Puisi: Pejoang (Karya Adi Sidharta)

Puisi Pejoang karya Adi Sidharta menggambarkan sosok pejoang (pejuang) yang berani dan teguh dalam menghadapi tantangan di dunia yang sering kali ...
Pejoang

Kau tegak
bikin malu beringin seribu akar.

Sekali kausadar di udara segar
dunia tidak busuk semua
mengapa mesti memilih
apalagi ragu bimbang
soal damai atau perang.

Sekali, pejoang, kaucinta
di senyum gadis di kuncup bunga
juga indah bela rakyat
bela manusia dan dunia
dalam kata dan isi cinta.

Sekali, pejoang, kaucinta
manusia dan dunia dalam derita
engkau gemetar di rangsang daya
sini kami mulai, Pertiwi
anakmu menuntut bebas Sejati.

Dan kau tegak
bikin malu penipu terbuka kedok.

Sumber: Rangsang Detik (1957)

Analisis Puisi:

Puisi Pejoang karya Adi Sidharta merupakan sebuah karya yang kuat dan emosional, mengeksplorasi tema perjuangan, cinta, dan keadilan sosial. Melalui lirik yang puitis, Sidharta menggambarkan sosok pejoang (pejuang) yang berani dan teguh dalam menghadapi tantangan di dunia yang sering kali penuh dengan kebohongan dan penipuan.

Tegaknya Sosok Pejoang

Pembukaan puisi langsung memberikan gambaran tentang sosok pejoang yang "tegak," yang tidak hanya berdiri dengan gagah tetapi juga membawa beban tanggung jawab. Penyebutan "beringin seribu akar" memberikan nuansa bahwa pejoang ini memiliki kekuatan yang dalam dan bertahan meskipun ada tantangan dari berbagai arah. Keberadaannya memberikan inspirasi dan menantang penipuan yang ada di sekitarnya.

Kesadaran dan Pilihan

Sidharta mengajak pembaca untuk merenungkan kesadaran akan dunia yang tidak sepenuhnya busuk. Dengan mengajukan pertanyaan retoris mengenai pilihan antara damai atau perang, puisi ini menunjukkan pentingnya refleksi dan keputusan yang harus diambil oleh pejoang. Dalam konteks ini, damai bukan hanya pilihan, tetapi juga sebuah tanggung jawab untuk menciptakan keadilan bagi semua.

Cinta dalam Perjuangan

Tema cinta sangat mendominasi puisi ini. Sidharta mengekspresikan cinta pejoang yang bukan hanya kepada kekasih, tetapi juga kepada rakyat, manusia, dan dunia. Cinta ini digambarkan dalam berbagai bentuk, dari senyum gadis hingga kuncup bunga, yang mencerminkan keindahan dan harapan. Cinta menjadi sumber kekuatan bagi pejoang, yang menjadikannya berkomitmen untuk membela rakyat dan dunia.

Cinta dan Derita

Puisi ini juga mengingatkan kita bahwa cinta tidak selalu indah; sering kali diiringi oleh derita. Pejoang merasakan "derita" manusia dan dunia yang mengalami ketidakadilan dan penindasan. Ini menunjukkan bahwa pejoang tidak hanya berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk mengangkat beban penderitaan orang lain. Dengan pernyataan “anakmu menuntut bebas Sejati,” Sidharta menggambarkan harapan akan kebebasan dan keadilan yang sejati, serta tanggung jawab pejoang untuk mewujudkannya.

Penutupan yang Mendorong

Di akhir puisi, penegasan bahwa sosok pejoang "bikin malu penipu terbuka kedok" memberikan dorongan kuat untuk bertindak. Ini menciptakan kontras antara kejujuran dan penipuan, serta menegaskan bahwa keberanian dan integritas pejoang dapat mengungkap kebohongan dan ketidakadilan yang ada di dunia. Pesan ini mengajak pembaca untuk merenungkan posisi mereka dalam masyarakat dan untuk tidak takut berdiri di pihak kebenaran.

Puisi Pejoang karya Adi Sidharta merupakan sebuah karya yang menggugah semangat perjuangan dan cinta. Melalui lirik yang penuh makna, Sidharta menunjukkan bahwa cinta kepada manusia dan dunia merupakan bagian integral dari perjuangan. Dengan keberanian dan kesadaran, pejoang berjuang untuk keadilan dan kebebasan, sambil mengingatkan kita akan tanggung jawab kita sebagai bagian dari komunitas yang lebih besar. Puisi ini bukan hanya sekadar karya sastra, tetapi juga seruan untuk bertindak demi kebaikan bersama dan menciptakan dunia yang lebih baik.

Adi Sidharta
Puisi: Pejoang
Karya: Adi Sidharta

Biodata Adi Sidharta:
  • Adi Sidharta (biasa disingkat A.S. Dharta) lahir pada tanggal 7 Maret 1924 di Cibeber, Cianjur, Jawa Barat.
  • Adi Sidharta meninggal dunia pada tanggal 7 Februari 2007 (pada usia 82 tahun) di Cibeber, Cianjur, Jawa Barat.
  • Adi Sidharta memiliki banyak nama pena, antara lain Kelana Asmara, Klara Akustia, Yogaswara, Barmaraputra, Rodji, dan masih banyak lagi.
© Sepenuhnya. All rights reserved.