Puisi: Ode (Karya Toto Sudarto Bachtiar)

Puisi "Ode" karya Toto Sudarto Bachtiar mengeksplorasi tema-tema universal tentang kemerdekaan, kehidupan, dan kematian. Dengan keindahan dan ...
Ode (1)

katanya, kalau sekarang aku harus berangkat
kuberi pacarku peluk penghabisan yang berat
aku besok bisa mati, kemudian diam-diam
aku mengendap di balik sendat kemerdekaan dan malam

malam begini beku, dimanakah tempat terindah
buat hatiku yang terulur padamu megap dan megah
O, tanah
tanahku yang baru terjaga

malam begini sepi dimanakah tempat yang terbaik
buat peluru pistol di balik baju cabik
O, tanah di mana mesra terpendam rindu
kemerdekaan yang mengembara kemana saja

ingin aku menyanyi kecil, tahu betapa tersandarnya
engkau pada pilar derita, megah napasku di gang tua
menuju kubu musuh di kota sana
aku tak sempat hitung langkahku bagi jarak

mungkin pacarku kan berpaling
dari wajahku yang terpaku pada dinding
tapi jam tua, betapa pelan detiknya kudengar juga
di tengah malam yang begini beku

teringat betapa pernyataan sangat tebalnya
coretan-coretan merah pada tembok tua
betapa lemahnya jari untuk memetik bedil
membesarkan hatimu yang baru terjaga

Kalau serang aku harus pergi, aku hanya tahu
kawan-kawanku akan terus maju
tak berpaling dari kenangan pada dinding
O, tanah dimana tempat yang terbaik buat hati dan hidupku

Ode (2)
kenangan buat matinya seorang pejuang

dengar, hari ini ialah hari hati yang memanggil
dan derap langkah yang berat maju ke satu tempat
dengar, hari ini ialah hari hati yang memanggil
dan kegairahan hidup yang harus jadi dekat

berhenti menangis, air mata kali ini hanya buat si tua renta
atau menangis sedikit saja
buat sumpah yang tergores pada dinding-dinding
yang sudah jadi kuning dan jiwa-jiwa yang sudah mati

atau buat apa saja yang dicintai dan gagal
atau buat apa saja
yang sampai kepadamu waktu kau tak merenung
dan menampak jalan yang masih panjang

dengar, hari ini ialah hari hatiku yang memanggil
mata-mata yang berat mengandung suasana
membersit tanya pada omong-omong orang lalu
mengenangkan segenap janji yang dengan diri kita menyatu

dengarlah, o, tanah di mana segala cinta merekamkan dirinya
tempat terbaik buat dia
ialah hatimu yang kian merah memagutnya
kalah dia terbaring di makam senyap pangkuanmu

Oktober, 1956

Sumber: Etsa (1958)

Analisis Puisi:

Puisi "Ode" karya Toto Sudarto Bachtiar adalah sebuah pengamatan yang dalam tentang perasaan, kehidupan, dan kemerdekaan, yang dinyatakan melalui bahasa yang kuat dan gambaran yang mendalam.

Eksplorasi Emosi dan Perjuangan: Puisi ini mencerminkan perasaan yang kompleks dan perjuangan batin seseorang dalam menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian dan kegelapan. Penyair menggambarkan konflik emosional yang dalam, perasaan rindu, kegairahan, dan keputusasaan melalui penggunaan kata-kata yang kuat dan gambaran yang kaya.

Penggambaran Kemerdekaan: Puisi ini merayakan tema kemerdekaan dalam berbagai bentuknya. Baik itu kemerdekaan fisik, emosional, atau spiritual, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti dan nilai dari kebebasan itu sendiri. Ada rasa ingin tahu yang kuat tentang apa yang terjadi setelah kebebasan diperoleh, serta kesadaran akan tanggung jawab yang melekat pada kebebasan itu sendiri.

Gaya Bahasa yang Kuat dan Introspektif: Toto Sudarto Bachtiar menggunakan bahasa yang kuat dan introspektif untuk menyampaikan pesan puisinya. Dia menggambarkan gambaran-gambaran yang kuat dan puitis, mengundang pembaca untuk menyelami kedalaman emosi dan pemikiran yang terkandung dalam setiap barisnya.

Pesan tentang Kehidupan dan Kematian: Puisi ini juga menghadirkan refleksi tentang kehidupan dan kematian, serta bagaimana keduanya saling berhubungan dalam perjalanan manusia. Ada penghargaan yang dalam terhadap perjuangan hidup, kesetiaan pada janji, dan kenangan-kenangan yang diukir dalam dinding waktu.

Puisi "Ode" karya Toto Sudarto Bachtiar adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan kedalaman emosi dan pemikiran. Melalui bahasa yang kuat dan gambaran yang mendalam, puisi ini mengeksplorasi tema-tema universal tentang kemerdekaan, kehidupan, dan kematian. Dengan keindahan dan kekuatan kata-katanya, puisi ini mengundang pembaca untuk merenung dan menggali makna yang lebih dalam tentang eksistensi manusia.

Puisi: Ode
Puisi: Ode
Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Biodata Toto Sudarto Bachtiar:
  • Toto Sudarto Bachtiar lahir pada tanggal 12 Oktober 1929 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat.
  • Toto Sudarto Bachtiar meninggal dunia pada tanggal 9 Oktober 2007 (pada usia 77 tahun).
  • Toto Sudarto Bachtiar adalah salah satu Penyair Indonesia Angkatan 1950-1960-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.