Puisi: Menara (Karya M. Saribi Afn)

Puisi "Menara" karya M. Saribi Afn menawarkan pandangan mendalam tentang kehidupan yang berakar pada nilai-nilai spiritual dan kasih sayang.
Menara

Kami yang bernaung di bawah naungan kehijauan menara
lima kali kami dengarkan kemerduan suara adhan
kami yang hidup dari kesucian darah bunda
keridhaan Tuhan dan keakraban manusia-manusia

Kami yang bernaung di keteduhan bendera dua warna
yang didirikan atas kucur darah dan patahan tulang-belulang
kami yang berlayar dengan tiupan angin utara
dan hidup dalam kekentalan darah kasihsayang

Kami yang berumah di bawah kehijauan menara
lima kali kami dengarkan kemerduan seruan adhan
dan berpancaran dari mahkota bunga api kerinduan

Warna-warni menyerahkan kemesraan pada manusia
sinar-sinar mengulurkan salam akrab pada gunung lembah dunia
dan kami yang berlayar di bawahnya dengan tiupan angin utara
dan hidup dari darah-kasih bunda dan kedamaian jantung dada

Sumber: Manifestasi (1963)

Analisis Puisi:

Puisi "Menara" karya M. Saribi Afn adalah sebuah karya yang mendalam dan puitis yang mengeksplorasi tema-tema seperti kedamaian, keberagaman, dan kekuatan spiritual. Melalui penggunaan simbol-simbol kuat seperti menara, adhan, dan bendera, puisi ini menggambarkan sebuah kehidupan yang berakar dalam kesucian dan hubungan manusia.

Simbolisme Menara dan Adhan

Puisi ini dibuka dengan gambaran tentang "naungan kehijauan menara," yang melambangkan tempat perlindungan dan spiritualitas. Menara di sini bisa diartikan sebagai simbol dari tempat ibadah atau struktur spiritual yang memberikan kedamaian dan keteduhan. "Lima kali kami dengarkan kemerduan suara adhan" menekankan pentingnya panggilan untuk beribadah yang rutin dan menyentuh jiwa. Suara adhan, sebagai panggilan doa dalam Islam, menjadi simbol kesucian dan kedekatan dengan Tuhan.

Kehidupan dalam Kesucian dan Kasih Sayang

Bagian puisi ini juga menyoroti kehidupan yang berasal dari "kesucian darah bunda" dan "keridhaan Tuhan dan keakraban manusia-manusia." Ini menggambarkan kehidupan yang dijiwai oleh nilai-nilai spiritual dan kasih sayang. Koneksi dengan Tuhan dan hubungan antar manusia diuraikan sebagai aspek penting dalam kehidupan sehari-hari.

Bendera dan Tiupan Angin Utara

Pernyataan "bendera dua warna / yang didirikan atas kucur darah dan patahan tulang-belulang" menunjukkan bahwa simbol negara atau identitas (bendera) berdiri sebagai hasil dari pengorbanan dan perjuangan. Bendera yang berkibar menunjukkan keberanian dan pengorbanan yang telah dilakukan untuk mencapai dan mempertahankan identitas dan kesatuan.

"Berlayar dengan tiupan angin utara" mencerminkan perjalanan dan arah hidup yang dipengaruhi oleh kekuatan eksternal dan kekuatan alami. Angin utara dapat melambangkan kekuatan atau pedoman yang membimbing perjalanan hidup dan membentuk karakter individu dan komunitas.

Warna-Warni dan Salam Akbar

"Berpancaran dari mahkota bunga api kerinduan" menghubungkan warna-warni dengan perasaan mendalam dan kerinduan. Mahkota bunga api dapat melambangkan puncak keindahan dan aspirasi, di mana warna-warni menyiratkan perayaan dan kegembiraan.

"Sinar-sinar mengulurkan salam akrab pada gunung lembah dunia" menggambarkan bagaimana kehadiran dan pengaruh spiritual menyebar ke seluruh dunia, memberikan rasa kedamaian dan akrab di berbagai tempat, dari gunung hingga lembah.

Kehidupan yang Dijiwai Kesucian dan Kasih Sayang

Puisi "Menara" karya M. Saribi Afn menawarkan pandangan mendalam tentang kehidupan yang berakar pada nilai-nilai spiritual dan kasih sayang. Dengan menggunakan simbol-simbol seperti menara, adhan, bendera, dan angin, puisi ini menggambarkan pengalaman hidup yang dipenuhi oleh kedamaian, pengorbanan, dan hubungan mendalam dengan Tuhan dan sesama manusia.

Melalui keindahan bahasa dan metafora, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana nilai-nilai spiritual dan cinta membentuk pengalaman hidup kita dan memberikan arah serta makna yang mendalam. "Menara" menyoroti pentingnya kedamaian dan kesucian dalam kehidupan sehari-hari, serta bagaimana kita dapat merayakan dan menghargai hubungan kita dengan dunia dan sesama.

M. Saribi Afn
Puisi: Menara
Karya: M. Saribi Afn

Biodata M. Saribi Afn:
  • Nama lengkap M. Saribi Afn adalah Mohammad Saribi Affandi.
  • M. Saribi Afn lahir di Ngawonggo, Klaten, pada tanggal 15 Desember 1936.
© Sepenuhnya. All rights reserved.