Puisi: Kongres (Karya Agam Wispi)

Puisi "Kongres" karya Agam Wispi mengekspresikan kerinduan dan harapan akan persatuan di antara anggota masyarakat dalam perjuangan untuk ...
Kongres

sudah lama kita tak bertemu
sekali bertemu melepas rindu
bagi rakyat tercinta

sudah lama kita tak bersua
sekali bersua bedah derita
bagi rakyat tercinta

sudah lama kita bersatu
sekali bersatu partai padu
dia milik rakyat tercinta

Jalan Waringin, 30 September 1959

Sumber: Yang Tak Terbungkamkan (1959)

Analisis Puisi:

Puisi "Kongres" karya Agam Wispi mengekspresikan kerinduan dan harapan akan persatuan di antara anggota masyarakat dalam perjuangan untuk kepentingan rakyat. Melalui lirik yang sederhana namun penuh makna, Wispi menggambarkan pentingnya pertemuan, dialog, dan solidaritas dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh rakyat.

Tema Kerinduan dan Pertemuan

Pembukaan puisi dengan frasa "sudah lama kita tak bertemu" menciptakan nuansa nostalgia dan kesedihan. Kerinduan untuk bertemu tidak hanya berfungsi sebagai pengantar tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya hubungan antar individu dalam perjuangan bersama. Pertemuan ini diharapkan menjadi momen untuk "melepas rindu," menunjukkan bahwa relasi antar anggota komunitas bukan hanya sekadar interaksi fisik, tetapi juga emosional dan spiritual.

Membahas Derita Bersama

Selanjutnya, dalam bait "sekali bersua bedah derita," Wispi menggarisbawahi pentingnya membicarakan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat. "Bedah derita" mencerminkan analisis kritis terhadap keadaan sosial yang sulit, menunjukkan bahwa pertemuan tersebut bukan hanya untuk bersenang-senang, tetapi juga untuk mencari solusi terhadap berbagai masalah yang membebani rakyat.

Persatuan untuk Rakyat

Pernyataan "sudah lama kita bersatu" menandakan bahwa meskipun ada jarak atau waktu yang memisahkan, nilai-nilai persatuan tetap ada. Dengan menyebutkan "partai padu," Wispi merujuk pada semangat kolektivitas dan komitmen untuk bekerja sama demi tujuan yang sama. Frasa ini menegaskan bahwa perjuangan yang dilakukan bukan untuk kepentingan individu, tetapi untuk "rakyat tercinta."

Makna Simbolis

Secara keseluruhan, puisi ini tidak hanya menggambarkan momen kongres sebagai acara formal, tetapi juga sebagai simbol dari harapan dan kebangkitan. Keterlibatan semua elemen masyarakat dalam perjuangan menciptakan rasa memiliki yang kuat terhadap tujuan bersama. Puisi ini juga menyoroti bagaimana persatuan dan solidaritas dapat menjadi kekuatan yang memajukan masyarakat.

Puisi "Kongres" karya  Agam Wispi adalah refleksi yang kuat tentang pentingnya pertemuan, diskusi, dan solidaritas dalam menghadapi tantangan sosial. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh makna, Wispi mengajak pembaca untuk menyadari bahwa kerinduan akan pertemuan dan persatuan adalah kunci untuk menciptakan perubahan yang positif bagi masyarakat. Puisi ini menjadi panggilan untuk bertindak dan menjaga semangat kolektivitas demi kesejahteraan rakyat.

Agam Wispi
Puisi: Kongres
Karya: Agam Wispi

Biodata Agam Wispi:
  • Agam Wispi adalah seorang penyair Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra).
  • Agam Wispi lahir pada tanggal 31 Desember 1930 di Pangkalan Susu, Medan, Sumatra Utara.
  • Agam Wispi meninggal dunia pada tanggal 31 Desember 1930 di 1 Januari 2003, Amsterdam, Belanda.
© Sepenuhnya. All rights reserved.