Puisi: Soneta Laut (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Puisi "Soneta Laut" karya Subagio Sastrowardoyo adalah perenungan yang mendalam tentang hubungan manusia dengan lautan, dengan menggunakan bahasa ...
Soneta Laut

Laut, di mana mata airmu
supaya aku bisa kembali ke asalmu
Laut, di mana mata anginmu
supaya aku bisa mengikuti arusmu

Jika kehadiran tak membekas
di pasir sedang keharuan
begitu dalam mengukir

Jika alamat tak menjamin
datangnya surat ditunggu
sedang dari jauh terdengar
sayup kepak-kepak rindu

Aku ingin sendiri dengan laut
di mana kulontarkan cinta kelam
Tenggelam dalam gelombang surut

Sumber: Dan Kematian Makin Akrab (1995)

Analisis Puisi:


Puisi "Soneta Laut" karya Subagio Sastrowardoyo adalah perenungan yang mendalam tentang hubungan manusia dengan lautan, dengan menggunakan bahasa yang metaforis dan imajinatif.

Hubungan Manusia dengan Laut: Puisi ini mencerminkan perasaan kekaguman dan kerinduan terhadap lautan. Penyair merenungkan kekuatan dan keindahan lautan, yang direpresentasikan oleh "mata airmu" dan "mata anginmu". Ini menggambarkan hubungan yang mendalam antara manusia dan alam, di mana lautan menjadi metafora bagi asal-usul dan arah hidup.

Kehadiran dan Keharuan: Penyair mengeksplorasi tema kehadiran dan keharuan dalam puisi ini. Dia mencatat bahwa meskipun kehadiran seseorang mungkin tidak meninggalkan jejak yang nyata, kehadiran tersebut tetaplah penting dan bermakna. Hal ini tercermin dalam pernyataan bahwa "Jika kehadiran tak membekas / di pasir sedang keharuan". Ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang makna keberadaan dan pengaruh kita dalam dunia.

Kerinduan dan Antisipasi: Puisi ini juga menggambarkan kerinduan yang mendalam dan antisipasi akan sesuatu yang akan datang. Meskipun "alamat tak menjamin" kedatangan seseorang, penantian dan rindu tetap ada. Ini menunjukkan bahwa harapan dan impian dapat membawa kita melampaui jarak dan waktu, meskipun dengan "kepak-kepak rindu" yang samar.

Kesendirian dan Keheningan: Pada akhir puisi, penyair mengungkapkan keinginannya untuk menyendiri dengan lautan. Ini mencerminkan perasaan kesendirian yang dalam, di mana dia dapat "Tenggelam dalam gelombang surut". Ini dapat diartikan sebagai upaya untuk mencari kedamaian dan pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri melalui kontemplasi dan refleksi di tengah keheningan lautan.

Puisi "Soneta Laut" karya Subagio Sastrowardoyo adalah puisi yang memikat dan mendalam tentang hubungan manusia dengan alam, khususnya lautan. Dengan penggunaan bahasa yang indah dan metaforis, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kehadiran, kerinduan, dan keheningan yang melandasi eksistensi manusia di dunia ini.

Puisi Subagio Sastrowardoyo
Puisi: Soneta Laut
Karya: Subagio Sastrowardoyo

Biodata Subagio Sastrowardoyo:
  • Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
  • Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.