Puisi: Perasaan Seni (Karya J. E. Tatengkeng)

Puisi "Perasaan Seni" karya J. E. Tatengkeng menggunakan bahasa dan gambaran alam untuk menciptakan lukisan kata-kata yang memperkuat ....
Perasaan Seni

Bagaikan banjir gulung-gemulung,
Bagaikan topan seruh-menderuh,
    Demikian Rasa
    Datang semasa,
Mengalir, menimbun, mendesak, mengepung,
Memenuhi sukma, menawan tubuh.

Serasa manis sejuknya embun,
Selagu merdu dersiknya angin,
    Demikian Rasa
    Datang sesama,
Membisik, mengajak, aku berpantun,
Mendayung jiwa ke tempat dingin.

Jika Kau datang sekuat raksasa,
Atau Kau menjelma secantik juita,
    Kusedia hati
    Akan berbakti,
Dalam tubuh Kau berkuasa,
Dalam dada Kau bertakhta!

Analisis Puisi:

Puisi "Perasaan Seni" karya J. E. Tatengkeng adalah karya sastra yang menggambarkan ekspresi perasaan seni dan inspirasi.

Ekspresi Perasaan: Puisi ini menggambarkan perasaan penyair yang mengalami inspirasi seni secara mendalam. Penyair menggunakan berbagai perbandingan dan perumpamaan (simile) untuk menggambarkan intensitas perasaannya. Bahasa yang digunakan menciptakan kesan bahwa perasaan ini seperti fenomena alam yang kuat dan tak terkendali.

Perbandingan dengan Alam: Penyair menghubungkan perasaan seni dengan fenomena alam seperti banjir, topan, embun, dan angin. Ini menciptakan gambaran visual yang kuat dan memperkuat kesan keindahan dan kekuatan perasaan seni.

Struktur dan Ritme: Puisi ini memiliki struktur yang teratur dengan 3 bait yang memiliki jumlah baris yang sama yaitu 6 baris (sektet). Ritme puisi ini juga berperan dalam menggambarkan perasaan seni yang mengalir dengan lancar dan teratur, seperti air yang mengalir.

Perasaan Manis dan Sejuk: Penyair menggambarkan perasaan seni sebagai sesuatu yang manis dan sejuk seperti embun dan angin yang menyegarkan. Ini menciptakan kontras dengan deskripsi awal yang kuat seperti banjir dan topan, menunjukkan perubahan suasana dari intensitas ke kedamaian.

Hubungan dengan Seni: Puisi ini menggambarkan pentingnya perasaan seni dalam kehidupan penyair. Seni dianggap sebagai sumber inspirasi yang mendalam dan kuat, yang memengaruhi penyair hingga ke dalam pikirannya, jiwa, dan tubuh.

Bakti pada Seni: Penyair menyatakan kesiapannya untuk bersedia tunduk pada perasaan seni, tidak peduli seberapa besar atau indahnya itu. Ini mencerminkan dedikasi dan ketaatan penyair terhadap seni dan inspirasi.

Secara keseluruhan, puisi "Perasaan Seni" adalah sebuah ungkapan perasaan mendalam tentang kekuatan inspirasi seni. Penyair menggunakan bahasa dan gambaran alam untuk menciptakan lukisan kata-kata yang memperkuat makna perasaan seni yang mendalam dan keindahan yang melekat padanya.

Puisi J. E. Tatengkeng
Puisi: Perasaan Seni
Karya: J. E. Tatengkeng

Biodata J. E. Tatengkeng:
  • J. E. Tatengkeng (Jan Engelbert Tatengkeng) adalah salah satu penyair Angkatan Pujangga Baru. Nama panggilan sehari-harinya adalah Om Jan.
  • J. E. Tatengkeng lahir di Kolongan, Sangihe, Sulawesi Utara, 19 Oktober 1907.
  • J. E. Tatengkeng meninggal dunia di Makassar, 6 Maret 1968 (pada umur 60 tahun).
© Sepenuhnya. All rights reserved.