Inilah Cermin
Inilah cermin ke kedalaman
kita tidak bisa berpaling padanya
inilah cermin ke kedalaman
mengacai setiap napas di dada
dan di sini adalah nasib yang mengulurkan
terpasrah segala kegairahan manusia
memburu dan menyaru
siapa tiada kan memesrai padanya
siapa tertimbun dosa tanpa awal tanpa akhir
Banjarmasin, 18 Februari 1957
Sumber: Malam Hujan (2012)
Analisis Puisi:
Puisi Inilah Cermin karya Hijaz Yamani adalah sebuah refleksi mendalam tentang eksistensi manusia dan realitas kehidupan yang tak terhindarkan. Melalui penggunaan simbol cermin, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan jati diri dan kondisi manusia yang terkadang terjebak dalam keinginan dan dosa.
Simbol Cermin
Cermin dalam puisi ini berfungsi sebagai metafora untuk refleksi diri. Kalimat “Inilah cermin ke kedalaman” menunjukkan bahwa cermin ini tidak hanya mencerminkan wajah fisik, tetapi juga menggali ke dalam jiwa dan pikiran. Cermin di sini menjadi alat untuk introspeksi, mengungkapkan kebenaran tentang diri yang mungkin tidak ingin diakui oleh seseorang.
Keterhubungan dengan Eksistensi Manusia
Baris “kita tidak bisa berpaling padanya” menegaskan bahwa kita tidak dapat menghindar dari kenyataan dan tanggung jawab atas tindakan kita. Ini mengimplikasikan bahwa setiap individu harus menghadapi konsekuensi dari pilihan dan tindakan yang mereka lakukan, tanpa bisa menyalahkan orang lain atau keadaan.
Menghadapi Nasib
Pernyataan “dan di sini adalah nasib yang mengulurkan” menandakan bahwa nasib adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari. Kegairahan manusia, yang disebut sebagai “segala kegairahan manusia”, dihadapkan pada kenyataan bahwa apa yang dikejar sering kali bisa menyaru dan menyesatkan. Manusia terjebak dalam lingkaran keinginan yang tidak ada habisnya, yang bisa mengakibatkan penyesalan.
Kesadaran akan Dosa
Bagian puisi yang menyebutkan “siapa tiada kan memesrai padanya” dan “siapa tertimbun dosa tanpa awal tanpa akhir” mengisyaratkan bahwa setiap orang, tanpa kecuali, memiliki keterikatan pada dosa dan kesalahan. Penyebutan dosa sebagai sesuatu yang “tanpa awal tanpa akhir” menunjukkan sifat kekal dari kesalahan dan tanggung jawab moral yang kita pikul sebagai manusia. Ini menciptakan rasa urgensi untuk merenungkan pilihan-pilihan yang telah dibuat dalam hidup.
Tema Introspeksi dan Penyesalan
Puisi ini mengajak pembaca untuk melakukan introspeksi dan menyadari bahwa hidup ini penuh dengan pilihan dan konsekuensi. Penggunaan kata-kata yang kuat dan tegas menciptakan suasana yang mendorong pembaca untuk mempertanyakan diri mereka sendiri. Ada rasa penyesalan yang mengalir dalam nada puisi, menggambarkan betapa mudahnya seseorang terjebak dalam keinginan dan dosa.
Puisi Inilah Cermin karya Hijaz Yamani adalah sebuah karya yang mengajak pembaca untuk merenungkan jati diri dan keadaan manusia dalam konteks kehidupan yang kompleks. Melalui simbol cermin, puisi ini menggambarkan perlunya introspeksi dan kesadaran akan tindakan serta pilihan yang telah diambil. Pesan yang terkandung dalam puisi ini menekankan bahwa setiap individu harus menghadapi kenyataan dan konsekuensi dari hidupnya, dan tidak ada cara untuk melarikan diri dari refleksi diri yang sebenarnya. Ini adalah panggilan untuk mengenali dan menerima diri kita dengan segala dosa dan kegairahan yang menyertainya.