Ulang Tahun
malam dan siangku memait lagi
teringat hati:
detik dan tanggalku sudah tenggelam
dihidup mesin
mengisi pagi
mengisi siang
mengisi malam
berulang
betapa hati tak tersayat
memait begini hidup
hati bisa jadi gila
hancurkan lonceng di tangan berdetik
bakar segera kalender terpancang
balikkan rindu pada kubur
waktu sepenggal usus dikorek dari perut
waktu ginjal dibelah untuk keluar sebutirnya batu
mengerang bagai anjing minta mati
tapi
pada tak sampai hati ngapa ngapa
tanya melukis manusia tau apa
lalu menyerah pada yang beri ini nafas
dan segala daya berembus
malam dan siangku memait lagi
balikkan rindu pada cinta
RSUP, Surabaya, menjelang 16 Juni 1955
Sumber: Mimbar Indonesia (27 Agustus 1955)
Analisis Puisi:
Puisi "Ulang Tahun" karya Gerson Poyk mengungkapkan perenungan tentang waktu, hidup, dan perasaan.
Sentuhan Emosional: Puisi ini mengandung sentuhan emosional yang kuat. Penyair merenung tentang perjalanan waktu dan menyatakan bahwa hati tidak tersayat meskipun waktu berjalan terus. Hal ini menunjukkan kecenderungan penyair untuk merenungkan arti dan makna waktu dalam kehidupannya.
Kontras antara Waktu dan Perasaan: Puisi ini menciptakan kontras antara waktu yang terus berjalan (detik dan tanggalku sudah tenggelam dihidup mesin) dengan perasaan yang lebih stabil dan konstan (hati bisa jadi gila). Penyair merenungkan bagaimana waktu terus bergerak tanpa henti, sementara perasaan dan emosi bisa mengalami fluktuasi dan kerentanan.
Kelelahan dan Penerimaan Terhadap Kehidupan: Penyair merenungkan tentang kerentanannya sebagai manusia, seperti saat organ tubuh terganggu atau ketika menderita fisik atau emosional. Namun, di antara kelelahan dan penderitaan, penyair tidak sampai hati untuk menyerah atau mengecam hidupnya. Hal ini menunjukkan penerimaan dan ketabahan dalam menghadapi kehidupan.
Balikkan Rindu pada Cinta: Ada pengulangan frase "balikkan rindu pada" yang menunjukkan perasaan yang mendalam tentang cinta. Puisi ini mengungkapkan rasa rindu yang kuat terhadap seseorang atau sesuatu yang berarti bagi penyair, dan cinta ini mungkin menjadi titik penguat dan pemahaman di tengah kehidupan yang sulit dan kompleks.
Refleksi tentang Keabadian dan Kehilangan: Puisi ini mencakup refleksi tentang keabadian (hati bisa jadi gila) dan kehilangan (detik dan tanggalku sudah tenggelam). Hal ini mencerminkan pertimbangan penyair tentang keadaan manusia yang rentan terhadap pergantian waktu, sementara perasaan dan emosi dapat menciptakan perasaan keabadian atau kehilangan.
Puisi "Ulang Tahun" karya Gerson Poyk adalah puisi yang emosional dan penuh refleksi tentang waktu, hidup, dan perasaan. Puisi ini menyentuh tema-tema seperti penerimaan terhadap kehidupan, rasa rindu pada cinta, dan pemahaman tentang keabadian dan kehilangan. Puisi ini menawarkan pandangan puitis tentang kompleksitas kehidupan manusia dan perasaan yang beriringan dengan aliran waktu yang tak henti-hentinya.
Karya: Gerson Poyk
Biodata Gerson Poyk:
- Gerson Poyk (nama lengkap Herson Gubertus Gerson Poyk dan nama panggilan Be'a) lahir pada tanggal 16 Juni 1931 di Namodele, Pulau Rote (Timur), Nusa Tenggara Timur.
- Gerson Poyk meninggal dunia pada tanggal 24 Februari 2017 di Rumah Sakit Hermina, Depok, Jawa Barat.