Analisis Puisi:
Puisi "Kutang" karya Bakdi Soemanto adalah sebuah karya sastra yang mengangkat tema tentang budaya, identitas, dan perjuangan perempuan dalam menghadapi norma dan dominasi sosial. Melalui gambaran sebuah kain tradisional Jawa, puisi ini merangkai pesan tentang peran dan pengalaman perempuan dalam masyarakat.
Gambaran Kutang Sebagai Identitas: Puisi ini dimulai dengan gambaran sebuah "kutang" yang tergantung di pemeyan (jemuran). Penyair menyoroti jenis dan identitas kutang tersebut, mengidentifikasikannya sebagai "kutang Jawa." Penggunaan kata "entrok" sebagai sebutan untuk kutang menunjukkan bahwa kutang ini adalah bagian dari budaya dan sejarah Jawa yang khas.
Kutang sebagai Simbol Identitas dan Budaya: Kutang di sini melambangkan identitas budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Melalui kata-kata penyair, pembaca diajak untuk merasakan aroma dan mengenang budaya Jawa. Namun, dalam konteks puisi ini, kutang juga menjadi lebih dari sekadar simbol budaya, tetapi juga menjadi simbol perjuangan dan perubahan.
Perjuangan Perempuan Melawan Dominasi: Puisi ini menggambarkan perempuan yang mengenakan kutang, disebut "Embok," yang bekerja keras untuk menghidupi keluarganya. Meskipun suaminya masih tidur (ngorok) di tempat tidur, Embok tetap melakukan pekerjaannya dengan tekun. Ini menciptakan kontras antara peran tradisional dan perjuangan perempuan dalam menghadapi ketergantungan dan dominasi sosial.
Pesannya tentang Perempuan dan Sejarah: Puisi ini menciptakan gambaran tentang perjuangan perempuan yang menghadapi norma dan dominasi sosial dalam sejarah. Meskipun secara fisik mungkin terjebak dalam peran tradisional, perempuan memiliki kekuatan dan semangat untuk melawan dan memperjuangkan hak dan identitas mereka.
Puisi "Kutang" karya Bakdi Soemanto adalah sebuah karya yang menggambarkan pesan tentang identitas budaya, perjuangan perempuan, dan perlawanan terhadap dominasi dalam masyarakat. Melalui gambaran kutang sebagai simbol budaya Jawa dan pengalaman perempuan yang bekerja keras, puisi ini menunjukkan bahwa meskipun terjebak dalam norma dan sejarah yang tidak selalu ramah kepada perempuan, mereka memiliki kekuatan untuk berdiri dan melawan.
Puisi: Kutang
Karya: Bakdi Soemanto
Biodata Bakdi Soemanto:
- Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U lahir pada tanggal 29 Oktober 1941 di Solo, Jawa Tengah.
- Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U meninggal dunia pada tanggal 11 Oktober 2014 (pada umur 72 tahun) di Yogyakarta.