Laki-Laki dari Selatan
kepada penari An Sung Hi
Seorang laki-laki dari daerah Seribu Pulau di Selatan
telah datang ke Utara, ke daerah Seribu Bukit.
Dia disambut dengan bunga-bunga, dan turut menarikan
onghaiya bersama Rakyat di Shinuijoo.
Ini adalah pertemuan hati dengan hati
yang melebur pemisahan batas, gunung dan laut
menjadi satu daerah cintadamai dan persahabatan.
Laki-laki dari daerah Seribu Pulau di Selatan itu
melihat Pyongyang berdiri lagi, pulih dari luka-lukanya
dan bangkit sebagai hasil pembajaan yang padu
tenagakerja dan semangat Rakyat dipimpin Partai yang satu.
Partai Pekerja Korea yang besar menciptakan pahlawan-pahlawan
bersama Rakyat berlawan mempertahankan bukit-bukit
dan setiap tapak tanah sejak dari Sungai Yalu
sampai melandai ke segenap penjuru ke pantai laut.
Bukit Moranbong seperti sediakala tegak dengan megahnya
perlambang dari perlawanan Rakyat yang tak terpatahkan.
Nanti kalau laki-laki itu telah pulang ke tanahairnya,
mungkin sesekali Belibis datang terbang bertandang
dari Utara ke Selatan yang jauh.
Burung itu akan menceritakan tentang Pyongyang
pagihari diliputi kabut, malamhari terang benderang
oleh lampu-lampu yang sinarnya membias di Sungai Taidong,
tentang gadis-gadis yang menarikan onghaiya di Taman Morambong,
tentang tiupan suling dan petikan koyakeum yang menyalakan
sepercik apipatriotisme tersembunyi di tiap dada,
tentang bangunan sosialisme yang tambah hari tambah teguh,
tentang chullima, kuda bersayap, yang dijadikan simbol masakini.
Yakinlah laki-laki itu, yang menentukan adalah Rakyat
dan Partainya yang besar, bukan Selatan dekat
maupun yang jauh, dan sekali-kali bukan Barat.
Utara dan Selatan adalah satu, padu dan bulat.
Pyongyang (Korea), September 1959
Sumber: Dari Bumi Merah (1963)
Analisis Puisi:
Puisi "Laki-Laki dari Selatan" karya HR. Bandaharo adalah karya yang mengangkat tema persahabatan, persatuan, dan penghargaan terhadap perjuangan bersama antara daerah yang berbeda. Melalui gambaran yang kuat dan simbolik, puisi ini menyampaikan pesan tentang kedekatan dan kebersamaan yang melampaui batas geografis dan politik.
Tema Utama: Persahabatan dan Persatuan
Puisi "Laki-Laki dari Selatan" mengangkat tema persahabatan dan persatuan antara daerah-daerah yang berbeda. Tema ini dikembangkan melalui narasi pertemuan antara laki-laki dari daerah Seribu Pulau di Selatan dengan Rakyat di Utara, khususnya di Shinuijoo dan Pyongyang.
- Persahabatan: Puisi ini menggambarkan pertemuan yang hangat antara laki-laki dari Selatan dan Rakyat di Utara. "Dia disambut dengan bunga-bunga" dan "menarikan onghaiya bersama Rakyat" menandakan sambutan yang penuh rasa hormat dan keterhubungan emosional.
- Persatuan: Tema persatuan ditonjolkan dengan penggambaran bagaimana pertemuan ini melebur "pemisahan batas, gunung dan laut" menjadi satu daerah yang penuh cinta dan damai. Ini mencerminkan harapan akan kesatuan antara wilayah-wilayah yang sebelumnya terpisah.
Teknik Bahasa dan Imaji
HR. Bandaharo menggunakan teknik bahasa dan imaji yang khas untuk menyampaikan pesannya:
- Imaji Geografis dan Budaya: Penggunaan imaji seperti "daerah Seribu Pulau" dan "daerah Seribu Bukit" memberikan gambaran visual yang jelas tentang latar belakang geografis yang berbeda. Sementara itu, "onghaiya" dan "Taman Morambong" membawa nuansa budaya dan tradisi yang kuat.
- Simbolisme: Simbol-simbol seperti "Bukit Moranbong" dan "chullima, kuda bersayap" digunakan untuk melambangkan perlawanan Rakyat dan kekuatan sosialisme yang teguh. Bukit Moranbong melambangkan kekuatan dan keberanian, sementara chullima adalah simbol kemajuan dan tekad.
Makna dan Refleksi
Puisi ini mengandung beberapa makna dan refleksi penting:
- Kedekatan Emosional dan Budaya: Pertemuan antara laki-laki dari Selatan dan Rakyat di Utara menggambarkan kedekatan emosional dan budaya yang melampaui perbedaan geografis. Ini menunjukkan bagaimana hubungan manusia dapat terjalin meskipun ada perbedaan wilayah dan latar belakang.
- Kekuatan Rakyat dan Persatuan: Makna utama puisi ini adalah kekuatan rakyat dan persatuan yang mengatasi batas-batas fisik dan politik. "Yakinlah laki-laki itu, yang menentukan adalah Rakyat dan Partainya yang besar" menegaskan bahwa persatuan dan kerja sama antara rakyat adalah kunci untuk membangun kekuatan dan kemajuan.
- Penghargaan terhadap Perjuangan Bersama: Puisi ini juga mengapresiasi perjuangan bersama dalam mempertahankan tanah dan membangun sosialisme. "Partai Pekerja Korea yang besar menciptakan pahlawan-pahlawan" menunjukkan pengakuan terhadap kontribusi semua pihak dalam mencapai kemenangan dan kemajuan.
Puisi "Laki-Laki dari Selatan" karya HR. Bandaharo adalah sebuah karya yang mengungkapkan tema persahabatan dan persatuan dengan menggunakan imaji dan simbolisme yang kuat. Melalui narasi pertemuan dan sambutan, puisi ini menekankan pentingnya kedekatan emosional dan kerja sama dalam membangun persatuan. Dengan menggambarkan kekuatan rakyat dan penghargaan terhadap perjuangan bersama, puisi ini mengajarkan tentang arti sesungguhnya dari persatuan dan cinta dalam konteks sosial dan politik.
Karya: HR. Bandaharo
Biodata HR. Bandaharo:
- HR. Bandaharo (nama lengkapnya Bandaharo Harahap) lahir di Medan pada tanggal 1 Mei 1917.
- HR. Bandaharo meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 1 April 1993.
- HR. Bandaharo adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru.