Puisi: Kemuning (Karya Sanusi Pane)

Puisi "Kemuning" karya Sanusi Pane menggambarkan perasaan kehilangan dan kerinduan yang mendalam melalui gambaran sebuah kemuning, yang menjadi ...
Kemuning

Kemuning, waktu dahulu aku menanti
Di bawah daunmu dan aku selalu
Melihat adinda mendapatkan daku.
Kami membisikkan cinta berganti-ganti.

Sekarang, ah, 'ku menanti sudahlah lama,
Setelah bertahun tiada bersua,
Tidak datang seorangpun jua.
Kemuning, dimana gerang, 'Dinda utama?

Sumber: Madah Kelana (1931)

Analisis Puisi:

Puisi "Kemuning" karya Sanusi Pane menggambarkan perasaan kehilangan dan kerinduan yang mendalam melalui gambaran sebuah kemuning, yang menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa cinta yang telah berlalu.

Simbolisme Kemuning: Kemuning dalam puisi ini menjadi simbol cinta dan kebersamaan yang telah berlalu. Tanaman kemuning sering dikaitkan dengan keindahan dan kesuburan, namun dalam konteks puisi ini, kemuning juga mengandung nuansa nostalgia dan kehilangan karena menjadi saksi bisu dari peristiwa-peristiwa cinta yang telah berlalu.

Kerinduan dan Kehilangan: Penyair dalam puisi ini menggambarkan perasaan kerinduan yang mendalam terhadap masa lalu di bawah kemuning. Di sana, penyair dan "adinda" (yang mungkin merupakan kekasih atau seseorang yang dicintai) sering bertemu dan membagikan momen-momen romantis. Namun, sekarang, penyair merasa kesepian dan kehilangan karena tidak ada lagi kehadiran adinda di bawah kemuning tersebut.

Kehampaan dan Tungguan yang Tak Berujung: Puisi ini menciptakan gambaran tentang tungguan yang tak berujung. Penyair menanti dengan harapan akan kehadiran adinda, namun harapan tersebut terus memudar seiring berjalannya waktu. Kemuning yang menjadi saksi bisu kebersamaan mereka kini hanya menyisakan kesunyian dan kehampaan.

Pertanyaan yang Tak Terjawab: Puisi ini ditutup dengan pertanyaan retoris yang mengekspresikan kebingungan dan keputusasaan penyair. Kemuning yang menjadi saksi dari berbagai peristiwa cinta kini tidak dapat memberikan jawaban atas keberadaan adinda yang telah lama tidak muncul.

Puisi "Kemuning" adalah penggambaran yang penuh dengan rasa kerinduan, kehilangan, dan kehampaan. Sanusi Pane berhasil menyampaikan perasaan yang mendalam melalui penggambaran sebuah objek alam yang menjadi saksi dari berbagai momen cinta yang telah berlalu. Ini adalah puisi tentang nostalgia akan masa lalu dan keputusasaan dalam menanti kehadiran yang tak kunjung datang.

Sanusi Pane
Puisi: Kemuning
Karya: Sanusi Pane

Biodata Sanusi Pane:
  • Sanusi Pane lahir pada tanggal 1 Agustus 1905 di Sungai Puar, Sumatra Barat, Indonesia.
  • Ia adalah seorang sastrawan, politisi, dan intelektual Indonesia yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia sastra Indonesia pada pertengahan abad ke-20.
  • Sanusi Pane meninggal dunia pada tanggal 2 April 1968 2 Januari 1968 (pada usia 62) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.