Puisi: Kerinduan (Karya Kinanthi Anggraini)

Puisi "Kerinduan" karya Kinanthi Anggraini menggambarkan keadaan kerinduan yang mendalam dan kompleks. Dengan penggunaan bahasa yang indah dan ...
Kerinduan

Sesak di dalam ulu hati
berdegup kencang di rima diri
setelah memegang wajahmu yang abstrak
sketsa lekuk wajahmu masih terisak

Bulan sedang montok di sana
menyeruak penuh gaya dia memesona
kewarasan yang telah paripurna
terbungkus perut memuntahkan anak naga 

Cinta habis dosis
berkedip manis di antara pelipis
pada malam yang sedikit apatis
di dalam hati yang masih mistis

Sementara mendung mulai menebal
aku terkubur utuh dan runtuh di dalam koral
berpegang erat di bawah kapal
memeluk buih, berteman palung terjal.

September, 2013

Sumber: Bunga-Bunga Bunuh Diri di Babylonia (2018)

Analisis Puisi:

Puisi "Kerinduan" karya Kinanthi Anggraini menggambarkan keadaan kerinduan yang mendalam dan kompleks. Dengan penggunaan bahasa yang indah dan gambaran yang kuat, penyair mampu menyampaikan perasaan kerinduan dengan latar belakang keindahan alam dan romantisme.

Gelombang Rasa Sesak dan Degupan Hati: Puisi dimulai dengan deskripsi perasaan sesak di dalam "ulu hati" dan degupan hati yang kencang. Ini menciptakan gambaran bahwa kerinduan tidak hanya dirasakan secara emosional, tetapi juga secara fisik. Gelombang perasaan yang mendalam tercermin dalam kata-kata penyair.

Wajah Abstrak dan Sketsa Lekuk: Penyair menggunakan bahasa metaforis untuk menggambarkan wajah yang diinginkan. Wajahmu disebut "abstrak" dan "sketsa lekuknya masih terisak," menunjukkan keinginan untuk meresapi dan memahami keindahan yang terpendam dalam kenangan.

Bulan yang Montok dan Anak Naga: Puisi memasukkan gambaran bulan yang sedang "montok" dan "anak naga." Bulan sering kali menjadi simbol romantis dan keindahan alam, sementara anak naga mungkin merepresentasikan keindahan yang kuat dan penuh misteri. Kombinasi gambar ini menambahkan kedalaman pada perasaan kerinduan.

Cinta yang Habis Dosis: Puisi menciptakan gambaran bahwa cinta telah kehilangan dosisnya. Kata-kata ini bisa mengacu pada kehilangan intensitas atau keindahan dalam hubungan. Kehadiran cinta yang berkedip di antara pelipis menunjukkan keadaan yang kompleks dan penuh perasaan bercampur.

Mendung yang Menebal dan Pelukan pada Buih: Gambaran mendung yang menebal menciptakan suasana gelap dan misterius. Penyair merasa "terkubur utuh dan runtuh di dalam koral," menggambarkan perasaan terkekang dan terperangkap. Pelukan pada buih dan berteman dengan palung terjal memberikan citra kesendirian dan pengalaman yang sulit.

Secara keseluruhan, puisi "Kerinduan" karya Kinanthi Anggraini adalah puisi yang memukau dengan pemakaian bahasa yang indah dan gambaran kuat. Melalui perpaduan antara perasaan kerinduan, keindahan alam, dan penggunaan imaji yang kreatif, penyair berhasil menggambarkan keadaan emosional yang kompleks dan mendalam.

Kinanthi Anggraini
Puisi: Kerinduan
Karya: Kinanthi Anggraini

Biodata Kinanthi Anggraini:
    Kinanthi Anggraini lahir pada tanggal 17 Januari 1989 di Magetan, Jawa Timur.

    Karya-karya Kinanthi Anggraini pernah dimuat di berbagai media massa lokal dan nasional, antara lain Horison, Media Indonesia, Indopos, Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Basis, Sinar Harapan, Banjarmasin Post, Riau Pos, Lampung Post, Solopos, Bali Post, Suara Karya, Tanjungpinang Pos, Sumut Pos, Minggu Pagi, Bangka Pos, Majalah Sagang, Malang Post, Joglosemar, Potret, Kanal, Radar Banyuwangi, Radar Bojonegoro, Radar Bekasi, Radar Surabaya, Radar Banjarmasin, Rakyat Sumbar, Persada Sastra, Swara Nasional, Ogan Ilir Ekspres, Bangka Belitung Pos, Harian Haluan, Medan Bisnis, Koran Madura, Mata Banua, Metro Riau, Ekspresi, Pos Bali, Bong-Ang, Hayati, MPA, Puailiggoubat, Suara NTB, Cakrawala, Fajar Sumatera, Jurnal Masterpoem Indonesia, dan Duta Selaparang.

    Puisi-puisi Kinanthi Anggraini terhimpun di dalam buku Mata Elang Biru (2014) dan Bunga-Bunga Bunuh Diri di Babylonia (2018). Karya-karyanya juga diterbitkan dalam cukup banyak buku antologi bersama.

    Nama Kinanthi Anggraini tertulis dalam buku Apa dan Siapa Penyair Indonesia (2017).
    © Sepenuhnya. All rights reserved.