Puisi: Kawruh (Karya Intojo)

Puisi "Kawruh" karya Intojo mengangkat tema pengetahuan dan pemahaman tentang kodrat alam semesta serta hubungannya dengan manusia.
Kawruh

Saliring kodrat kang tinon mripat,
Apadene kang tan kasatmata,
Kabeh tumindak miturut sipat,
Garis angger-anggering jagad raya.

Wis lumrahing janma neng jagad,
Tan sepi anane para sarjana,
Rina lan wengi tan kendhat-kendhat,
Marsudi anggering tribawana.

Sarana pakarti lawan semadi,
Sanityasa ngetog mengulir budi,
Wohing pamardi t i n a t a  t i t i

Ginelar ing kandha sarwa t e t e h,
Murih gampang katampa ing akeh,
Murakabi uripe janma kabeh.

Pengetahuan

Segala kodrat yang terlihat,
Begitu juga yang tak terlihat,
Semua berjalan sesuai sifat,
Garis kaidah jagad raya.

Sudah sewajarnya manusia hidup di dunia,
Tiada sepi kehadiran para sarjana,
Siang dan malam tiada henti,
Mengkaji kaidah tiga dunia.

Dengan tindakan dan samadi,
Senantiasa menguras memeras budi,
Buah kajian d i t a t a  t e l i t i.

Digelar dengan kata serba b i s a,
Agar mudah diterima oleh semua,
Bermanfaat bagi hidup semua manusia.

Sumber: Kejawen (15 April 1941)

Analisis Puisi:

Puisi "Kawruh" karya Intojo adalah sebuah karya yang mengangkat tema pengetahuan dan pemahaman tentang kodrat alam semesta serta hubungannya dengan manusia.

Keterhubungan dengan Alam Semesta: Puisi ini membahas tentang kodrat alam semesta yang meliputi segala sesuatu yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Penyair menyampaikan gagasan bahwa segala sesuatu di jagad raya ini mengikuti aturan atau garis kaidah tertentu yang tidak terlihat oleh mata manusia.

Peran Manusia dalam Alam Semesta: Penyair menggambarkan kehadiran para sarjana yang aktif dalam mengkaji dan memahami kodrat alam semesta. Mereka berusaha memahami kaidah-kaidah yang mengatur alam semesta, baik di siang maupun di malam hari. Hal ini menunjukkan peran manusia sebagai penjaga pengetahuan dan pemahaman terhadap alam semesta.

Tindakan dan Pengetahuan: Puisi ini menyoroti pentingnya tindakan dan pengetahuan dalam menjalani kehidupan. Dengan melakukan tindakan dan merenungkan secara mendalam (samadi), manusia dapat menguras dan memperdalam pemahaman mereka tentang kodrat alam semesta. Hasil dari kajian tersebut menjadi buah pengetahuan yang bernilai dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Penggunaan Bahasa dan Gaya Bahasa: Penyair menggunakan bahasa Jawa yang kaya akan metafora dan simbolisme, yang membuat puisi ini terasa khas dan mendalam. Gaya bahasa yang digunakan, seperti "Saliring kodrat kang tinon mripat" (Segala kodrat yang terlihat), menciptakan suasana filosofis dan reflektif.

Keterbukaan dan Kemanfaatan Pengetahuan: Puisi ini menggarisbawahi bahwa pengetahuan yang didapat haruslah terbuka dan dapat dimengerti oleh semua orang. Pengetahuan tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh manusia dalam menjalani kehidupan.

Puisi "Kawruh" karya Intojo adalah sebuah karya yang mengangkat tema pengetahuan dan pemahaman tentang kodrat alam semesta serta peran manusia dalam memahaminya. Dengan gaya bahasa yang khas dan penuh makna, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan antara manusia, alam semesta, dan pengetahuan yang mereka peroleh.

Puisi: Kawruh
Puisi: Kawruh
Karya: Intojo

Biodata Intojo:
  • Intojo (bernama lengkap Raden Intojo) lahir di Tulungagung, Jawa Timur, 27 Juli 1912
  • Intojo sering menggunakan nama samaran, di antaranya Heldas, Rhamedin, Ibnoe Sjihab, Hirahamra, Indera Bangsawan, dan Imam Soepardi.
  • Intojo juga dikenal sebagai "Bapak Soneta Sastra Jawa Modern".
  • Intojo meninggal dunia pada tahun 1965.
© Sepenuhnya. All rights reserved.