Puisi: Kesedihan (Karya Agam Wispi)

Puisi "Kesedihan" karya Agam Wispi menggambarkan kedalaman emosi dan penderitaan yang dialami oleh individu dalam konteks kerja dan kehidupan ...
Kesedihan
buat Berlina Mirajani

jika kerja negeri berlupa dari duka
makan-malam makan-siang entah di mana
beratlah langkah pulang sebab pintu yang dibuka
disambut kelam menganga dan tak seorang dalamnya

betap deras pukulan itu menghunjam
terbaring sakit didatangi pertanyaan
bapak -- apa artinya itu?
oak terlalu jauh bagi suatu jawapan
sedang diri yang jadi keras pun sekali
luluh digamit rindu

kupasang lampu, sedakap surat bercerita
sedang menangiskah ia atau lelap dalam dadungan?
ah, oaknya terlalu jauh bagi suatu jawapan
atas duka bapak: mengalami dan mengalami tanpa pengalaman

Kayuawet, 12 Oktober 1958

Sumber: Yang Tak Terbungkamkan (1959)

Analisis Puisi:

Puisi "Kesedihan" karya Agam Wispi adalah sebuah karya yang menggambarkan kedalaman emosi dan penderitaan yang dialami oleh individu dalam konteks kerja dan kehidupan sehari-hari. Dengan gaya bahasa yang puitis dan penuh makna, puisi ini menyampaikan perasaan duka, kerinduan, dan ketidakpastian yang dialami oleh seseorang yang berjuang dengan tantangan hidup.

Tema dan Makna

Tema utama dalam puisi ini adalah duka dan kerinduan yang dialami oleh seseorang yang berusaha menghadapi kesulitan hidup. "Jika kerja negeri berlupa dari duka" mencerminkan bagaimana pekerjaan dan tanggung jawab sering kali membuat seseorang melupakan atau menutupi kesedihan yang mendalam. Ada perasaan keterasingan dan kesepian ketika seseorang pulang ke rumah, hanya untuk menemukan pintu yang "disambut kelam menganga dan tak seorang dalamnya."

Puisi ini juga menyoroti pertanyaan dan keputusasaan yang dirasakan oleh individu yang terasing. "Bapak -- apa artinya itu?" mencerminkan pencarian makna dan pemahaman dalam menghadapi kesedihan yang mendalam. Pertanyaan ini menunjukkan betapa sulitnya untuk menemukan jawaban yang memadai untuk rasa sakit yang dialami.

Simbolisme dan Imaji

Puisi ini menggunakan simbolisme untuk menggambarkan kesedihan dan kerinduan. "Pintu yang dibuka disambut kelam menganga" melambangkan keterasingan dan kekosongan yang dirasakan saat pulang ke rumah, di mana tidak ada kehangatan atau dukungan yang ditemukan. Pintu yang "menganga" mencerminkan ketidakmampuan untuk menemukan tempat yang aman dan nyaman di rumah.

Metafora "oak terlalu jauh bagi suatu jawapan" menggambarkan betapa sulitnya untuk mencapai pemahaman atau jawaban yang memadai untuk kesedihan yang dialami. Oak, sebagai simbol kekuatan dan kestabilan, menjadi representasi dari jawaban yang tampaknya tidak dapat dijangkau.

Gaya Bahasa dan Struktur

Gaya bahasa dalam puisi ini bersifat reflektif dan emosional, dengan penggunaan metafora dan simbolisme untuk menyampaikan perasaan duka dan kerinduan. Frasa-frasa seperti "beratlah langkah pulang" dan "terbaring sakit didatangi pertanyaan" menciptakan imaji yang kuat tentang perjuangan dan kesulitan yang dihadapi individu.

Struktur puisi ini menggunakan pola yang tidak teratur dan bebas, mencerminkan ketidakpastian dan keputusasaan yang dialami. Penggunaan kalimat yang terputus-putus dan repetisi dalam frasa "oak terlalu jauh bagi suatu jawapan" menekankan ketidakmampuan untuk menemukan jawaban yang memadai untuk kesedihan yang dirasakan.

Refleksi Emosional

Puisi ini menggambarkan kedalaman emosi dan ketidakpastian yang dialami oleh individu dalam menghadapi tantangan hidup. Kesedihan yang dirasakan bukan hanya berasal dari situasi eksternal, tetapi juga dari perasaan keterasingan dan ketidakmampuan untuk menemukan makna atau dukungan dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui puisi ini, pembaca diajak untuk merenungkan makna dari kesedihan dan kerinduan, serta bagaimana perasaan ini mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan dunia di sekelilingnya. Puisi ini mengajak pembaca untuk merasakan dan memahami emosi yang mendalam dan sering kali sulit diungkapkan.

Puisi "Kesedihan" karya Agam Wispi adalah sebuah karya yang kuat dan emosional, menawarkan pandangan mendalam tentang duka, kerinduan, dan ketidakpastian dalam kehidupan sehari-hari. Dengan gaya bahasa yang reflektif dan simbolisme yang kuat, puisi ini menyampaikan perasaan yang mendalam dan kompleks mengenai perjuangan individu dalam menghadapi tantangan hidup.

Melalui penggambaran keterasingan dan keputusasaan, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna dari kesedihan dan bagaimana perasaan ini mempengaruhi kehidupan kita. Puisi "Kesedihan" adalah sebuah karya yang relevan dan penting dalam konteks pemahaman emosional dan refleksi pribadi.

Agam Wispi
Puisi: Kesedihan
Karya: Agam Wispi

Biodata Agam Wispi:
  • Agam Wispi adalah seorang penyair Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra).
  • Agam Wispi lahir pada tanggal 31 Desember 1930 di Pangkalan Susu, Medan, Sumatra Utara.
  • Agam Wispi meninggal dunia pada tanggal 31 Desember 1930 di 1 Januari 2003, Amsterdam, Belanda.
© Sepenuhnya. All rights reserved.