Puisi: Nokturno (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Nokturno" menghadirkan suasana malam yang romantis dan melibatkan pembaca dalam perasaan penyair yang penuh dengan harapan dan ketidakpastian.
Nokturno

Kubiarkan cahaya bintang memilikimu
kubiarkan angin yang pucat
dan tak habis-habisnya gelisah
tiba-tiba menjelma isyarat merebutmu
entah kapankah bisa kutangkap...

Sumber: Akuarium (1974)

Analisis Puisi:

Puisi "Nokturno" karya Sapardi Djoko Damono adalah karya yang singkat namun sarat dengan makna dan nuansa yang dalam.

Nokturno sebagai Tema: "Nokturno" merujuk pada komposisi musik yang sering kali dikaitkan dengan malam, cahaya bulan, dan suasana romantis. Dalam puisi ini, nokturno digunakan sebagai latar belakang atau atmosfer untuk mengekspresikan perasaan sang penyair.

Romantisme dan Keindahan Alam: Cahaya bintang, angin yang pucat, dan gelisah yang tak habis-habisnya digambarkan sebagai elemen-elemen yang mendalam dan indah. Penyair menggunakan keindahan alam untuk menciptakan gambaran yang kuat dan menggugah imajinasi pembaca.

Gelisah dan Isyarat: Adanya gelisah dalam puisi menciptakan nuansa misterius dan melibatkan pembaca dalam keadaan emosional yang kompleks. Isyarat yang tiba-tiba muncul menimbulkan ketidakpastian, menggambarkan keberlanjutan perjalanan hidup yang penuh dengan kejutan.

Pengorbanan dan Penantian: Pernyataan "kubiarkan cahaya bintang memilikimu" mungkin mencerminkan pengorbanan sang penyair yang bersedia memberikan keindahan dan cahaya pada objek yang diinginkannya. Namun, penantian untuk bisa "menggapai" atau "mengangkap" isyarat tersebut menunjukkan kehendak yang mungkin belum terwujud.

Keterbatasan dan Harapan: Penyair mengungkapkan ketidakpastian dengan mengatakan "entah kapankah bisa kutangkap," menyoroti keterbatasan manusia dalam merencanakan atau mengendalikan takdir. Meskipun demikian, harapan untuk bisa meraih atau memahami isyarat tetap ada, menciptakan dimensi optimisme di tengah kegelapan.

Gaya Bahasa Khas Sapardi Djoko Damono: Sapardi Djoko Damono dikenal dengan gaya bahasanya yang sederhana namun memikat. Dia mampu menyampaikan makna yang mendalam dengan penggunaan kata-kata yang efektif dan terukur.

Puisi "Nokturno" adalah karya yang menggabungkan keindahan alam dengan kompleksitas emosional dan refleksi tentang kehidupan. Melalui kata-kata yang dipilihnya dengan hati-hati, Sapardi Djoko Damono berhasil menghadirkan suasana malam yang romantis dan melibatkan pembaca dalam perasaan penyair yang penuh dengan harapan dan ketidakpastian.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Nokturno
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.