Puisi: Penghiburan (Karya J. E. Tatengkeng)

Puisi "Penghiburan" karya J. E. Tatengkeng mengajak pembaca untuk merenungkan pencarian mereka sendiri akan penghiburan dan makna dalam hidup.
Penghiburan

Siapa gerangan telah menambah,
Kata ini di basa kita?
Kutangis padanya, kusujud sembah,
Tuangkan dia di hati beta.

        Hai, penghiburan,
        di mana tempatmu?

Sekiranya sungguh engkau ada,
Singgalah sewaktu! Rasakan duka,
Yang kuderita, kupiara dalam dada,
Ah...... ke sini engkau tak suka?

Analisis Puisi:

Puisi "Penghiburan" karya J. E. Tatengkeng adalah sebuah karya yang menggambarkan pencarian mendalam akan penghiburan dan pemahaman dalam masa-masa kesedihan. Dengan gaya bahasa yang emosional dan simbolis, puisi ini mengungkapkan perasaan duka dan harapan akan kehadiran penghiburan di tengah penderitaan.

Struktur dan Makna Puisi

  • Pencarian Penghiburan: Puisi ini dimulai dengan ungkapan kebingungan dan keputusasaan penulis yang bertanya-tanya siapa yang dapat menambah atau memberikan makna pada kata-kata penghiburan. Ungkapan ini menunjukkan bahwa penulis merasa kehilangan dan merindukan sesuatu yang dapat meringankan kesedihan hati.
  • Pernyataan Kesedihan dan Harapan: Penulis kemudian menyatakan keinginannya untuk mendapatkan penghiburan dengan penuh kerendahan hati, melalui tangisan dan sujud. Ini menunjukkan kedalaman rasa sakit dan kebutuhan akan sesuatu yang lebih dari sekadar kata-kata, tetapi sesuatu yang bisa dirasakan dan diterima di hati.
  • Panggilan untuk Penghiburan: Pada bagian tengah puisi, penulis secara langsung bertanya kepada "penghiburan" mengenai keberadaannya. Penggunaan frasa "Singgalah sewaktu!" menunjukkan keinginan mendalam untuk penghiburan tersebut hadir dalam waktu yang tepat, agar dapat merasakan dan memahami penderitaan penulis. Ini adalah bentuk panggilan emosional yang kuat, meminta penghiburan untuk tidak hanya hadir dalam bentuk abstrak, tetapi juga dalam realitas yang dapat dirasakan.
  • Kekecewaan dan Keterasingan: Di bagian akhir puisi, penulis mengungkapkan rasa kecewa dan keterasingan, karena merasa bahwa penghiburan yang dicari tidak kunjung datang atau tidak mau merasakan penderitaan penulis. Ini menyoroti rasa sakit yang mendalam dan perasaan seolah-olah penghiburan tidak peduli atau tidak mampu menjangkau penderitaan yang dirasakan.

Tematik

  • Pencarian Makna dan Penghiburan: Tema utama puisi ini adalah pencarian makna dan penghiburan dalam masa-masa kesedihan. Penulis berusaha menemukan sesuatu yang dapat meringankan beban emosional yang dirasakannya, dan ini menjadi tema sentral dalam puisi.
  • Emosi dan Kerinduan: Puisi ini penuh dengan emosi yang kuat, termasuk kesedihan, kerinduan, dan kekecewaan. Penulis mengekspresikan rasa sakit hati dan keinginan mendalam untuk mendapatkan penghiburan, yang mencerminkan pengalaman manusiawi yang universal.
  • Panggilan Spiritual: Penggunaan kata-kata seperti "sujud sembah" dan "tuangkan dia di hati beta" menunjukkan dimensi spiritual dari pencarian penghiburan. Penulis tidak hanya mencari penghiburan dalam pengertian emosional tetapi juga dalam konteks spiritual yang lebih dalam.
Puisi "Penghiburan" karya J. E. Tatengkeng adalah sebuah karya yang mendalam dan emosional, menggambarkan perjalanan batin seorang individu dalam mencari penghiburan di tengah penderitaan. Dengan gaya bahasa yang reflektif dan simbolis, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan pencarian mereka sendiri akan penghiburan dan makna dalam hidup. Melalui ungkapan perasaan duka dan harapan yang kuat, puisi ini menunjukkan betapa pentingnya penghiburan dalam menghadapi tantangan dan kesedihan.

Puisi J. E. Tatengkeng
Puisi: Penghiburan
Karya: J. E. Tatengkeng

Biodata J. E. Tatengkeng:
  • J. E. Tatengkeng (Jan Engelbert Tatengkeng) adalah salah satu penyair Angkatan Pujangga Baru. Nama panggilan sehari-harinya adalah Om Jan.
  • J. E. Tatengkeng lahir di Kolongan, Sangihe, Sulawesi Utara, 19 Oktober 1907.
  • J. E. Tatengkeng meninggal dunia di Makassar, 6 Maret 1968 (pada umur 60 tahun).

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.