Puisi: Mimpi (Karya Toto ST Radik)

Puisi "Mimpi" karya Toto ST Radik mengungkapkan ketidakpuasan terhadap perilaku dan norma sosial yang dianggap tidak rasional atau kemunafikan ...
Mimpi

Semalam aku mimpi
di Ciceri ramai sekali
orang-orang jual beli kursi
seraya menjilati pantat sendiri.

Serang, 2002

Sumber: Pangeran [Lelaki yang Tak Menginginkan Sorga] (2004)

Analisis Puisi:

Puisi "Mimpi" oleh Toto ST Radik merupakan karya yang menyajikan gambaran nyata dan ironis mengenai situasi sosial dan budaya. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun tajam, Toto menghadirkan sebuah kritikan sosial melalui simbolisme dan absurditas mimpi.

Tema dan Makna

Tema utama dalam puisi ini adalah kritik terhadap perilaku sosial dan budaya yang dianggap tidak wajar atau absurd. Puisi ini mengungkapkan perasaan penulis tentang keadaan masyarakat yang tampaknya penuh dengan keanehan dan kemunafikan. Melalui gambaran mimpi yang tidak biasa, Toto menciptakan sebuah cermin yang memperlihatkan kekacauan dan ketidakberesan dalam masyarakat.

Simbolisme dan Ironi

  • Ciceri: Meskipun Ciceri bukanlah tempat yang dikenal luas, dalam konteks puisi ini, ia berfungsi sebagai simbol untuk lingkungan sosial yang tampaknya tidak teratur dan penuh dengan keanehan. Nama ini bisa jadi merupakan representasi dari realitas sosial atau budaya yang spesifik.
  • Orang-orang jual beli kursi: Aktivitas jual beli kursi di sini menjadi simbol untuk perdagangan yang tampaknya tidak memiliki makna atau tujuan yang jelas. Kursi seringkali dianggap sebagai barang fungsional yang sederhana, namun dalam puisi ini, penggunaannya dalam konteks perdagangan menjadi absurd dan tidak relevan.
  • Jilati pantat sendiri: Gambar ini merupakan metafora yang kuat untuk sikap egois dan narsistik dalam masyarakat. Melakukan tindakan yang seharusnya tidak dilakukan secara terbuka atau publik menggambarkan kemunafikan dan kepura-puraan yang sering ditemukan dalam kehidupan sosial.

Narasi dan Refleksi

Puisi ini dimulai dengan narasi mimpi, yang memberikan konteks bahwa apa yang digambarkan bukanlah kenyataan tetapi representasi dari pikiran dan perasaan penulis. Mimpi seringkali menjadi medium untuk mengungkapkan kekacauan dan ketidaknyamanan dalam pikiran seseorang. Dalam hal ini, mimpi Toto mencerminkan kegelisahan dan ketidakpuasan terhadap kondisi sosial yang ada.
  • Kritik Sosial: Puisi ini menyoroti bagaimana individu dalam masyarakat sering kali terjebak dalam perilaku yang tidak logis dan tidak produktif. Jual beli kursi dan tindakan jilati pantat sendiri berfungsi sebagai kritik terhadap absurditas dan kemunafikan dalam masyarakat.
  • Kehidupan dan Mimpi: Dengan menggunakan mimpi sebagai latar, Toto mengundang pembaca untuk merenungkan bagaimana kenyataan sering kali tidak jauh berbeda dari mimpi dalam hal absurditas. Mimpi di sini menjadi cerminan dari pandangan penulis terhadap dunia nyata yang dianggap sama absurdnya dengan apa yang terjadi dalam mimpi.

Gaya dan Suasana

Gaya bahasa Toto dalam puisi ini adalah langsung dan tidak berbelit-belit. Ia menggunakan bahasa yang sederhana tetapi kuat untuk menyampaikan pesan kritik sosialnya. Suasana puisi ini adalah campuran antara surreal dan ironis, memberikan kesan bahwa dunia yang digambarkan adalah tempat yang penuh dengan keanehan dan ketidakberesan.

Puisi "Mimpi" karya Toto ST Radik adalah karya yang mengeksplorasi tema kritik sosial melalui gambaran mimpi yang nyata dan absurd. Dengan simbolisme yang kuat dan gaya bahasa yang langsung, Toto mengungkapkan ketidakpuasan terhadap perilaku dan norma sosial yang dianggap tidak rasional atau kemunafikan dalam masyarakat. Puisi ini mendorong pembaca untuk merenungkan kondisi sosial dan budaya mereka sendiri dan mempertanyakan keabsurdan yang mungkin ada di sekeliling mereka.

"Puisi Toto ST Radik"
Puisi: Mimpi
Karya: Toto ST Radik

Biodata Toto ST Radik:
  • Toto Suhud Tuchaeni Radik lahir pada tanggal 30 Juni 1965 di desa Singarajan, Serang.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Sahabat dua kali dimamah maut oleh cinta hidup tertambat baru berarti mereguk hidup jika derita duka sahabat. Berlin, April 1959Sumber: Sa…
  • Idadari segala yang hilang tak kucari lagihadir di sini mawar merah kembang pagiboleh jadi dik, sajah memilih orangnya sendirinamun kau mawar merah kembang pagi.Jakarta, 3 Juli 195…
  • Pakter Tuakputih tuak putih tobabersandar pada malam larutmari minum, bung, menyelami dukatandus gunung sebelum ikan melautParapat, 5 November 1956Sumber: yang Tak Terbungkamkan (1…
  • Dagokelam malam inilebih kelam desa petaninamun setiakawan-pekerja abadiseterang cemerlang mentari pagiBandung, 20 Januari 1951Sumber: Yang Tak Terbungkamkan (1959)Analisis Puisi:P…
  • Harian Rakyatkerja dari impiannya, indonesia bebasdalam darahnya sisa malarianamun hidupnya baja ditempa kerasdan direbutnya kemenangan dengan tiga-benderaPintu besar, 25 Januari 1…
  • Kereta Api Cepatkecitak-kecitung jakarta-bandungterasa jauh, terasa jauhjika kau gubuk di kaki gunungsinggahku tidak untuk berteduhPadalarang, 21 Juni 1955Sumber: Yang Tak Terbungk…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.