Puisi: Rubayat (Karya Intojo)

Puisi "Rubayat" karya Intojo memperlihatkan kekuatan kata-kata dalam menyampaikan pesan filosofis tentang kehidupan dan alam semesta. Dengan gaya ...
Rubayat

Di tengah malam ‘ku duduk tenang,
Mengisap rokok, asap melayang,
Entah ke mana akan perginya ...
Aku hanya tahu, asap ta’ hilang.

Terdengar angin malam bertiup,
Membawa suara sayup-sayup,
Meniadakan sementara waktu,
Pertentangan rasa dalam hidup.

Hawa nan sejuk menyerap badan,
Tertutup mata dengan perlahan,
Mata terpejam, hati terbuka,
Jiwa cengkerma dalam impian.

Lungsin dan pakan hidup manusia,
Terdiri dari senang dan duka,
Teranyam padat, terikat erat,
Lenyap satu, hilang keduanya.

Di waktu kita dahaga dan lapar,
Berilah nasi dan air tawar,
Emas intan nan gilang-gemilang,
Ta’ mungkin membuat puas dan segar.

Mawar berbunga merah semerbak,
Hijau semarak daun nan rambak,
Paduan rona nan memberahikan,
Berkawan dari siap meradak.

Pada waktunya kali membanjir,
Ta’ dapat diputar aliran air,
Hujan ta’ mungkin berbalik ke awan,
Ta’ tertahan oleh doa dan sihir.

Sumber: Almanak Perguruan, Taman Siswa (1941)

Analisis Puisi:

Puisi "Rubayat" karya Intojo merupakan karya sastra yang menggambarkan keadaan manusia dan alam semesta dengan gaya yang sederhana namun penuh makna.

Gambaran Malam yang Tenang: Puisi ini dibuka dengan gambaran tentang keadaan penulis yang duduk tenang di tengah malam, mengisap rokok sambil membiarkan asap melayang. Suasana malam menciptakan kerangka bagi refleksi mendalam tentang kehidupan dan eksistensi manusia.

Alam dan Waktu: Melalui gambaran angin malam, Intojo menyampaikan pesan tentang bagaimana alam semesta dan waktu berdampak pada perjalanan hidup manusia. Suara angin dan perubahan waktu melambangkan perjuangan, pertentangan, dan perubahan dalam kehidupan.

Simbolisme Alam dan Manusia: Puisi ini menggunakan alam semesta sebagai cerminan kehidupan manusia. Lewat gambaran hawa sejuk, mawar yang berbunga, dan air yang mengalir, Intojo menyampaikan pesan tentang keindahan, kesulitan, dan sifat fana dari kehidupan manusia.

Ketidakpuasan dan Keterbatasan: Di bait-bait terakhir, puisi ini menggambarkan ketidakpuasan manusia meskipun diberi nikmat dan kekayaan. Pesan ini mengajak pembaca untuk merenung tentang keterbatasan manusia dalam mencapai kepuasan sejati.

Puisi sebagai Bentuk Kontemplasi: Puisi "Rubayat" memperlihatkan bahwa puisi bisa menjadi medium untuk refleksi dan kontemplasi tentang makna kehidupan, keindahan alam, dan kompleksitas manusia. Melalui kata-kata yang sederhana namun dalam, Intojo berhasil menyampaikan pesan yang mendalam.

Puisi "Rubayat" karya Intojo adalah karya sastra yang memperlihatkan kekuatan kata-kata dalam menyampaikan pesan filosofis tentang kehidupan dan alam semesta. Dengan gaya yang sederhana namun penuh makna, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan esensi eksistensi manusia dan hubungannya dengan alam.

Puisi: Rubayat
Puisi: Rubayat
Karya: Intojo

Biodata Intojo:
  • Intojo (bernama lengkap Raden Intojo) lahir di Tulungagung, Jawa Timur, 27 Juli 1912
  • Intojo sering menggunakan nama samaran, di antaranya Heldas, Rhamedin, Ibnoe Sjihab, Hirahamra, Indera Bangsawan, dan Imam Soepardi.
  • Intojo juga dikenal sebagai "Bapak Soneta Sastra Jawa Modern".
  • Intojo meninggal dunia pada tahun 1965.
© Sepenuhnya. All rights reserved.