Puisi: Pulang (Karya Raudal Tanjung Banua)

Puisi "Pulang" karya Raudal Tanjung Banua mengungkapkan keinginan untuk kembali ke bentuk ekspresi budaya yang mendalam dan autentik.
Pulang

Aku ingin pulang
bukan ke kota lama
tapi ke pantun lama
di mana aku bebas berlagu-dendang
agar rindu-dendam tak berdarah.

Analisis Puisi:

Puisi "Pulang" karya Raudal Tanjung Banua adalah sebuah karya yang sederhana namun penuh makna. Dengan struktur yang minimalis dan bahasa yang lugas, puisi ini menggambarkan kerinduan dan pencarian identitas melalui konsep 'pulang'.

Tema dan Struktur

Puisi ini dibuka dengan:

"Aku ingin pulang / bukan ke kota lama / tapi ke pantun lama"

Pernyataan ini mengungkapkan keinginan mendalam penulis untuk kembali ke sesuatu yang lebih autentik dan berarti daripada tempat fisik. Ketika penulis menyatakan keinginannya untuk 'pulang,' ia tidak merujuk pada lokasi geografis atau kota lama yang mungkin telah dilupakan atau berubah, tetapi pada sesuatu yang lebih mendalam dan berakar, yaitu 'pantun lama.'

Makna dan Simbolisme

"di mana aku bebas berlagu-dendang / agar rindu-dendam tak berdarah."

Bagian ini menunjukkan keinginan untuk kembali ke bentuk ekspresi diri yang murni dan asli, yaitu melalui pantun, yang merupakan bentuk puisi tradisional. 'Pantun lama' di sini melambangkan sebuah ruang di mana penulis merasa bebas dan dapat mengekspresikan perasaan dengan cara yang tradisional dan penuh makna.

Pantun, sebagai bentuk sastra lisan tradisional, sering kali mencerminkan nilai-nilai dan kebijaksanaan budaya. Dengan merujuk pada 'pantun lama,' penulis menyiratkan sebuah nostalgia untuk masa lalu atau bentuk ekspresi budaya yang menghubungkan dirinya dengan warisan dan identitasnya.

Refleksi dan Emosi

Puisi ini menyampaikan rasa kerinduan yang mendalam untuk kembali ke bentuk ekspresi yang lebih murni dan autentik. Keinginan untuk 'pulang' bukan ke tempat fisik, tetapi ke bentuk seni atau ekspresi yang lebih tulus, menunjukkan bahwa penulis mencari cara untuk menyembuhkan atau mengatasi perasaan 'rindu-dendam' yang mungkin telah menyakitkan.

Dalam hal ini, 'rindu-dendam' yang 'tak berdarah' menunjukkan bahwa penulis ingin mengatasi atau menyelesaikan perasaan tersebut melalui cara yang lebih kreatif dan mendalam, tanpa menimbulkan lebih banyak kesedihan atau luka. Pantun sebagai bentuk ekspresi menjadi simbol dari penyembuhan dan kedamaian yang dicari.

Puisi "Pulang" karya Raudal Tanjung Banua mengungkapkan keinginan untuk kembali ke bentuk ekspresi budaya yang mendalam dan autentik. Dengan menggunakan pantun sebagai simbol dari sebuah ruang di mana penulis merasa bebas dan dapat mengekspresikan perasaan secara penuh, puisi ini menyampaikan rasa kerinduan dan pencarian identitas. Melalui bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini menggambarkan bagaimana kembali ke akar budaya dan bentuk ekspresi tradisional dapat menjadi cara untuk mengatasi dan menyembuhkan perasaan yang kompleks. Pembaca diajak untuk merenungkan nilai dan kekuatan dari bentuk-bentuk seni tradisional dalam menghadapi perasaan dan pengalaman pribadi.

"Puisi: Pulang"
Puisi: Pulang
Karya: Raudal Tanjung Banua
© Sepenuhnya. All rights reserved.