Puisi: Praha (Karya Adi Sidharta)

Puisi "Praha" karya Adi Sidharta menyajikan gambaran yang mendalam tentang keindahan, perjuangan, dan harapan yang terjalin dalam konteks sejarah ...
Praha

Dan salju berderai
dan Praha memutih
darahku gemetar pujaan kepada kerja.

Dan bertemu aku dalam pelukanmu mesra
tangan dan hati persaudaraan dari
manusia bunga dan baja Ceskoslovensko
yang ikut tamatkan hitam Nazisme
dan kini maju ke caya pagi Sosialisme.

Jauh dari kabut pantai nyiur melati
di mana manusia masih tersiksa
dan berkelahi untuk bebas dan bahagia
mengalun seruan bisikkan pesanan:
mari, Praha, luaskan dunia tari dan nyanyi.

Dan engkau, Praha, tersenyum ngerti
dari pabrik-pabrik berdaya raksasa
berdegup semangat pekerja baru
didendam melodi Vltava Smetana:
esok, kawan, tari nyanyi cium pantai nyiur melati.

Putih-putih titik salju berderai
merah-merah deras darah dalam dadaku --
Praha! alangkah nikmat api internas'nalisme!

Sumber: Rangsang Detik (1957)

Analisis Puisi:

Puisi "Praha" karya Adi Sidharta menyajikan gambaran yang mendalam tentang keindahan, perjuangan, dan harapan yang terjalin dalam konteks sejarah dan politik. Melalui simbolisme salju, persaudaraan, dan seruan untuk kebebasan, puisi ini menjadi refleksi tentang pergerakan sosial dan perjuangan melawan penindasan.

Simbol Salju dan Kemanusiaan

Pembukaan puisi dengan "Dan salju berderai / dan Praha memutih" menciptakan gambaran indah dan damai. Salju di sini bisa dilihat sebagai simbol kemurnian dan harapan, tetapi juga menunjukkan kondisi dingin yang dihadapi manusia. Ungkapan "darahku gemetar pujaan kepada kerja" mengisyaratkan semangat dan cinta kepada kerja keras sebagai upaya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Persaudaraan dan Kerja Sama

Sidharta melanjutkan dengan menyoroti "pelukanmu mesra / tangan dan hati persaudaraan." Dalam konteks ini, Praha bukan hanya sebuah kota, tetapi juga lambang persatuan antara manusia yang berjuang melawan penindasan, termasuk perjuangan melawan Nazisme. Penyair menekankan pentingnya kerja sama dan solidaritas antar manusia, serta bagaimana semua elemen—bunga dan baja—dapat bersatu untuk menciptakan perubahan.

Perjuangan untuk Kebebasan

Frasa "Jauh dari kabut pantai nyiur melati / di mana manusia masih tersiksa" menunjukkan kontras antara keadaan Praha yang telah bebas dan tempat lain di mana penindasan masih berlangsung. Ini menjadi panggilan untuk semua orang untuk bersatu dan berjuang demi kebebasan dan kebahagiaan. Seruan "mari, Praha, luaskan dunia tari dan nyanyi" menggambarkan harapan akan kebebasan ekspresi dan kebahagiaan yang dapat dicapai melalui perjuangan kolektif.

Semangat Pekerja Baru

Sidharta melanjutkan dengan menggambarkan pabrik-pabrik dan semangat pekerja baru yang berdegup semangat. Dalam bait ini, terdapat referensi kepada industri dan kekuatan ekonomi sebagai simbol kemajuan yang dapat dicapai melalui kerja keras. Melodi Vltava Smetana, yang disebutkan dalam puisi, memberikan nuansa musikal dan budaya, menegaskan bahwa seni dan budaya juga merupakan bagian penting dari perjuangan untuk kebebasan.

Konflik antara Kecantikan dan Kekuatan

Di bait penutup, penyair menegaskan ketegangan antara "Putih-putih titik salju berderai" dan "merah-merah deras darah dalam dadaku." Ini menciptakan kontras antara keindahan yang tenang dan realitas pahit dari perjuangan yang dihadapi oleh manusia. Namun, ungkapan terakhir "alangkah nikmat api internas'nalisme!" menjadi penegasan bahwa meskipun ada penderitaan, semangat persatuan dan internasionalisme adalah sumber kekuatan dan harapan.

Menggugah Kesadaran Global

Puisi "Praha" karya Adi Sidharta tidak hanya merayakan keindahan kota Praha, tetapi juga mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya persatuan, kerja keras, dan perjuangan melawan penindasan. Melalui simbolisme yang kuat dan lirik yang mendalam, puisi ini menggugah kesadaran akan kondisi manusia yang berbeda di seluruh dunia dan mengajak kita untuk berjuang demi kebebasan dan keadilan.

Karya ini adalah pengingat bahwa perjuangan untuk kebebasan tidak mengenal batas geografis. Sidharta mengajak kita untuk merayakan persaudaraan dan solidaritas antar manusia, karena hanya dengan bersatu kita dapat mencapai dunia yang lebih baik, penuh dengan seni, budaya, dan kebahagiaan.

Adi Sidharta
Puisi: Praha
Karya: Adi Sidharta

Biodata Adi Sidharta:
  • Adi Sidharta (biasa disingkat A.S. Dharta) lahir pada tanggal 7 Maret 1924 di Cibeber, Cianjur, Jawa Barat.
  • Adi Sidharta meninggal dunia pada tanggal 7 Februari 2007 (pada usia 82 tahun) di Cibeber, Cianjur, Jawa Barat.
  • Adi Sidharta memiliki banyak nama pena, antara lain Kelana Asmara, Klara Akustia, Yogaswara, Barmaraputra, Rodji, dan masih banyak lagi.
© Sepenuhnya. All rights reserved.