Puisi: Ronda (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Ronda" karya Joko Pinurbo adalah puisi yang menawarkan refleksi kritis dan humoris tentang
Ronda

Beberapa hari terakhir ini kampung kami sering dilanda
gangguan keamanan. Pencurian mulai merajalela, bahkan telah
terjadi perampokan disertai penganiayaan. Kepala kampung
memerintahkan agar kegiatan ronda digalakkan karena
tidak mungkin berharap sepenuhnya kepada petugas keamanan.

Malam itu Pak Aman hendak melaksanakan tugas ronda.
Ia warga kampung yang rajin dan setia, meskipun tubuhnya
yang kurus dan tua kurang mendukung gelora semangatnya.
Kalau ronda ia suka memakai topi ninja berwarna hitam,
mungkin untuk sekadar gagah-gagahan. Tapi malam itu
ia tidak mengenakannya karena topi kebanggaannya itu hilang
dicuri orang ketika sedang dijemur di depan rumahnya.

Nah, ia memukul-mukul tiang listrik, memanggil-manggil
teman-temannya, namun yang dipanggil-panggil tidak juga
menampakkan batang hidungnya.
Sambil bersiul-siul Pak Aman berjalan gagah ke gardu ronda.
Ia terperangah melihat di gardu ronda sudah ada beberapa
orang pencoleng sedang bermain kartu sambil terbahak-bahak
dan meneriakkan kata-kata yang bukan main kasarnya.
Bahkan ia jelas-jelas melihat salah seorang pencoleng
dengan enaknya mengenakan topi ninja kesayangannya.

"Ada musuh!" seru seorang pencoleng dan kawanan pencoleng
segera bersiaga untuk meringkusnya. Secepat kilat Pak Aman
melompat dan bersembunyi di sebuah rumpun bambu.
Tubuhnya menggigil demi melihat wajah sangar
para pencoleng sampai ia terkencing-kencing di celana.

Tidak lama kemudian muncul serombongan petugas patroli,
hendak memeriksa keadaan. "Bagaimana situasi malam ini?"
tanya seorang petugas. "Aman!" seru orang-orang
di gardu ronda yang sebenarnya adalah para bajingan.

Meskipun ketakutan, Pak Aman tidak kehilangan akal.
Ia punya keahlian menirukan suara binatang, dan ia paling fasih
menirukan suara anjing. Maka mulailah ia menggongong
dan melolong. Para pencoleng yang merasa sangat terganggu
oleh suara anjing serempak mengumpat: "Asu!"
Tapi gonggongan dan lolongan itu makin menjadi-jadi
sampai beberapa orang kampung mulai berhamburan keluar.

Menyadari ada ancaman, kawanan pencoleng yang sedang
menguasai gardu ronda segera lari tunggang langgang.
Dengan terkekeh-kekeh Pak Aman keluar dari tempat
persembunyian dan teman-temannya yang sudah hafal
dengan kelakuannya serempak berseru: "Asu!"

2001

Analisis Puisi:

Puisi "Ronda" karya Joko Pinurbo menawarkan sebuah pandangan satir mengenai situasi keamanan di sebuah kampung dan bagaimana seorang warga biasa menghadapinya dengan cara yang cerdik dan penuh humor.

Tema dan Makna

  • Tema Keamanan dan Kewaspadaan: Tema utama puisi ini adalah keamanan komunitas dan usaha untuk mengatasi ancaman kejahatan. Dengan latar belakang situasi keamanan yang memburuk di kampung, kegiatan ronda menjadi solusi yang diharapkan untuk melindungi komunitas. Namun, puisi ini menyajikan realitas yang lebih kompleks, di mana ronda malah dikuasai oleh para pencoleng.
  • Tema Kegagalan dan Keberanian: Puisi ini menyoroti kegagalan Pak Aman dalam melaksanakan tugas ronda secara efektif dan bagaimana ia menghadapi situasi dengan keberanian dan kreativitas. Kegagalan Pak Aman untuk mendapatkan dukungan dan mengenali pencoleng yang menyamar menunjukkan realitas keras dari situasi keamanan yang buruk. Namun, keberanian dan kecerdikan Pak Aman dalam menggunakan suara anjing untuk mengusir para pencoleng menunjukkan bagaimana solusi kreatif dapat mengatasi masalah.
  • Tema Satir dan Humor: Satir dan humor adalah unsur penting dalam puisi ini. Penggambaran Pak Aman yang memakai topi ninja untuk gagah-gagahan dan ketidakmampuannya dalam menghadapi pencoleng dengan serius menyoroti absurditas dari situasi keamanan yang buruk. Humor juga muncul dalam tindakan Pak Aman yang menggonggong untuk menakut-nakuti pencoleng, menciptakan kontras antara niat baik dan realitas yang konyol.

Karakter dan Peran

  • Pak Aman: Pak Aman adalah karakter utama dalam puisi ini, seorang warga kampung yang rajin dan setia. Meskipun tubuhnya kurus dan tua, semangatnya untuk melaksanakan ronda tetap tinggi. Karakter Pak Aman mencerminkan ketulusan dan dedikasi dalam melindungi komunitas, meskipun ia mengalami kegagalan dan kesulitan.
  • Pencoleng: Pencoleng dalam puisi ini berfungsi sebagai antagonis yang mengganggu keamanan kampung dan menguasai gardu ronda. Mereka digambarkan dengan sikap yang kasar dan meremehkan keamanan kampung, menunjukkan kontras dengan usaha-usaha baik dari warga seperti Pak Aman.

Gaya Bahasa dan Struktur

  • Narasi dan Deskripsi: Puisi ini menggunakan gaya naratif yang mendetail untuk menggambarkan situasi di kampung dan karakter-karakter di dalamnya. Deskripsi yang vivid dan realistis memberikan gambaran yang jelas tentang suasana dan peristiwa, menambahkan elemen humor dan ironis.
  • Ironi dan Satir: Ironi terletak pada fakta bahwa kegiatan ronda yang seharusnya melindungi kampung malah dikuasai oleh pencoleng. Satir hadir dalam penggambaran Pak Aman yang gagah-gagahan dengan topi ninja tetapi tidak dapat menghadapi kenyataan secara efektif. Penggunaan humor dalam menggonggong untuk mengusir pencoleng juga menambahkan elemen satir dalam puisi ini.

Makna Kontekstual

  • Refleksi tentang Keamanan Komunitas: Puisi ini mencerminkan tantangan dalam menjaga keamanan komunitas dan bagaimana upaya-upaya baik sering kali menghadapi hambatan yang tidak terduga. Realitas keamanan sering kali lebih kompleks dan sulit dibandingkan dengan harapan ideal.
  • Kreativitas dalam Mengatasi Masalah: Karya ini mengajarkan bahwa dalam menghadapi masalah yang sulit, kreativitas dan keberanian dapat menjadi alat yang efektif. Pak Aman menunjukkan bahwa meskipun tidak berhasil dengan cara konvensional, ia mampu memanfaatkan keahliannya untuk mengatasi situasi yang sulit.
  • Kritik Sosial dan Humor: Melalui humor dan satir, puisi ini memberikan kritik sosial terhadap sistem keamanan dan bagaimana individu sering kali terjebak dalam situasi yang konyol. Humor dalam puisi ini juga membantu meredakan ketegangan dan memberikan perspektif yang lebih ringan terhadap masalah serius.
Puisi "Ronda" karya Joko Pinurbo adalah puisi yang menawarkan refleksi kritis dan humoris tentang keamanan komunitas dan usaha individu dalam menghadapinya. Dengan menggambarkan kegagalan, keberanian, dan kreativitas Pak Aman, puisi ini memberikan pandangan yang mendalam tentang tantangan dan absurditas dalam menjaga keamanan. Satir dan humor yang digunakan dalam puisi ini menambah dimensi tambahan yang mengundang pembaca untuk merenungkan masalah sosial dan individu dengan cara yang lebih ringan namun tetap berarti.

"Puisi: Ronda (Karya Joko Pinurbo)"
Puisi: Ronda
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.