Puisi: Tangan (Karya Sutardji Calzoum Bachri)

Puisi "Tangan" karya Sutardji Calzoum Bachri mengajak kita untuk merenungkan peran penting tangan dalam kehidupan dan masyarakat, serta untuk ....
Tangan

seharusnya tangan bukan hanya tangan tapi tangan yang
memang tangan tak cuma tangan tapi tangan yang tangan
pasti tangan tepat tangan yang dapat lambai yang sam
pai salam

seharusnya tangan bukan segumpal jari menulis sia se
kedar duri menulis luka mengusap mata namun gerimis
tak juga reda

walau lengkap tangan buntung walau hampir tangan bun
tung walau satu tangan buntung walau setengah tangan
buntung yang copot tangan buntung yang lepas tangan
buntung yang buntung tangan buntung

segala buntung segala tak tangan
hanya jam yang lengkap tangan menunjuk entah kemana

1976

Sumber: O Amuk Kapak (1981)

Analisis Puisi:

Puisi "Tangan" karya Sutardji Calzoum Bachri adalah karya yang sederhana dalam struktur namun kaya akan makna. Dalam puisi ini, penulis menjelaskan peran tangan dalam kehidupan dan masyarakat dengan cara yang unik.

Penggunaan Frasa Berulang: Penulis menggunakan frasa "tangan yang" secara berulang dalam puisi ini untuk menyoroti berbagai fungsi dan makna tangan. Penggunaan frasa ini menciptakan ritme dalam puisi dan memperkuat pesan tentang beragam peran tangan.

Penekanan pada Kebutuhan Tangan: Puisi ini menggambarkan pentingnya tangan dalam berbagai aspek kehidupan. Tangan digambarkan sebagai alat yang tidak hanya untuk menulis, tetapi juga untuk memberikan lambaian, mengusap mata, dan memberikan salam. Ini menggambarkan cara tangan terlibat dalam komunikasi dan interaksi sosial.

Simbolisme Tangan: Tangan dalam puisi ini bisa dianggap sebagai simbol keseluruhan individu. Penulis menyoroti pentingnya memiliki tangan yang lengkap dan fungsional, tetapi juga menerima kenyataan jika tangan itu buntung atau tidak sempurna. Ini mencerminkan penghargaan terhadap keragaman dan perbedaan dalam masyarakat.

Penekanan pada Jam: Pada akhir puisi, penulis menyebutkan jam sebagai sesuatu yang "lengkap" dan "menunjuk entah kemana." Ini bisa diartikan sebagai peringatan bahwa meskipun tangan adalah alat penting, kadang-kadang kita terlalu fokus pada waktu dan tujuan, sehingga melupakan makna sebenarnya dari tangan.

Puisi Reflektif: Puisi ini dapat dianggap sebagai refleksi tentang makna manusiawi tangan. Penulis mengajak pembaca untuk memikirkan peran tangan dalam kehidupan sehari-hari dan apresiasi terhadap tangan yang lengkap atau tangan yang buntung.

Secara keseluruhan, puisi "Tangan" mengajak kita untuk merenungkan peran penting tangan dalam kehidupan dan masyarakat, serta untuk lebih menghargai keberagaman dalam bentuk fisik dan kemampuan.

Puisi: Tangan
Puisi: Tangan
Karya: Sutardji Calzoum Bachri

Biodata Sutardji Calzoum Bachri:
  1. Sutardji Calzoum Bachri lahir di Rengat, Indragiri Hulu, Riau, pada tanggal 24 Juni 1941.
  2. Sutardji Calzoum Bachri merupakan salah satu pelopor penyair angkatan 1970-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.