-gala yang dasarnya palsu,
Ditendang diterjang dengan berani,
Ta' peduli 'kan ancaman 'tau fitnah.
Pengetahuan majulah laju,
Bersenjata kenyataan-jati,
Membuat alam berseri-cerah.
Sumber: Pujangga Baru (Maret, 1937)
Analisis Puisi:
Puisi "Wetenschap" karya Intojo merayakan kekuatan dan kemegahan pengetahuan, menempatkannya sebagai kekuatan utama yang membentuk dan mengarahkan dunia. Dengan gaya bahasa yang penuh semangat dan simbolisme yang kuat, puisi ini memberikan penghormatan kepada ilmu pengetahuan sebagai alat pembebasan dan pencerahan.
Tema dan Makna Puisi
- Pengetahuan sebagai Raja dan Puteri: Puisi dimulai dengan gambaran pengetahuan sebagai "Raja puteri Pengetahuan" yang berdiri tegak di tengah dunia: "Di tengah dunia berdiri tegak, / Raja puteri 'Pengetahuan'," Gambaran ini menempatkan pengetahuan sebagai pusat kekuatan dan otoritas. Dalam pandangan puisi, pengetahuan memiliki kedudukan yang sangat penting dan mendominasi, seperti seorang penguasa yang memimpin dan membimbing.
- Kemegahan dan Kekuatan Pengetahuan: Pengetahuan digambarkan dengan cahaya gemerlapan yang menyinari segala sesuatu: "Mandi cahaya gemerlapan, / Tetap dan pasti gerak segerak." Cahaya di sini melambangkan pencerahan dan kebenaran yang dibawa oleh pengetahuan. Keberanian dan kepastian pengetahuan dalam menghadapi kebohongan dan ketidakpastian menjadi sorotan utama puisi ini.
- Pertarungan Melawan Kepalsuan: Pengetahuan dijelaskan sebagai kekuatan yang berani dan tegas dalam mengatasi kepalsuan dan fitnah: "Bagai api bernyala semarak, / Membasmi segala kepalsuan, / Menguji segala keadaan." Kekuatan pengetahuan diibaratkan sebagai api yang membakar segala kebohongan, menunjukkan perannya dalam menyaring kebenaran dan mengatasi segala bentuk kesalahan.
- Pengetahuan dan Kenyataan: Puisi menekankan bahwa pengetahuan bersenjata dengan "kenyataan-jati," yang berarti pengetahuan yang mendalam dan benar akan memperjuangkan kebenaran dan memberikan pencerahan: "Pengetahuan majulah laju, / Bersenjata kenyataan-jati, / Membuat alam berseri-cerah." Pengetahuan yang berdasar pada fakta dan kebenaran nyata dianggap mampu memperbaiki dan memperindah dunia, menjadikannya lebih berseri dan cerah.
Gaya Bahasa dan Struktur Puisi
- Gaya Bahasa: Intojo menggunakan bahasa yang kuat dan penuh semangat dalam puisi ini. Pilihan kata seperti "cahaya gemerlapan," "api bernyala semarak," dan "senjata kenyataan-jati" memberikan nuansa kekuatan dan otoritas kepada pengetahuan. Gaya bahasa ini efektif dalam mengungkapkan kekaguman dan penghormatan terhadap pengetahuan.
- Struktur dan Bentuk Puisi: Puisi ini disusun dalam bentuk soneta yang teratur dengan baris-baris yang berirama. Struktur ini mendukung penyampaian pesan yang kuat dan tegas mengenai peran pengetahuan. Dengan penggunaan metafora dan simile, Intojo berhasil menghidupkan gambaran pengetahuan sebagai kekuatan yang besar dan dominan.
- Imaji dan Simbolisme: Imaji seperti "api bernyala semarak" dan "cahaya gemerlapan" berfungsi sebagai simbol kekuatan dan pencerahan yang dibawa oleh pengetahuan. Pengetahuan digambarkan sebagai sesuatu yang menembus kegelapan kebodohan dan kepalsuan, menjadikannya sebagai penyelamat dan pembawa kebenaran.
Puisi "Wetenschap" karya Intojo adalah sebuah penghormatan kepada kekuatan dan kemegahan pengetahuan. Melalui gambaran yang kuat dan simbolisme yang mendalam, puisi ini menggambarkan pengetahuan sebagai kekuatan utama yang mampu membasmi kepalsuan dan memperbaiki dunia. Dengan gaya bahasa yang semangat dan struktur yang teratur, Intojo berhasil menyampaikan pesan tentang pentingnya pengetahuan dalam membawa pencerahan dan kebenaran kepada umat manusia. Puisi ini mengajak pembaca untuk menghargai dan memanfaatkan pengetahuan sebagai alat untuk mencapai kebenaran dan memperbaiki kehidupan.
Karya: Intojo
Biodata Intojo:
- Intojo (bernama lengkap Raden Intojo) lahir di Tulungagung, Jawa Timur, 27 Juli 1912
- Intojo sering menggunakan nama samaran, di antaranya Heldas, Rhamedin, Ibnoe Sjihab, Hirahamra, Indera Bangsawan, dan Imam Soepardi.
- Intojo juga dikenal sebagai "Bapak Soneta Sastra Jawa Modern".
- Intojo meninggal dunia pada tahun 1965.