Puisi: Ibarat (Karya Muhammad Yamin)

Puisi "Ibarat" karya Muhammad Yamin menggunakan metafora berdagang untuk menggambarkan kehidupan manusia di dunia ini. Dalam puisi ini, Yamin ....
Ibarat

Hidup di dunia seperti berdagang
Membawa untung kian kemari
Menempuh padang beberapa negeri
Mencari kain pembalut tulang.

Kalau 'lah cukup emas di pinggang
Untuk nafkah kanan dan kiri
Hendaklah teringat di hati sendiri
Ke kampung halaman berbalik pulang.

Beberapa lamanya kita di rantau?
Cobalah sebentar tuan meninjau
Ke atas langit berwarna hijau.

Sebentar sahaja bintang berkilau
Kemudian muram menjadi silau
Selama itulah kita merantau!

Jong Sumatra, Juli 1921

Sumber: Sandjak-Sandjak Muda Mr. Muhammad Yamin (1954)

Analisis Puisi:

Puisi "Ibarat" karya Muhammad Yamin menggunakan metafora berdagang untuk menggambarkan kehidupan manusia di dunia ini. Dalam puisi ini, Yamin menyampaikan pandangannya tentang kehidupan, perjalanan hidup, dan makna merantau melalui bahasa yang puitis.

Metafora Berdagang dan Hidup: Puisi ini memulai dengan perbandingan hidup di dunia dengan berdagang. Penyair mengibaratkan hidup sebagai aktivitas berdagang yang membawa untung kian kemari dan menempuh berbagai perjalanan untuk mencari "kain pembalut tulang," yang dapat diartikan sebagai nafkah dan kebutuhan hidup.

Hidup Mencari Nafkah: Penyair menekankan pentingnya mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan jika seseorang telah mencukupi kebutuhan nafkahnya, tetap penting untuk ingat akan kampung halaman dan berbalik pulang.

Pandangan tentang Merantau: Dalam puisi ini, merantau diibaratkan sebagai perjalanan hidup manusia di dunia ini. Penyair menanyakan berapa lama kita berada di "rantau" atau dunia ini. Rantau sering kali merujuk pada tempat yang jauh dari kampung halaman, yang menandakan bahwa manusia berada jauh dari keaslian dan "rumah."

Kehangatan Kampung Halaman: Penyair menekankan pentingnya ingat akan kampung halaman dan berbalik pulang setelah merantau. Meskipun kita berdagang di dunia ini mencari nafkah dan kesuksesan, ingatan tentang kampung halaman dan kehangatannya tetap penting untuk diingat.

Kilau Bintang dan Muramnya Kehidupan: Puisi ini menggambarkan kehidupan seperti kilau bintang yang berkilau sebentar kemudian menjadi muram dan silau. Metafora ini mencerminkan perjalanan hidup yang penuh dengan pergumulan dan tantangan.

Puisi "Ibarat" karya Muhammad Yamin adalah sebuah karya puitis yang menggunakan metafora berdagang untuk menggambarkan kehidupan manusia di dunia ini. Melalui bahasa yang indah, Yamin menyampaikan pandangannya tentang hidup, merantau, dan ingatan akan kampung halaman. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang makna hidup, perjalanan hidup, dan keaslian diri, serta pentingnya memiliki ingatan akan akar dan kehangatan kampung halaman.


Muhammad Yamin
Puisi: Ibarat
Karya: Muhammad Yamin

Biodata Muhammad Yamin:
  • Muhammad Yamin lahir pada tanggal 24 Agustus 1903 di Talawi, Sawahlunto, Sumatra Barat.
  • Muhammad Yamin meninggal dunia pada tanggal 17 Oktober 1962 di Jakarta (dimakamkan di Talawi, Sawahlunto, Sumatra Barat).
© Sepenuhnya. All rights reserved.