Puisi: Sabana (Karya Umbu Landu Paranggi)

Puisi "Sabana" bukan hanya tentang gambaran alam yang luas, tetapi juga tentang pencarian makna kehidupan, keharuan spiritual, dan keindahan yang ...
Sabana

memburu fajar
yang mengusir bayang-bayangku
menghadang senja
yang memanggil petualang

sabana sunyi
di sini hidupku
sebuah gitar tua
seorang lelaki berkuda

sabana tandus
mainkan laguku
harum napas bunda
seorang gembala berpacu

lapar dan dahaga
kemarau yang kurindu
dibakar matahari
hela jiwaku risau
karena kumau lebih cinta
hunjam aku ke bibir cakrawala

Sumber: Persada Studi Klub dan Sajak-Sajak Presiden Malioboro (1984)

Analisis Puisi:

Puisi "Sabana" karya Umbu Landu Paranggi menghadirkan gambaran alam yang luas dan penuh makna.

Pencarian dan Penantian: Puisi dimulai dengan gambaran tentang pemburu fajar yang mencoba mengusir bayang-bayangnya dan menantikan kehadiran senja yang memanggil petualang. Ini menciptakan suasana perjalanan atau pencarian yang tidak hanya fisik, tetapi juga spiritual.

Kehidupan di Sabana: Sabana digambarkan sebagai tempat di mana hidup penyair terjadi. Gambaran tentang gitar tua, lelaki yang berkuda, gitar tua, dan gembala berpacu menciptakan suasana kesendirian dan keheningan yang khas dari alam terbuka.

Kehadiran Alam dan Kehidupan: Di sabana, kehidupan mengalir dalam irama alam. Ada gitar yang dimainkan, harum napas bunda, dan gambaran tentang kehidupan yang sederhana namun kaya makna. Sabana menjadi saksi kehidupan yang terus berlangsung di tengah kekeringan dan kesunyian.

Kehausan Spiritual dan Keharuan Alam: Gambaran lapar, dahaga, dan kemarau menciptakan rasa haus dan kegelisahan yang lebih dalam, tidak hanya secara fisik tetapi juga spiritual. Penulis merindukan lebih banyak cinta dan keharuan dari alam dan kehidupan.

Pencarian Keabadian dan Kebahagiaan: Di baris terakhir, penulis menyatakan keinginannya untuk tenggelam lebih dalam dalam keharuan alam, menyelami keabadian dan keindahan yang ada di sekitarnya. Ini mencerminkan keinginan manusia untuk mencapai kedamaian dan kebahagiaan yang hakiki.

Dengan demikian, puisi "Sabana" bukan hanya tentang gambaran alam yang luas, tetapi juga tentang pencarian makna kehidupan, keharuan spiritual, dan keindahan yang tersirat di balik kesunyian dan kekeringan. Ini adalah puisi yang mengajak pembaca untuk merenungkan tentang hubungan manusia dengan alam dan pencarian makna dalam kehidupan yang sederhana namun penuh warna.

Umbu Landu Paranggi dan Emha Ainun Nadjib
Puisi: Sabana
Karya: Umbu Landu Paranggi

Biodata Umbu Landu Paranggi:
  • Umbu Landu Paranggi lahir pada tanggal 10 Agustus 1943 di Kananggar, Paberiwai, Sumba Timur.
  • Umbu Landu Paranggi meninggal dunia pada tanggal 6 April 2021, pukul 03.55 WITA, di RS Bali Mandara.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • PerjalananSayup-sayup kudamu ZanggiKuda berlari menjelang pulauLorca, bawa aku merantauKe kebun anggurmuDi sana anggurDi sini nyiurOmbak hatiku berdeburNyanyian alam napas bersih k…
  • HidupKu bertanya pada Dia yang tak kelihatanTentang aku yang berada iniApa tujuan aku berada di dunia ini?Mengapa aku harus ada?Darimana aku datang?Dan kemana aku akan pergi?Jawaba…
  • Allah Dia yang sendiri menyebut sendiri namanya sendiri setiap hari dalam diri Dia yang sendiri menyebut sendiri namanya sendiri setiap hari di ujung lidah Allah …
  • Lagu Bulan April Sebuah kolam adalah kekekalan Dengan akar-akar bakung yang khusyuk Serta bunga-bunganya yang mekar di udara sejuk Serumpun …
  • Rindu Kasih Sayang BundaKurindu keharuanWaktu bunda memberi senyum padakuBergembira hatiku di hadapan ibunda tercintaKuingin terharuMelihat wajah bunda t'rus tersenyum, di hari tua…
  • GundahDi gelapnya malam yang sunyi iniKegundahan pun menyelimutiTak ayal sanubari menjerit,Jika kakimu meninggalkan jejak di tanahMaka senyummu meninggalkan jejak di hati.Gumelar, …
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.