Puisi: Kasih (Karya HR. Bandaharo)

Puisi "Kasih" karya HR. Bandaharo mengeksplorasi bagaimana cinta dapat memberikan rasa kekayaan dan makna yang mendalam dalam kehidupan seseorang.
Kasih

Hari ini aku genap 39 tahun
di depanku di atas meja sebuah vas
dengan aster merah dan putih
Ah, Chai, cintamu suci ini
beri rasa kaya padaku melebihi
Rockefeller atau siapa pun
kau beri makna baru pada warna lama
dan bunga-bunga bisu ini bicara padaku
tentang kasih yang damai di dada

Sumber: Dari Daerah Kehadiran Lapar dan Kasih (1958)

Analisis Puisi:

Puisi "Kasih" karya HR. Bandaharo adalah karya yang menyentuh dan penuh perasaan, menggambarkan refleksi mendalam tentang cinta dan ketenangan. Dengan sentuhan puitis yang lembut, puisi ini merayakan hari ulang tahun penulis dan mengungkapkan makna mendalam dari cinta yang sederhana namun sangat berarti.

Tema dan Makna

Tema utama puisi ini adalah perayaan cinta dan kedamaian yang dibawanya. Puisi ini mengeksplorasi bagaimana cinta dapat memberikan rasa kekayaan dan makna yang mendalam dalam kehidupan seseorang. Selain itu, puisi ini juga menyentuh bagaimana elemen sederhana seperti bunga dapat menjadi simbol perasaan yang lebih besar.

"Hari ini aku genap 39 tahun"

Baris ini menetapkan konteks waktu dan memperkenalkan perayaan pribadi, yaitu ulang tahun penulis. Angka ini menunjukkan pencapaian usia yang signifikan, yang menjadi latar untuk refleksi yang lebih dalam tentang cinta.

"di depanku di atas meja sebuah vas dengan aster merah dan putih"

Gambar visual dari vas dengan bunga aster merah dan putih menciptakan suasana yang tenang dan penuh makna. Bunga aster sering melambangkan cinta dan kebijaksanaan, dan warna merah serta putih menambahkan dimensi pada perayaan yang penuh warna.

"Ah, Chai, cintamu suci ini beri rasa kaya padaku melebihi Rockefeller atau siapa pun"

Di baris ini, penulis mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan terhadap cinta Chai, yang dianggap lebih berharga daripada kekayaan material seperti yang dimiliki oleh John D. Rockefeller, seorang magnat industri. Ini menunjukkan bahwa cinta yang tulus dan suci memiliki nilai yang jauh melebihi kekayaan duniawi.

"kau beri makna baru pada warna lama dan bunga-bunga bisu ini bicara padaku"

Baris ini menggambarkan bagaimana cinta Chai telah memberikan makna baru pada hal-hal yang sebelumnya dianggap biasa atau lama. Bunga-bunga yang bisu ini, yang biasanya tidak bisa berbicara, kini tampak berbicara melalui makna yang diberikan oleh cinta tersebut. Ini menunjukkan bagaimana cinta dapat mengubah persepsi kita tentang dunia di sekitar kita.

"tentang kasih yang damai di dada"

Baris penutup ini menekankan tema utama puisi, yaitu kasih yang damai dan menenangkan. Cinta yang dinyatakan membawa kedamaian dan ketenangan yang dalam ke dalam hati penulis, menutup puisi dengan sentuhan reflektif dan damai.

Simbolisme

  • Vas dan Bunga Aster: Simbol keindahan, kedamaian, dan makna baru dalam kehidupan.
  • Rockefeller: Melambangkan kekayaan dan materialisme yang dibandingkan dengan nilai cinta.
  • Warna Merah dan Putih: Melambangkan cinta, kedamaian, dan keseimbangan.
  • Bunga-Bunga Bisu: Simbol hal-hal yang biasa yang diberi makna baru melalui cinta.
Puisi "Kasih karya HR. Bandaharo adalah sebuah perayaan cinta dan makna yang dibawanya dalam kehidupan penulis. Dengan penggunaan simbolis yang kaya dan bahasa yang puitis, puisi ini mengungkapkan betapa mendalam dan berartinya cinta dalam memberikan rasa kekayaan dan ketenangan. Momen sederhana seperti ulang tahun, dihiasi dengan bunga aster, menjadi latar bagi refleksi tentang bagaimana cinta yang tulus dan suci memiliki kekuatan untuk mengubah dan memperkaya kehidupan kita, melebihi segala kekayaan materi.

HR. Bandaharo
Puisi: Kasih
Karya: HR. Bandaharo

Biodata HR. Bandaharo:
  • HR. Bandaharo (nama lengkapnya Bandaharo Harahap) lahir di Medan pada tanggal 1 Mei 1917.
  • HR. Bandaharo meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 1 April 1993.
  • HR. Bandaharo adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.