Analisis Puisi:
Puisi "Hasrat Hati" karya J. E. Tatengkeng mengeksplorasi tema kerinduan, hasrat, dan pencarian spiritual. Dengan bahasa yang mendalam dan reflektif, puisi ini menggambarkan pengalaman emosional manusia yang kompleks dalam hubungannya dengan Tuhan dan dunia yang penuh godaan. Melalui ungkapan yang kuat dan imajinatif, Tatengkeng menyampaikan perasaan batin yang bergelora dan pencarian yang mendalam terhadap makna sejati.
Struktur dan Makna Puisi
Puisi ini terdiri dari tiga bait yang saling berhubungan, masing-masing menawarkan pandangan yang berbeda tentang kerinduan, hasrat, dan pencarian spiritual.
Kerinduan yang Membingungkan
Puisi dimulai dengan ungkapan kerinduan dan kebingungan hati:
"Di dalam kerinduan hati, Tuhan, Yang datang membingungkan daku, Dimana hatiku memang terpaku,"
Di sini, Tatengkeng menggambarkan perasaan kerinduan yang mendalam dan kebingungan batin yang dialaminya. "Kerinduan hati" menunjukkan keinginan yang kuat, sedangkan "membingungkan daku" dan "hatiku memang terpaku" menggambarkan ketidakpastian dan rasa terjebak yang dirasakannya dalam pencarian spiritualnya.
Hasrat yang Tak Tertahan
Bagian selanjutnya mengeksplorasi hasrat dan godaan duniawi:
"Di dalam hasrat yang tak tertahan, Melihat banyak yang gilang-gumilang, Dengar bujukan lagu kemerduan, Cahya mahkota-dunia cerlang,"
Tatengkeng menunjukkan bagaimana hasrat duniawi, seperti "banyak yang gilang-gumilang" dan "lagu kemerduan," mempengaruhi perasaan dan perhatian seseorang. "Cahya mahkota-dunia cerlang" mencerminkan pesona duniawi yang menarik, namun juga bisa membingungkan dan mengalihkan perhatian dari tujuan spiritual yang lebih tinggi.
Permohonan dan Pencarian Spiritual
Bagian akhir puisi adalah permohonan dan harapan untuk mendapatkan bimbingan spiritual:
"O, Tuhan, Ajarkan daku Berhasrat dan merindu Akan Tuhan."
Tatengkeng mengungkapkan permohonan untuk bimbingan dari Tuhan, dengan harapan agar dapat mengarahkan hasrat dan kerinduan yang dimilikinya untuk lebih fokus pada pencarian spiritual. Ungkapan ini menunjukkan keinginan mendalam untuk memahami dan mendekatkan diri kepada Tuhan, serta untuk mengatasi godaan duniawi yang mungkin menghalangi jalannya.
Emosional
Puisi ini menggambarkan perjuangan batin antara hasrat duniawi dan pencarian spiritual. Keterbatasan yang dirasakan dalam menghadapi kerinduan dan godaan duniawi menggambarkan ketegangan yang dialami seseorang dalam upaya untuk menemukan makna dan kedekatan dengan Tuhan. Permohonan di akhir puisi menunjukkan kerendahan hati dan kebutuhan untuk bimbingan dalam mencapai tujuan spiritual.
Puisi "Hasrat Hati" karya J. E. Tatengkeng adalah puisi yang menggambarkan pengalaman emosional yang mendalam dalam pencarian spiritual. Dengan menggambarkan kerinduan, hasrat, dan kebingungan batin, Tatengkeng menciptakan sebuah karya yang mengajak pembaca untuk merenungkan perjuangan antara godaan duniawi dan pencarian makna spiritual. Puisi ini menekankan pentingnya bimbingan ilahi dan pengendalian diri dalam mencapai kedekatan dengan Tuhan, menawarkan pandangan yang reflektif dan mendalam tentang perjalanan spiritual manusia.
Puisi: Hasrat Hati
Karya: J. E. Tatengkeng
Biodata J. E. Tatengkeng:
- J. E. Tatengkeng (Jan Engelbert Tatengkeng) adalah salah satu penyair Angkatan Pujangga Baru. Nama panggilan sehari-harinya adalah Om Jan.
- J. E. Tatengkeng lahir di Kolongan, Sangihe, Sulawesi Utara, 19 Oktober 1907.
- J. E. Tatengkeng meninggal dunia di Makassar, 6 Maret 1968 (pada umur 60 tahun).