Puisi: Kenang (Karya Bakdi Soemanto)

Puisi "Kenang" karya Bakdi Soemanto menawarkan eksplorasi mendalam tentang bagaimana kenangan bisa menjadi kekuatan yang menyusup ke dalam setiap ...
Kenang

Akan selalu dikenangkan
di sini
di ruang ini
di meja ini
di saat seperti ini
kata-katamu penghabisan kali.

Seperti mimpi bukan
di tengah lelap
atau seperti angin lewat
setiap kali
wajahmu tiba-tiba muncul
di tengah hiasan bunga taplak meja.

Terlalu jelas untuk diragukan
terlalu samar-samar untuk dipastikan
suaramu nyata
bergema bersama detik waktu.

Kerut dahimu
yang menggarisi hidup
kilauan minyak wajahmu
melumasi putaran sumbu bumi
dan bau keringatmu
hinggap di sudut ruangan studiku.
Terlalu nyata untuk dilupa
terlalu samar untuk didekap.

Apa yang bisa kulakukan
untuk bayangan-bayangan
yang hidup di setiap pembuluh darah
berdenyut bersama nadi.

Akan selalu dikenang
senyummu:
hidup dan mati
tak jelas batasnya
jika aku tetap setia.

Mengharap engkau kembali
melalui jendela mimpi
atau tiba-tiba terlupa
dalam hiruk-pikuk tantangan sekitar,
keduanya berjalinan.
Tentramlah engkau
di dunia sana.
Seribu tahun, apa salahnya
kita 'kan bersama jua.
1974

Analisis Puisi:

Puisi "Kenang" karya Bakdi Soemanto menyelami tema kenangan dan kehadiran yang samar dalam konteks ruang dan waktu. Dalam puisi ini, Soemanto menciptakan sebuah refleksi mendalam tentang bagaimana kenangan seseorang bisa begitu melekat dan mengganggu, terjebak dalam ketiadaan dan ketidakpastian.

Tema dan Makna Puisi

  • Kenangan dan Kehadiran yang Samar: Puisi ini berbicara tentang kenangan yang hadir dengan cara yang sangat ambigu—terlalu nyata untuk dilupakan, tetapi juga terlalu samar untuk didekap sepenuhnya: "Terlalu jelas untuk diragukan, terlalu samar-samar untuk dipastikan." Penggambaran ini menciptakan kontras antara realitas kenangan dan ketidakpastian yang menyertai ingatan tersebut. Kenangan tersebut berputar di sekitar ruang dan waktu, menyusup ke dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang tak terduga.
  • Keterikatan dalam Ruang dan Waktu: Pentingnya ruang dan waktu dalam puisi ini terlihat jelas dalam deskripsi tentang bagaimana kenangan tersebut menempel di ruang tertentu: "Akan selalu dikenangkan di sini, di ruang ini, di meja ini." Penggunaan ruang sebagai konteks untuk kenangan menggarisbawahi bagaimana kenangan seseorang dapat mengisi dan mempengaruhi lingkungan fisik di sekitar kita. Ini menunjukkan bagaimana kenangan tidak hanya bersifat emosional, tetapi juga sangat terikat dengan tempat-tempat spesifik dalam kehidupan kita.
  • Perasaan Campur Aduk: Puisi ini menciptakan perasaan campur aduk antara kehadiran fisik dan kehadiran emosional dari orang yang dikenang: "Suaramu nyata, bergema bersama detik waktu." Deskripsi ini menunjukkan betapa kuatnya kenangan tersebut, yang dapat merasuki kesadaran kita dan bergema dalam ingatan kita dengan cara yang tidak bisa dipastikan. Kenangan ini terasa begitu nyata dan menyakitkan, tetapi juga sulit untuk benar-benar dijangkau atau dipahami sepenuhnya.
  • Harapan dan Kepasrahan: Penutup puisi menyampaikan harapan untuk reuni atau kedamaian di masa depan, meskipun dalam realitas kehidupan yang penuh tantangan: "Mengharap engkau kembali melalui jendela mimpi atau tiba-tiba terlupa dalam hiruk-pikuk tantangan sekitar, keduanya berjalinan." Ini menunjukkan bahwa meskipun kenangan tersebut membawa rasa sakit dan kerinduan, masih ada harapan untuk penyelesaian atau perdamaian, baik melalui mimpi atau melalui pelupa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Gaya Bahasa dan Struktur Puisi

  • Gaya Bahasa: Bakdi Soemanto menggunakan bahasa yang puitis dan simbolik dalam puisi ini. Pilihan kata seperti "kilauan minyak wajahmu," "bau keringatmu," dan "kerut dahimu" memberikan detail yang sangat spesifik dan membangkitkan gambar-gambar nyata di benak pembaca. Ini menambah kedalaman dan kekayaan pengalaman emosional yang digambarkan.
  • Struktur dan Bentuk Puisi: Puisi ini memiliki struktur yang bebas dan tidak terikat pada bentuk formal tertentu. Hal ini mencerminkan sifat kenangan yang cair dan tidak terikat, memungkinkan ekspresi bebas dari pengalaman emosional yang digambarkan. Struktur bebas ini juga memberi ruang bagi pembaca untuk merasakan ketidakpastian dan kompleksitas kenangan dengan cara yang lebih pribadi.
  • Penggunaan Imaji dan Metafora: Soemanto menggunakan imaji yang kuat untuk menggambarkan kenangan dan kehadiran orang yang dikenang. Deskripsi tentang ruangan, wajah, dan bau menciptakan gambaran yang mendalam dan kuat tentang bagaimana kenangan dapat membekas dan mempengaruhi kita secara fisik dan emosional.
Puisi "Kenang" karya Bakdi Soemanto menawarkan eksplorasi mendalam tentang bagaimana kenangan bisa menjadi kekuatan yang menyusup ke dalam setiap aspek kehidupan kita. Dengan gaya bahasa yang puitis dan penggunaan imaji yang kuat, puisi ini menggambarkan kehadiran kenangan yang ambigu—terlalu nyata untuk dilupakan tetapi terlalu samar untuk dipahami sepenuhnya. Melalui deskripsi ruang dan waktu, serta perasaan campur aduk antara harapan dan kepasrahan, Soemanto mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana kenangan membentuk dan mempengaruhi hidup kita.

Bakdi Soemanto
Puisi: Kenang
Karya: Bakdi Soemanto

Biodata Bakdi Soemanto:
  • Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U lahir pada tanggal 29 Oktober 1941 di Solo, Jawa Tengah.
  • Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U meninggal dunia pada tanggal 11 Oktober 2014 (pada umur 72 tahun) di Yogyakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.