Puisi: Seruan! (Karya A. Damhoeri)

Puisi "Seruan!" karya A. Damhoeri mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai kehidupan melalui aktivitas menanam bunga di taman.
Seruan!

Tidak jauh di luar kota,
Adalah taman amat jelita,
Jalan ke sana kersik semata,
Dilindungi pohon menyedapkan mata.

Bermacam kembang ada di sana,
Cantik molek pelbagai warna,
Dapat melipurkan gundah gulana,
Melati, cempaka bermacam rona.

Tapi adalah menjadikan ta' girang
Bunga di sana bertambah kurang,
Ta' adalah lagi akan dikarang,
Apa 'kan nanti dipetik orang?

Apa ta' adakah keliling taman,
Handai tolan segala teman,
Dapat menanam kembang yang nyaman.
Agar dipersunting di akhir zaman?

Jika dapat menanam kesuma,
Banyak pahalanya, mashurlah nama,
Keliling taman jadi ternama,
Marilah tuan muda utama!

Adapun maksudnya taman itu,
Mengajak tolan sudah tentu,
Bertanam bunga setiap waktu,
Besar faedahnya bukan suatu.

Menanam di taman jika biasa,
Dapatlah nanti bertukar "rasa"
Kita sendiri berbuat jasa,
"Taman sendiri" dibuat temasa.

Adalah 'ibaratnya itulah tangga,
Untuk mencapai tingkat ketiga.
Sampai tingginya tingkat ketiga,
Serta tidaklah ternilai harga.

Marilah tuan, marilah tolan,
Janganlah duduk berhati malan,
Mari ke taman kita berjalan,
Bertanam cempaka si bunga culan.

Tahukah gusti muda bestari,
Taman yang ada dekat negeri,
Mengumpulkan "penanam" kanan dan kiri,
Pengganti "penanam" zaman bahari?

Rajinlah kita bertanam kembang,
Tunjung, seroja cempaka jombang,
Janganlah juga berarti bimbang,
Untuk penukar yang 'lah ditebang.

Beberapa masa sudah berselang,
Adalah taman penghibur walang,
Banyaklah handai datang menjelang,
Tetapi sekarang sudahlah hilang.

"Suluh pelajar", nama diberi,
Indah rupanya tidak terperi,
Penanaman banyak selalu hari,
Menanamkan bunga indah berseri.

Tapi apa disebut lagi,
Ialah hilang ke langit tinggi,
Entah apa sebabnya pergi,
Kabarnya ta' guna diusuli lagi.

Hanya sekarang nyatalah pasti,
"Taman kanak-kanak" jadi pengganti
Sebuah taman pelipur hati,
Marilah tanami jangan berhenti!

Ayuhai tolan kita semua,
Ta' guna kita bermenung jua,

Di taman bunga kita bersua,
Menanam, bunga bakalkah tua.

Bagi laki-laki atau perempuan,
Marilah kita berkawan-kawan,
Bertanam bunga pelipur rawan,
Serta menambah pengetahuan.

Sampai di sini berhenti peri,
Seruan dari hati sendiri,
Pada saudaraku seluruh negeri,
Sambutlah salam Ahmad Damhoeri.

Sumber: Panji Pustaka (1933)

Analisis Puisi:

Puisi "Seruan!" karya A. Damhoeri adalah sebuah seruan untuk menghargai keindahan taman dan menanam bunga sebagai bentuk penyemangat dan penguatan hubungan antarmanusia. Dengan bahasa yang sederhana dan seruan yang tulus, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai kehidupan melalui aktivitas menanam bunga di taman.

Gambaran Taman yang Indah: Penyair menggambarkan keindahan taman yang terletak tidak jauh dari kota. Dengan kata-kata seperti "jelita," "kersik semata," dan "pohon menyedapkan mata," penyair menciptakan gambaran visual tentang taman yang menenangkan dan menawan. Deskripsi ini mengajak pembaca untuk membayangkan tempat yang damai dan penuh warna.

Keanekaragaman Bunga dan Faedahnya: Puisi ini merinci berbagai jenis bunga dalam taman, seperti melati, cempaka, dan kembang kesuma, sambil menyoroti keindahan dan manfaat spiritual yang dapat diperoleh melalui penanaman dan kebersamaan. Penyair mengajak pembaca untuk mengatasi keraguan dan menjadi "penanam" yang dapat meninggalkan warisan berharga bagi masa depan.

Nilai-Nilai Kehidupan dalam Penanaman Bunga: Melalui seruan dan pertanyaan retoris, penyair mengeksplorasi nilai-nilai kehidupan seperti kerja sama, keberanian, dan perubahan yang dapat dicapai melalui penanaman bunga. Puisi ini menciptakan narasi tentang taman sebagai tempat pertemuan dan saling berbagi pengalaman.

Tanggung Jawab Menjaga Alam: Puisi ini memberikan pesan untuk menjaga dan merawat lingkungan, khususnya taman. Penanaman bunga dianggap sebagai bentuk tanggung jawab yang dapat memperkaya kehidupan manusia dan alam sekitar. Dengan menanam bunga, penyair mengajak pembaca untuk berpartisipasi dalam menjaga keberlanjutan alam.

Kritik terhadap Kehilangan Taman Sebelumnya: Penyair menyiratkan rasa kehilangan terhadap sebuah taman yang telah lenyap, memberikan nuansa nostalgia. Namun, dalam seruan ini, terdapat harapan dan semangat untuk membangun taman yang baru dan lebih baik.

Gaya Bahasa yang Sederhana dan Merakyat: Gaya bahasa yang digunakan oleh penyair sangat sederhana dan merakyat, membuat puisi ini mudah dipahami oleh berbagai kalangan pembaca. Penyair menggunakan bahasa yang lugas untuk menyampaikan pesannya tanpa mengurangi kekuatan emosional dari seruan tersebut.

Puisi "Seruan!" adalah karya yang menciptakan gambaran taman sebagai tempat keindahan, kebersamaan, dan pertumbuhan. Dengan seruan yang tulus, penyair mendorong pembaca untuk menanam bunga dan menjaga keindahan alam. Puisi ini tidak hanya memberikan pesan lingkungan, tetapi juga mengandung nilai-nilai kehidupan yang mendalam, membuatnya menjadi seruan yang bersifat universal dan menggugah untuk bertindak.

Puisi: Seruan!
Puisi: Seruan!
Karya: A. Damhoeri

Biodata A. Damhoeri:
  • A. Damhoeri (atau Ahmad Damhoeri) lahir di Batu Payung, Payakumbuh, Sumatra Barat, pada tanggal 31 Agustus 1915.
  • A. Damhoeri meninggal dunia di Jorong Lurah Bukik, Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, pada tanggal 6 Oktober 2000 (pada usia 85 tahun).
© Sepenuhnya. All rights reserved.