Puisi: Oktober 1917 (Karya HR. Bandaharo)

Puisi "Oktober 1917" karya HR. Bandaharo merayakan peristiwa penting dalam sejarah Rusia, yaitu Revolusi Oktober yang membawa Lenin dan Bolshevik ...
Oktober 1917

Bersama dengan dentuman meriam
    dari kapal perang Aurora
        nama Lenin ditembakkan ke angkasa;

dan seperti bom api
    pecah menjadi
        berjuta-juta Lenin
            menaburi permukaan bumi,

Setiap pecahan api perlawanan
    membakar dan menghangati
        kota dan desa
            kepala dan hati.

Itu pada Oktober 1917
      Hari ini 45 tahun kemudian

-- hanya 45 tahun, kawan-kawan,
        seumur manusia sedang matangnya --
            sputnik-sputnik berganti-ganti
                mengitari bumi;

pikiran-pikiran Lenin
      menguasai perpikiran manusia
        kawan dan lawan.

Di Uni Soviet Komunisme dibangun.
    Daerah Sosialis terbentang
        dari Sungai Amur sampai Sungai Merah
            Tirana, Berlin, Ulanbator;
                Kuba di Laut Karibia;

dan di bagian-bagian bumi selebihnya
    semua jalan
        menuju Sosialisme.

24 malam 25 Oktober
    di tahun 1917 itu
        senjata dikeluarkan.

Resimen Grenadir garnisun Petrograd
    Garda Merah
        mereka buruh dan tani bersenjata.

Sumber: Sosialisme Hari Ini dan Hari Esok Bangsa-Bangsa (1963)

Analisis Puisi:

Puisi "Oktober 1917" karya HR. Bandaharo merayakan peristiwa penting dalam sejarah Rusia, yaitu Revolusi Oktober yang membawa Lenin dan Bolshevik ke kekuasaan.

Pemilihan Kata dan Imaji: Puisi ini memilih kata-kata yang kuat dan gambaran yang dramatis untuk menggambarkan momen penting dalam sejarah tersebut. Penggunaan metafora, seperti "dentuman meriam dari kapal perang Aurora" dan "pecah menjadi berjuta-juta Lenin", memberikan dimensi epik pada peristiwa tersebut, sementara penggunaan kata-kata seperti "api perlawanan" dan "membakar dan menghangati" memperkuat kesan intensitas dan semangat revolusi.

Konteks Sejarah: Puisi ini menempatkan peristiwa Revolusi Oktober dalam konteks sejarah yang lebih luas. Penyebutan tentang "45 tahun kemudian" menunjukkan bahwa puisi ini ditulis pada tahun 1962, yang pada saat itu Uni Soviet telah berdiri selama 45 tahun sejak Revolusi Oktober. Hal ini menggambarkan kebanggaan atas pencapaian-pencapaian Uni Soviet dalam pembangunan sosialisme.

Sentimen Revolusioner: Puisi ini dipenuhi dengan sentimen revolusioner dan semangat sosialis. Penggambaran tentang senjata yang dikeluarkan, garda merah yang bersenjata, dan pembentukan Uni Soviet dan daerah-daerah sosialis menunjukkan pengagungan terhadap revolusi proletariat dan cita-cita komunis.

Penghormatan terhadap Lenin dan Bolshevik: Puisi ini menghormati Lenin dan Bolshevik sebagai tokoh-tokoh sentral dalam Revolusi Oktober. Mereka digambarkan sebagai pendorong perubahan yang membawa kejayaan sosialis di Uni Soviet dan di seluruh dunia. Penggunaan nama Lenin dan referensi terhadap pikirannya yang "menguasai perpikiran manusia" menunjukkan pengaruh yang besar yang mereka miliki.

Peringatan akan Revolusi: Puisi ini juga berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya Revolusi Oktober dan pencapaian-pencapaiannya. Dengan menekankan betapa peristiwa tersebut masih relevan setelah 45 tahun berlalu, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip revolusi yang masih relevan dalam konteks masa kini.

Puisi "Oktober 1917" karya HR. Bandaharo adalah sebuah puisi yang merayakan dan menghormati Revolusi Oktober serta tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Dengan bahasa yang kuat dan gambaran yang dramatis, puisi ini membangkitkan semangat revolusioner dan mengingatkan pembaca akan pentingnya perubahan sosial dan politik yang dibawa oleh revolusi tersebut.

HR. Bandaharo
Puisi: Oktober 1917
Karya: HR. Bandaharo

Biodata HR. Bandaharo:
  • HR. Bandaharo (nama lengkapnya Bandaharo Harahap) lahir di Medan pada tanggal 1 Mei 1917.
  • HR. Bandaharo meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 1 April 1993.
  • HR. Bandaharo adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.