Analisis Puisi:
- Religi dan Kehidupan Akhirat: Puisi ini menggambarkan momen kematian seseorang yang dikaitkan dengan suasana religius. Dengan menggambarkan perempuan yang sedang sembahyang dan menyediakan pembaringan bagi orang yang akan meninggal, puisi ini menyoroti tema tawakal dan persiapan untuk kehidupan akhirat.
- Politik dan Kekuasaan: Melalui gambaran para serdadu dan partai politik yang mengantarkan orang yang akan meninggal, puisi ini menggambarkan keterlibatan politik dalam kehidupan individu hingga saat-saat terakhirnya. Kawat berduri dan tubuh yang dibuang merupakan metafora dari kekejaman politik dan manipulasi kekuasaan.
- Kehilangan dan Kesedihan: Ada sentuhan kesedihan dalam puisi ini, terutama ketika orang yang akan meninggal mengucapkan kalimat terakhirnya, "Bapa, belum selesai. Entah kapan saya sampai." Ini mencerminkan perasaan kehilangan dan ketidakpastian akan nasib di masa depan.
- Kehadiran Perempuan: Perempuan dalam puisi ini muncul sebagai simbol kekuatan dan kedamaian di tengah-tengah kekacauan dan kekerasan. Dia menemani orang yang akan meninggal dengan tawakal, membersihkan salib, dan akhirnya, mengumumkan kepergiannya dengan penuh keberanian.
- Pesan Kemanusiaan: Puisi ini menyampaikan pesan kemanusiaan, menyoroti pentingnya pengabdian dan keteguhan dalam menghadapi kematian dan kekerasan. Ini menekankan pentingnya kasih sayang, belas kasihan, dan perlawanan terhadap kezaliman.
Puisi "Kalvari" karya Joko Pinurbo adalah karya yang menggambarkan momen kematian dengan latar belakang politik dan religius yang kuat. Melalui penggunaan gambaran-gambaran yang kuat dan puitis, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna kehidupan, kekuasaan, dan kemanusiaan.
Puisi: Kalvari
Karya: Joko Pinurbo