Puisi: Kenangan Sedih Petani Cianjur (Karya Sobron Aidit)

Puisi "Kenangan Sedih Petani Cianjur" menggambarkan kehidupan yang penuh warna dan kemakmuran yang tiba-tiba hancur karena bencana.
Kenangan Sedih Petani Cianjur (1)

Benderang udara Cianjur, subur memikat petani
Sadri petani tua punya sebidang tanah
Rukun, dan damainya hidup, indah
Bukan hanya musim, hidup pun bersemi.

Pisang menguning, jeruk dan papaya
Rampak, meruntun, harum dan ranum
Bila ditanyakan pada Sadri, kapan dipetuk
Dia jawab: menunggu anaknya pulang bertempur.

Ah, manisnya buah menjerat lidah
Suburnya kebun, tanah Periangan
Tanah tercinta, bersatu, haram terbelah
Indah makmur tiada berbatas, tapi hati?

Kenangan Sedih Petani Cianjur (2)

Sadri dengan sekeping hatinya
Debur jantung menanti, dan mata terbuka
Arah Selatan api telah menjilat
Keganasan telah membakar kedamaian

Periangan kecil, terbakar, merah lidah api
Petani terkurung, hangus di buminya sendiri
Kawan, saudara, dalam menampung kehendak adalah utama
Tapi juga perlawanan, dendam dalam setiap jiwa.

Tanaman pun, jeruk dan papaya
Yang dulu ranum, rampak berseri
Kini tumpas dijalari api
Dan beribu jiwa sia-sia.

Sumber: Pulang Bertempur (1959)

Analisis Puisi:

Puisi "Kenangan Sedih Petani Cianjur" karya Sobron Aidit adalah sebuah karya yang menggambarkan kontras antara keindahan kehidupan yang makmur dan bencana yang menghancurkan. Dalam puisi ini, Sobron menggunakan latar belakang petani di Cianjur untuk menyampaikan tema kesedihan dan kehilangan yang mendalam.

Bagian I: Keindahan dan Kesejahteraan

Bagian pertama puisi ini menggambarkan kehidupan damai dan makmur di Cianjur. Udara Cianjur yang benderang dan subur memikat para petani, seperti Sadri, yang memiliki sebidang tanah yang produktif. Puisi ini mencerminkan kebahagiaan dan kepuasan yang dirasakan oleh Sadri dan petani lainnya. Tanah yang subur menghasilkan buah-buahan seperti pisang, jeruk, dan papaya yang matang dan harum, melambangkan hasil kerja keras mereka yang memuaskan.

Sadri, sebagai simbol petani yang bahagia, menunggu dengan sabar kedatangan anaknya yang pulang bertempur. Kesejahteraan dan kemakmuran tanah Periangan yang digambarkan dalam puisi ini menciptakan gambaran yang indah tentang kehidupan yang damai. Tanah yang subur dan buah-buahan yang ranum adalah simbol dari kesuksesan dan kebahagiaan yang seolah tidak ada batasnya. Namun, meski tanah dan buah-buahan berbicara tentang kemakmuran, hati Sadri tampaknya menyimpan kerinduan dan kecemasan tersendiri.

Bagian II: Bencana dan Kehilangan

Bagian kedua puisi ini beralih ke tema kesedihan dan bencana yang menghancurkan. Sadri kini menghadapi kenyataan pahit ketika api menghanguskan tanahnya. Kebakaran yang melanda Periangan dan membakar tanaman serta harta miliknya mencerminkan kekacauan dan kehilangan yang dialaminya. Kontras antara keindahan tanah yang subur dan kehancuran yang disebabkan oleh api menunjukkan betapa rapuhnya kebahagiaan dan kesejahteraan manusia ketika dihadapkan pada bencana.

Gambaran tentang api yang menjilat dan membakar, serta tanaman yang dulu ranum kini hangus, memberikan kesan mendalam tentang kehilangan yang menyentuh. Puisi ini juga menyiratkan bahwa selain kerugian fisik, ada rasa dendam dan perlawanan dalam jiwa yang terbakar oleh kemarahan dan kesedihan. Perasaan ini menunjukkan dampak emosional yang mendalam dari bencana tersebut, yang tidak hanya merusak tanah tetapi juga mengganggu kedamaian jiwa para petani.

Makna dan Simbolisme

Puisi "Kenangan Sedih Petani Cianjur" menggambarkan kehidupan yang penuh warna dan kemakmuran yang tiba-tiba hancur karena bencana. Keindahan alam dan hasil bumi yang subur adalah simbol dari kebahagiaan dan kesejahteraan, sementara api dan kehancuran mewakili ketidakpastian dan tragedi. Kontras ini mengilustrasikan bagaimana kehidupan manusia dapat berubah secara drastis dalam waktu singkat, menggambarkan rasa kehilangan yang mendalam dan ketidakberdayaan di hadapan bencana.

Sadri, sebagai karakter sentral dalam puisi ini, berfungsi sebagai simbol dari setiap petani yang menghadapi kehancuran. Rasa sedih dan kehilangan yang dirasakannya melambangkan dampak emosional yang besar dari bencana. Selain itu, puisi ini juga menunjukkan bagaimana hubungan emosional antara manusia dan tanahnya sangat kuat, dan ketika tanah yang selama ini menjadi sumber kehidupan hancur, dampaknya terasa sangat mendalam.

Puisi "Kenangan Sedih Petani Cianjur" karya Sobron Aidit adalah puisi yang kuat dan emosional yang menggambarkan transisi dari kebahagiaan dan kemakmuran ke kesedihan dan kehancuran akibat bencana. Melalui gambaran keindahan tanah Cianjur dan penderitaan yang dialami oleh Sadri, puisi ini menyoroti betapa rapuhnya kebahagiaan manusia di hadapan kekuatan alam dan bagaimana bencana dapat menghancurkan segala sesuatu yang telah dibangun dengan penuh kerja keras. Puisi ini mengingatkan kita akan ketidakstabilan kehidupan dan pentingnya menghargai setiap momen kebahagiaan sebelum semuanya berubah.

Puisi Sobron Aidit
Puisi: Kenangan Sedih Petani Cianjur
Karya: Sobron Aidit
© Sepenuhnya. All rights reserved.