Puisi: Interogasi (Karya Sabar Anantaguna)

Puisi "Interogasi" karya Sabar Anantaguna mengungkapkan tema identitas, cinta, dan tekanan sosial dalam bentuk percakapan yang intens.

Interogasi


Siapa namamu
namaku cinta

Di mana rumahmu
di hati manusia

Apa pekerjaanmu
memperindah dunia

Apa duniamu
kamar tiga kali dua
kalau sakit tidak diperiksa
tidak sakit malah diperiksa

Siapa temanmu
tak tahu

Harus tahu!
baiklah kalau harus menipu

Siapa menipu!
boleh jabat tangan seri satu‐satu

Sumber: Puisi-Puisi dari Penjara (2010)

Analisis Puisi:

Puisi "Interogasi" karya Sabar Anantaguna mengungkapkan tema identitas, cinta, dan tekanan sosial dalam bentuk percakapan yang intens. Melalui dialog yang mengalir, puisi ini menciptakan suasana yang mencerminkan situasi ketegangan, di mana pertanyaan yang mendalam menggali aspek-aspek kehidupan manusia.

Struktur Dialog yang Menyentuh

Puisi ini dibangun dengan format tanya jawab yang langsung dan jelas. Setiap pertanyaan membuka ruang untuk refleksi yang lebih dalam tentang makna dari jawaban yang diberikan. Pertanyaan pertama, "Siapa namamu?" direspons dengan jawaban yang sederhana namun penuh makna: "namaku cinta." Ini menandakan bahwa cinta adalah esensi dari identitas seseorang, mengindikasikan bahwa hubungan emosional adalah bagian penting dari siapa kita.

Kritik Sosial yang Tajam

Seiring pertanyaan berlanjut, penekanan pada kehidupan sehari-hari mulai muncul. Ketika ditanya tentang tempat tinggalnya, jawaban "di hati manusia" mencerminkan pandangan idealis bahwa rumah sejati terletak dalam relasi antar manusia. Namun, ketika pertanyaan menyentuh pekerjaan, jawaban "memperindah dunia" menyiratkan harapan akan peran yang lebih berarti dalam masyarakat, bahkan saat keadaan yang ada mungkin tidak selalu mendukung.

Pertanyaan lanjutan mengenai dunia yang sempit, "kamar tiga kali dua," menggambarkan kehidupan yang terkurung dan terbatas. Frasa "kalau sakit tidak diperiksa, tidak sakit malah diperiksa" mencerminkan kritik tajam terhadap sistem kesehatan yang sering kali tidak berpihak pada rakyat. Hal ini menunjukkan ketidakadilan sosial yang mengikat individu dalam kesulitan.

Ketidakpastian dalam Hubungan Sosial

Ketika ditanya tentang teman, jawaban "tak tahu" memperlihatkan isolasi dan ketidakpastian dalam hubungan interpersonal. Pertanyaan "Harus tahu!" menciptakan tekanan yang mengisyaratkan tuntutan masyarakat akan pemahaman dan pengetahuan. Respons "baiklah kalau harus menipu" menunjukkan konflik internal antara keinginan untuk jujur dan kebutuhan untuk beradaptasi dengan ekspektasi orang lain.

Puisi "Interogasi" tidak hanya menggambarkan tekanan dalam pertanyaan, tetapi juga menyoroti kebutuhan manusia akan cinta dan hubungan yang tulus. Anantaguna berhasil menciptakan suasana yang menegangkan dan penuh makna melalui dialog yang ringkas namun menggugah. Dalam dunia yang dipenuhi ketidakpastian dan tuntutan, puisi ini mengajak kita untuk merenungkan makna sejati dari identitas, cinta, dan hubungan sosial. Dengan demikian, puisi ini menjadi cerminan realitas yang mengundang refleksi dan kesadaran sosial, mengingatkan kita bahwa di balik setiap interogasi, ada manusia dengan cerita dan perasaan yang kompleks.

Sabar Anantaguna
Puisi: Interogasi
Karya: Sabar Anantaguna

Biodata Sabar Anantaguna:
  • Sabar Anantaguna lahir dengan nama Santoso bin Sutopangarso pada tanggal 9 Agustus 1930 di Klaten, Jawa Tengah.
  • Sabar Anantaguna meninggal dunia pada tanggal pada 18 Juli 2014.
© Sepenuhnya. All rights reserved.