Puisi: Kandas (Karya Isma Sawitri)

Puisi Kandas" karya Isma Sawitri mengekspresikan kekecewaan dan frustasi terhadap situasi yang dihadapi oleh sebagian masyarakat di dalamnya.
Kandas

Hingga ke ujung kuku
hingga ke tapak kaki
hingga ke ulu hati
hingga ke puncak
amarahku
amarah anak anakku
amarah tetangga
amarah sedesa

Benar, kamilah puak orang orang kandas
turun temurun takkan terbebas
tak punya martabat kecuali akhirat
tak mewarisi ilmu kecuali malu
tak ngerti politik kecuali pemilu
tak kenal harta kecuali kerja
tak menghunus senjata kecuali sang saka

Di sini, di batas air ini
hanya kami
hanya maut
hanya amarah
terlampiaskan sudah

Sumber: Horison (Januari, 1990)

Analisis Puisi:

Puisi Kandas" karya Isma Sawitri adalah suatu karya yang menyoroti perasaan frustasi, kekecewaan, dan ketidakpuasan. Melalui pemilihan kata-kata yang singkat dan tajam, puisi ini menyuarakan kemarahan serta rasa putus asa terhadap situasi tertentu.

Kemarahan dan Keterbatasan: Puisi ini menggambarkan marah yang meluap-luap dalam diri penulis dan masyarakatnya. Kemarahan itu mengenai ketidakadilan, kesulitan, dan kebingungan yang dihadapi oleh mereka yang merasa terpinggirkan dan tidak memiliki akses atau kesempatan yang sama seperti orang lain.

Ketidakadilan Sosial dan Kondisi Manusia "Kandas": Isma Sawitri menyoroti kondisi sosial di mana mereka yang merasa terpinggirkan dari segi sosial, ekonomi, dan politik. Mereka yang merasa terpinggirkan ini hidup dalam keterbatasan, kekurangan akses terhadap pendidikan, kekayaan, dan pengaruh politik, serta menghadapi ketidakadilan yang meliputi kehidupan sehari-hari mereka.

Keterbatasan dan Harapan pada Akhirat: Penyebutan bahwa mereka hanya memiliki martabat di akhirat menegaskan bahwa dalam kehidupan ini, kesulitan dan ketidakadilan adalah suatu kenyataan yang tidak berubah. Mereka mencari harapan dan rasa adil dalam iman mereka.

Ketidakmampuan untuk Berpartisipasi: Puisi ini menyoroti ketidaktahuan dalam bidang politik yang hanya diketahui saat ada pemilu, serta kurangnya hak dan akses terhadap pendidikan dan pengetahuan di kalangan yang terpinggirkan.

Kesimpulan dan Kesedihan: Puisi "Kandas" mengungkapkan ketidakadilan yang dihadapi oleh mereka yang terpinggirkan, yang telah merasakan kehidupan yang penuh dengan kekesalan dan ketidakmampuan untuk memperbaiki situasi mereka sendiri.

Pemanggilan untuk Perubahan: Meskipun puisi ini menggambarkan keadaan yang suram, pesan di baliknya mungkin adalah suatu ajakan bagi perubahan, kesadaran, dan tindakan terhadap ketidakadilan yang melingkupi masyarakat.

Puisi "Kandas" adalah ekspresi kuat dan tajam mengenai perasaan ketidakpuasan dan ketidakadilan yang dialami oleh kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat. Isma Sawitri dengan sangat kuat mengekspresikan kekecewaan dan frustasi terhadap situasi yang dihadapi oleh sebagian masyarakat di dalamnya.

Isma Sawitri
Puisi: Kandas
Karya: Isma Sawitri

Biodata Isma Sawitri:
  • Isma Sawitri lahir pada tanggal 21 November 1940 di Langsa, Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.