Puisi: Piknik (Karya Isma Sawitri)

Puisi "Piknik" karya Isma Sawitri menggambarkan perpaduan antara perjalanan keluarga yang santai dan penghormatan terhadap situs sejarah yang kaya ...
Piknik

Di kaki Prambanan
keluarga Indonesia sedang piknik
remaja dan remaja sedang hilir mudik
anak anak berhamburan
memanjat tangga candi
menyelidik kian kemari
              (batu berlumut berjamuran
              batu baru disusun tak gampang)

Di sini sepuluh abad silam
kepada Jawa wangsa Shailendra mewariskan
Ramayana, Loro Jonggrang, Ganesha
kongkrit, dingin, perkasa

Di gersang tanah sosok sejarah
sejak lama terserak terpecah
di hadapan Nandi yang terpekur indah
segumpal kekaguman nyaris terbelah

Batu berlumut berjamuran
rembang senjakala si molek datang
bertingkah selincah kupu-kupu
bersepatu kets buatan Jepang
membidik kamera juga buatan Jepang

Klik di sana
klik di sini
klik, klik, klik

Sesudah itu Shiwa Dewa
Ganesha yang sendiri tak ditolehnya lagi
seringan kijang ia melompat
manja terbuang ke masa kini

Sumber: Horison (Juni, 1983)

Analisis Puisi:

Puisi "Piknik" karya Isma Sawitri menggambarkan perpaduan antara perjalanan keluarga yang santai dan penghormatan terhadap situs sejarah yang kaya warisan budaya.

Perjalanan Budaya di Kaki Prambanan: Dalam puisi ini, penyair menyoroti kegiatan piknik di kaki Candi Prambanan yang menampilkan pemandangan keluarga Indonesia dalam suasana santai. Remaja dan anak-anak terlihat bebas mengeksplorasi reruntuhan candi, mengajak pembaca untuk melihat suasana bersemangat yang dimiliki tempat bersejarah itu. Penyair menggambarkan kegiatan pengamatan dan eksplorasi yang penuh semangat, di mana anak-anak naik tangga candi, menemukan keunikan, dan mengeksplorasi situs tersebut.

Kontras Antara Masa Lalu dan Masa Kini: Puisi menggambarkan kontras yang kuat antara masa lalu, dengan pewarisan sejarah, kebudayaan, dan agama dari zaman Shailendra yang diwakili oleh Ramayana, Loro Jonggrang, dan Ganesha, dengan keberadaan dan tindakan orang-orang modern yang hanya sebentar "mengunjungi" dan kemudian "mengabadikan" momen melalui teknologi kamera yang canggih.

Persinggungan Antara Kehidupan Modern dan Situs Bersejarah: Melalui gambaran para pengunjung candi yang membawa teknologi modern seperti sepatu kets dan kamera buatan Jepang, puisi menciptakan persinggungan antara masa lalu dan masa kini, antara kehidupan modern yang terkini dan tempat bersejarah yang berusia ratusan tahun.

Pesan Tersembunyi: Puisi ini menggambarkan perubahan dramatis dari masa lalu ke masa kini dengan cara yang menyiratkan sedikit ironi dan kehilangan. Ada kesan bahwa dewa dan figur sejarah tidak lagi menjadi fokus utama atau diperlakukan dengan penghormatan yang sama seperti di masa lalu.

Puisi "Piknik" karya Isma Sawitri menggambarkan kegiatan piknik dan kunjungan ke situs bersejarah yang penuh warna, sementara juga menyoroti kontras dan perbedaan antara masa lalu dan masa kini. Puisi ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana tempat-tempat bersejarah diperlakukan dan dihormati di tengah kehadiran teknologi modern dan perubahan budaya.

Isma Sawitri
Puisi: Piknik
Karya: Isma Sawitri

Biodata Isma Sawitri:
  • Isma Sawitri lahir pada tanggal 21 November 1940 di Langsa, Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.