Puisi: Mengembara Beta (Karya Intojo)

Puisi "Mengembara Beta" karya Intojo mengingatkan pembaca tentang pentingnya proses pencarian diri dan bagaimana pengalaman yang sulit dapat ....
Mengembara Beta ...

Mengembara beta di tengah rimba
Rindu mesra menyakat dada,
Pikir terkabur: pandang suram,
Ta’ tahu beta apa sebabnya!

        Merayu beta di dalam rimba
        Hati nangis tersedu-sedu,
        Seluruh badan letih-lesu,

Terganggu oleh peri-perayangan?
Beredar beta menjajah rimba
Melipur hati sesat teratur,
Melupa rasa kacau terhiru
Mencari pemecah pikir beku,
Mengumpulkan gaya terhambur.

        Berkeliling beta seluruh rimba
        Hewan nan sejuk menyapu badan,
        Kesepian menghalau goda,
        Mengisi jiwa dengan rasa muda,
        Memulihkan hasrat kehidupan.

Sumber: Pujangga Baru (September, 1937)

Analisis Puisi:

Puisi "Mengembara Beta" karya Intojo adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjalanan batin dan fisik seorang pengembara di tengah rimba. Dalam puisi ini, Intojo menggunakan imaji rimba dan perjalanan untuk mengeksplorasi tema kesepian, pencarian diri, dan pemulihan jiwa.

Tema dan Makna Puisi

  • Perjalanan dan Pencarian: Puisi ini dimulai dengan gambaran tentang seorang pengembara yang merantau di tengah rimba: "Mengembara beta di tengah rimba / Rindu mesra menyakat dada." Gambaran ini menunjukkan bahwa perjalanan yang dilakukan bukan hanya perjalanan fisik tetapi juga perjalanan batin. Rindu dan ketidakpastian yang dirasakan pengembara mencerminkan ketidakpastian dalam pencarian diri dan makna hidup.
  • Kesedihan dan Kelelahan: Dalam bait selanjutnya, pengembara mengalami kesedihan dan kelelahan: "Hati nangis tersedu-sedu, / Seluruh badan letih-lesu," Rasa lelah fisik dan emosional ini menunjukkan betapa beratnya perjalanan yang dijalani. Kelelahan dan kesedihan adalah bagian dari proses pencarian dan refleksi diri.
  • Ketidakpastian dan Pencarian Makna: Puisi ini juga mengungkapkan kebingungan dan ketidakpastian: "Pikir terkabur: pandang suram, / Ta’ tahu beta apa sebabnya!" Ketidakpastian ini mencerminkan kondisi batin pengembara yang sedang mencari arti dan tujuan dalam hidupnya. Ketidakpastian ini juga mencerminkan kompleksitas perjalanan yang dilakukan.
  • Penyembuhan dan Pemulihan: Di bagian akhir puisi, pengembara mengalami proses penyembuhan: "Hewan nan sejuk menyapu badan, / Kesepian menghalau goda, / Mengisi jiwa dengan rasa muda," Pengalaman di tengah rimba, dengan kehadiran hewan dan kesepian, membantu pengembara untuk memulihkan jiwa dan meremajakan kembali hasrat hidupnya. Ini menunjukkan bagaimana pengalaman dan lingkungan dapat berperan dalam proses penyembuhan dan pemulihan diri.

Gaya Bahasa dan Struktur Puisi

  • Imaji Rimba dan Alam: Intojo menggunakan imaji rimba dan alam untuk menggambarkan perjalanan batin pengembara. Imaji seperti "rimba," "hewan nan sejuk," dan "kesepian" menciptakan suasana yang mendalam dan menyeluruh tentang kondisi batin dan fisik pengembara.
  • Kontras dan Paradoks: Puisi ini memanfaatkan kontras antara keletihan dan pemulihan, kesedihan dan rasa muda. Kontras ini membantu menyoroti dinamika perjalanan batin yang dialami pengembara, dari keputusasaan menuju pemulihan.
  • Struktur Berirama: Struktur puisi ini memiliki ritme yang membantu menekankan perjalanan dan perubahan yang dialami pengembara. Penggunaan pola berirama menciptakan efek yang dramatis dan mendalam, menggambarkan pergerakan dan perubahan emosi selama perjalanan.
  • Bahasa Sederhana dan Ekspresif: Bahasa dalam puisi ini sederhana namun ekspresif. Frasa seperti "Rindu mesra menyakat dada" dan "Mengisi jiwa dengan rasa muda" menyampaikan perasaan dan pengalaman dengan cara yang langsung dan mudah dipahami.

Pesan dan Relevansi Puisi

Puisi "Mengembara Beta" karya Intojo menyampaikan pesan yang kuat tentang perjalanan batin, pencarian diri, dan penyembuhan. Ini adalah potret mendalam tentang bagaimana perjalanan fisik dan batin dapat saling mempengaruhi dan membawa seseorang menuju pemulihan dan penemuan diri.

Puisi ini juga mengingatkan pembaca tentang pentingnya proses pencarian diri dan bagaimana pengalaman yang sulit dapat berkontribusi pada pemulihan dan pertumbuhan pribadi. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita menghadapi kesulitan dan ketidakpastian, dan puisi ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita dapat menggunakan pengalaman tersebut sebagai sarana untuk memahami diri sendiri dan mencari arti hidup.

Dengan menggambarkan perjalanan dan proses batin yang kompleks, Intojo berhasil menciptakan sebuah puisi yang tidak hanya menggugah perasaan tetapi juga memberikan wawasan tentang perjalanan manusia dalam menghadapi dan mengatasi kesulitan dalam hidup.

Puisi: Mengembara Beta ...
Puisi: Mengembara Beta ...
Karya: Intojo

Biodata Intojo:
  • Intojo (bernama lengkap Raden Intojo) lahir di Tulungagung, Jawa Timur, 27 Juli 1912
  • Intojo sering menggunakan nama samaran, di antaranya Heldas, Rhamedin, Ibnoe Sjihab, Hirahamra, Indera Bangsawan, dan Imam Soepardi.
  • Intojo juga dikenal sebagai "Bapak Soneta Sastra Jawa Modern".
  • Intojo meninggal dunia pada tahun 1965.
© Sepenuhnya. All rights reserved.