Puisi: Sekalipun Menyerah (Karya HR. Bandaharo)

Puisi "Sekalipun Menyerah" karya HR. Bandaharo adalah sebuah refleksi mendalam tentang pengorbanan dan perjuangan dalam konteks sejarah.
Sekalipun Menyerah

dosa manusia telah ditebus di tiang salib.
seberat dosa dalam timbangan
lebih beratlah amal dalam perjuangan -
ini timbangan estimasi revolusi
bebas dari pengawasan jawatan metrologi.

putra-putri agustus telah dicap
dengan cap buatan sementara
lalu dipikullah dosa
dengan sukarela.

menanti dan menanti, hari berganti hari.
menanti inipun adalah bagian sejarah.
tak mungkin seorang melepaskan diri
dari padanya - sekalipun menyerah.

Analisis Puisi:

Puisi "Sekalipun Menyerah" karya HR. Bandaharo merupakan karya yang mendalam dalam membahas tema pengorbanan, keteguhan, dan perjuangan yang tak kunjung usai. Melalui bahasa yang puitis namun penuh makna, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan konsep pengorbanan dalam konteks sejarah dan perjuangan.

Tema dan Makna

Tema utama dalam puisi ini adalah pengorbanan dan keteguhan dalam menghadapi perjuangan. Puisi ini menggambarkan bagaimana pengorbanan manusia, baik dari segi spiritual maupun fisik, merupakan bagian integral dari perjalanan sejarah dan perjuangan. Meskipun ada saat-saat di mana tampaknya ada penyerahan atau keputusasaan, puisi ini menegaskan bahwa perjuangan tersebut tetap merupakan bagian dari sejarah yang tidak bisa dihindari.

"dosa manusia telah ditebus di tiang salib."

Baris ini merujuk pada pengorbanan Kristus di tiang salib sebagai simbol penebusan dosa manusia. Ini menegaskan bahwa pengorbanan adalah bagian dari narasi besar dalam sejarah kemanusiaan.

"seberat dosa dalam timbangan lebih beratlah amal dalam perjuangan -"

Di sini, penulis menyiratkan bahwa amal atau tindakan baik dalam perjuangan memiliki nilai yang lebih berat dan lebih penting daripada dosa-dosa manusia. Ini menunjukkan bahwa pengorbanan dalam perjuangan memiliki bobot yang lebih besar dibandingkan dengan dosa yang telah ditebus.

"ini timbangan estimasi revolusi bebas dari pengawasan jawatan metrologi."

Baris ini mengisahkan bahwa timbangan atau ukuran dari perjuangan dalam konteks revolusi adalah sesuatu yang tidak bisa diukur secara konvensional. Artinya, nilai perjuangan tidak bisa diukur dengan standar yang biasa.

"putra-putri agustus telah dicap dengan cap buatan sementara lalu dipikullah dosa dengan sukarela."

Mengacu pada "putra-putri Agustus," baris ini menggambarkan individu-individu yang terlibat dalam perjuangan besar yang ditandai dengan cap atau pengakuan sementara, namun mereka memikul dosa dan tanggung jawab dengan sukarela. Ini menunjukkan pengorbanan pribadi dalam konteks perjuangan.

"menanti dan menanti, hari berganti hari."

Baris ini mencerminkan kesabaran dan ketahanan dalam menunggu hasil dari perjuangan. Proses menunggu menjadi bagian dari sejarah dan perjuangan itu sendiri.

"menanti inipun adalah bagian sejarah."

Ini menegaskan bahwa proses menunggu, meskipun tampak pasif, adalah bagian penting dari perjalanan sejarah dan perjuangan.

"tak mungkin seorang melepaskan diri dari padanya - sekalipun menyerah."

Baris terakhir menekankan bahwa meskipun seseorang mungkin merasa ingin menyerah, mereka tetap tidak bisa melepaskan diri dari perjuangan dan tanggung jawab yang ada. Perjuangan tetap menjadi bagian dari identitas dan sejarah mereka.

Simbolisme

  • Tiang Salib: Simbol penebusan dosa dan pengorbanan besar.
  • Timbangan: Melambangkan ukuran atau nilai dari amal dan perjuangan.
  • Cap Buatan Sementara: Mewakili pengakuan atau status yang bersifat sementara dalam perjuangan.
  • Menanti: Menunjukkan ketahanan dan kesabaran dalam menghadapi perjuangan.
Puisi "Sekalipun Menyerah" karya HR. Bandaharo adalah sebuah refleksi mendalam tentang pengorbanan dan perjuangan dalam konteks sejarah. Dengan bahasa yang kaya dan penuh makna, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana pengorbanan dan perjuangan, meskipun seringkali penuh kesulitan dan ketidakpastian, tetap merupakan bagian penting dari perjalanan sejarah dan identitas manusia. Meskipun ada rasa keputusasaan atau keinginan untuk menyerah, puisi ini menekankan bahwa perjuangan tersebut tetap tak terhindarkan dan menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah.

HR. Bandaharo
Puisi: Sekalipun Menyerah
Karya: HR. Bandaharo

Biodata HR. Bandaharo:
  • HR. Bandaharo (nama lengkapnya Bandaharo Harahap) lahir di Medan pada tanggal 1 Mei 1917.
  • HR. Bandaharo meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 1 April 1993.
  • HR. Bandaharo adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.