Puisi: Rasa Baru (Karya Intojo)

Puisi "Rasa Baru" karya Intojo menghadirkan sebuah pandangan terhadap perubahan zaman dan alam, mengajak pembaca untuk merenungkan esensi hidup dan ..
Rasa Baru

    Zaman beredar!
    Alam bertukar!
Suasana terisi nyanyian hidup.
    Kita manusia
    Terkarunia
Badan, jiwa, bekal serba cukup.
    Marilah bersama
    Berdaya upaya
Mencerlangkan apa yang redup.
    Memperbaharui
    Segala laku,
Mengembangkan semua kuncup.
    Biar terbuka
    Segenap RASA
Rasa Baharu, dasar harmoni hidup.

Sumber: Pujangga Baru (April, 1937)

Analisis Puisi:

Puisi "Rasa Baru" karya Intojo menghadirkan sebuah pandangan terhadap perubahan zaman dan alam, mengajak pembaca untuk merenungkan esensi hidup dan bagaimana manusia dapat berperan dalam memperbaharui dan mengembangkan segala aspek kehidupan.

Zaman Beredar dan Alam Bertukar: Puisi dibuka dengan dua kalimat pendek yang menangkap perubahan dinamis dalam waktu dan alam. "Zaman beredar" mencerminkan perjalanan waktu yang terus berlanjut, sementara "alam bertukar" menunjukkan siklus alam yang terus-menerus berubah. Ini menciptakan kesan gerak dan dinamika dalam kehidupan.

Suasana Terisi Nyanyian Hidup: Pemilihan kata "suasana terisi nyanyian hidup" memberikan gambaran kebahagiaan dan kehidupan yang penuh semangat. Nyanyian hidup dapat diartikan sebagai ekspresi kegembiraan dan keseimbangan dalam hidup.

Kita Manusia, Terkarunia Badan, Jiwa, Bekal Serba Cukup: Puisi menyoroti anugerah yang diterima manusia dalam bentuk badan, jiwa, dan bekal yang cukup. Ini adalah ungkapan syukur atas karunia hidup yang diberikan kepada manusia, menciptakan suasana penuh rasa syukur.

Marilah Bersama, Berdaya Upaya: Dalam seruan untuk bersama-sama, terdapat ide kebersamaan dan kerjasama untuk mencapai tujuan. "Berdaya upaya" menegaskan pentingnya usaha bersama dalam mengatasi berbagai tantangan hidup.

Mencerlangkan Apa yang Redup: Bahasa metaforis digunakan untuk menyampaikan pesan tentang pencerahan atau pembaharuan. "Mencerlangkan apa yang redup" dapat diartikan sebagai tugas manusia untuk menghidupkan kembali hal-hal yang suram atau kurang cahaya dalam kehidupan.

Memperbaharui Segala Laku, Mengembangkan Semua Kuncup: Puisi ini mengajak untuk terus memperbaharui perilaku dan mengembangkan potensi yang dimiliki, seperti kuncup-kuncup yang sedang tumbuh. Ini mencerminkan semangat perbaikan diri dan pertumbuhan personal.

Biar Terbuka Segenap RASA: Pesan ini menggarisbawahi pentingnya terbuka terhadap berbagai pengalaman dan emosi. "Segenap RASA" mencakup seluruh spektrum perasaan, baik yang menyenangkan maupun menantang.

Rasa Baharu, Dasar Harmoni Hidup: Puncak dari puisi ini adalah pernyataan tentang "Rasa Baharu" sebagai dasar harmoni hidup. Ini menciptakan citra perubahan positif yang membawa kedamaian dan keselarasan dalam kehidupan manusia.

Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun sarat makna, puisi "Rasa Baru" menggambarkan semangat untuk terus berkembang dan berkontribusi positif dalam kehidupan. Puisi ini tidak hanya menyentuh tema perubahan, tetapi juga menawarkan pandangan optimis tentang kemampuan manusia untuk merespons dan membentuk masa depan dengan penuh semangat dan rasa syukur.

Puisi: Rasa Baru
Puisi: Rasa Baru
Karya: Intojo

Biodata Intojo:
  • Intojo (bernama lengkap Raden Intojo) lahir di Tulungagung, Jawa Timur, 27 Juli 1912
  • Intojo sering menggunakan nama samaran, di antaranya Heldas, Rhamedin, Ibnoe Sjihab, Hirahamra, Indera Bangsawan, dan Imam Soepardi.
  • Intojo juga dikenal sebagai "Bapak Soneta Sastra Jawa Modern".
  • Intojo meninggal dunia pada tahun 1965.
© Sepenuhnya. All rights reserved.