Analisis Puisi:
Puisi "Hidup" karya Sobron Aidit menggambarkan filosofi mendalam tentang hakikat kehidupan. Dalam puisi ini, Sobron Aidit mengungkapkan pemahaman tentang kehidupan sebagai sesuatu yang lebih dari sekadar eksistensi; kehidupan harus dipetik, dipahami, dan dijalani dengan tujuan yang jelas. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun sarat makna, Sobron menyampaikan bahwa hidup adalah perjalanan penuh refleksi, tindakan, dan makna yang melibatkan diri sendiri serta hubungan dengan orang lain.
Kehidupan Sebagai Buah yang Harus Dipetik
Dalam baris pembuka, Sobron Aidit menyatakan bahwa “Hidup itu bukan tergantung pada apa, tapi yang harus ialah: dipetik”. Pernyataan ini menegaskan bahwa hidup bukan hanya tentang menerima keadaan, melainkan tentang bagaimana kita aktif memetik makna dan pengalaman dari kehidupan itu sendiri. Kehidupan yang berarti adalah kehidupan yang diciptakan melalui usaha dan tindakan, bukan sekadar bergantung pada apa yang datang secara pasif.
Frasa “diri sendiri yang memberinya buah” menunjukkan bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam menentukan arah hidupnya. Hidup harus diisi dengan tindakan yang menghasilkan buah, yaitu hasil dari upaya dan kerja keras. Pesan ini mengajak pembaca untuk mengambil tanggung jawab penuh atas hidup mereka sendiri, serta memastikan bahwa mereka terus bergerak maju meski dalam ritme yang pelan.
Hidup yang Bertujuan
Pada bagian berikutnya, Sobron menggambarkan hidup sebagai sesuatu yang “Luas bagai laut deras mengalir”, namun ia menekankan bahwa tujuan adalah elemen kunci dalam menjalani kehidupan. Hidup yang hanya mengalir tanpa arah tidak memiliki makna yang jelas. Oleh karena itu, Sobron menekankan pentingnya tujuan hidup yang “runcing garang dan tajam”. Tujuan yang jelas memberikan arah dan kekuatan untuk bergerak maju dengan penuh keyakinan.
Frasa “tidak jalan sendiri, tapi disetir” mencerminkan pandangan bahwa hidup harus dikendalikan oleh prinsip dan arah yang kita tetapkan. Kita harus memiliki kendali atas hidup kita dan tidak membiarkannya mengalir tanpa panduan atau arahan yang jelas. Ini adalah ajakan untuk mengambil peran aktif dalam menentukan jalan hidup, bukan hanya mengikuti arus yang datang.
Kehidupan Sebagai Genangan Air yang Dalam
Di bagian terakhir, Sobron menggunakan metafora “Hidup itu genangan air yang dalam” untuk menggambarkan kompleksitas kehidupan. Meskipun air tampak tenang dan biru di permukaan, kedalamannya bisa diukur dan dimengerti. Artinya, kehidupan mungkin terlihat penuh misteri dan tantangan, namun dengan refleksi dan pemahaman, kita bisa menemukan maknanya.
Sobron juga menegaskan bahwa hidup bukan tentang “penuh duga”, atau sekadar menjalani tanpa kepastian. Hidup seharusnya diisi dengan “hiasan terjalin”, yang berarti bahwa kita bisa membuat hidup ini indah dan bermakna dengan tindakan yang disengaja. Kehidupan yang bermakna adalah kehidupan yang memberi nilai, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.
Hidup yang Dipenuhi Makna dan Arah
Puisi "Hidup" karya Sobron Aidit memberikan pesan kuat tentang pentingnya menjalani hidup dengan tujuan, tindakan, dan makna yang jelas. Hidup bukanlah sesuatu yang pasif atau bergantung pada faktor eksternal, melainkan sesuatu yang harus dipetik melalui usaha pribadi. Dengan arah yang jelas dan kendali yang kuat, kehidupan menjadi lebih bermakna dan terarah.
Sobron juga menekankan bahwa hidup harus memberikan nilai tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain. Inilah esensi kehidupan yang sejati, di mana setiap langkah dan keputusan dipandu oleh prinsip yang jelas, tujuan yang kuat, serta kesadaran akan dampaknya terhadap sesama.
Pada akhirnya, puisi ini mengajak kita untuk selalu sadar dan aktif dalam menjalani kehidupan, memastikan bahwa setiap langkah kita adalah bagian dari proses penciptaan hidup yang bermakna, baik untuk diri kita maupun bagi orang lain. Hidup, menurut Sobron, adalah sebuah proses yang harus dihayati dengan penuh kesadaran, bukan sekadar dilewati tanpa arah dan makna.
Karya: Sobron Aidit