Analisis Puisi:
Puisi "Mengheningkan Cipta" karya J. E. Tatengkeng adalah sebuah kritik sosial yang menyentuh tema penghormatan terhadap individu atau seniman setelah meninggal, serta cara pandang pemerintah atau masyarakat terhadap seni dan budaya. Melalui bahasa yang lugas dan tajam, puisi ini menggambarkan ironi dan ketidaksetaraan dalam penghargaan terhadap seorang seniman.
Penghormatan Terhadap Individu: Puisi ini mengawali dengan merujuk pada kematian seorang individu yang tidak dikenal secara personal, namun dihormati sebagai seorang seniman. Sungai di sisi liang kuburan adalah gambaran tempat peristirahatan terakhir yang alamiah dan sederhana.
Ironi dan Ketidaksetaraan: Pada bagian ini, puisi menyuarakan ironi dalam penghormatan terhadap sang seniman. Meskipun hanya tiga orang teman yang berdiri di sisi kuburan, namun seiring waktu, namanya dijadikan pengisi buku pelajaran yang disusun oleh guru. Hal ini menunjukkan betapa minimnya perhatian dan penghargaan terhadap jasa-jasa sang seniman semasa hidupnya.
Pencerminan Terhadap Seni dan Budaya: Puisi ini menyoroti pandangan pemerintah dan masyarakat terhadap seni dan budaya. Kegiatan peringatan dan penghargaan terhadap sang seniman dianggap sebagai formalitas dan protokol belaka. Meskipun banyak yang mengenang jasa sang seniman dalam acara-acara resmi, namun esensinya tidak benar-benar dihayati.
Kritik Terhadap Kebijakan dan Kebudayaan: Puisi ini juga mencerminkan kritik terhadap kebijakan pemerintah yang cenderung hanya menjadikan seni sebagai alat pengisi halaman buku pelajaran atau acara-acara resmi tanpa memahami makna mendalamnya. Ironisnya, "Mengheningkan Cipta" yang seharusnya mencerminkan momen penghormatan yang khidmat, malah menjadi formalitas biasa.
Kematian sebagai Pembebas: Dalam bagian akhir, puisi mengindikasikan bahwa sang seniman telah wafat dan tidak lagi menyaksikan perlakuan yang tidak menghargai jasanya. Meskipun tidak menyebutkan secara eksplisit, terdapat nuansa bahwa kematian menjadi pembebas dari pandangan dan tindakan yang kurang menghormati.
Puisi "Mengheningkan Cipta" oleh J. E. Tatengkeng mengungkapkan kritik sosial terhadap cara pandang dan perlakuan terhadap seni, budaya, dan penghormatan terhadap individu. Melalui bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini menggambarkan ironi serta kurangnya apresiasi yang diberikan pada seorang seniman. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna sejati dari penghormatan dan peran seni dalam masyarakat.
Puisi: Mengheningkan Cipta
Karya: J. E. Tatengkeng
Biodata J. E. Tatengkeng:
- J. E. Tatengkeng (Jan Engelbert Tatengkeng) adalah salah satu penyair Angkatan Pujangga Baru. Nama panggilan sehari-harinya adalah Om Jan.
- J. E. Tatengkeng lahir di Kolongan, Sangihe, Sulawesi Utara, 19 Oktober 1907.
- J. E. Tatengkeng meninggal dunia di Makassar, 6 Maret 1968 (pada umur 60 tahun).