Gunung
Tampak padaku gunung Semeru:
Tinggi tampan bertumpu kukuh,
Petir menyambar; topan menderu,
Gunung bertahan, tetap teguh,
Gempa gempita menggemparkan bumi,
Guncang gelombang ngobarkan hati,
Gunung menanggung, tidak terharu.
Sumber: Pujangga Baru (Februari, 1938)
Analisis Puisi:
Puisi "Gunung" karya Intojo adalah sebuah penggambaran tentang kekuatan dan keteguhan gunung, khususnya Gunung Semeru, yang menjadi simbol ketahanan dan kekokohan di tengah kekuatan alam yang menggemparkan.
Struktur dan Gaya Bahasa
Puisi ini terdiri dari tujuh baris yang singkat namun padat. Strukturnya sederhana, dengan bahasa yang kuat dan deskriptif. Penggunaan kata-kata yang kuat dan gambaran yang jelas menciptakan kesan tentang kekuatan dan ketahanan yang dimiliki oleh gunung.
Analisis Tematik
- Kekuatan dan Keteguhan Gunung: Puisi ini menggambarkan tentang kekuatan dan ketahanan yang dimiliki oleh gunung, khususnya Gunung Semeru. Gambaran tentang gunung yang tinggi, tampan, dan bertumpu kukuh menunjukkan kekokohan fisiknya, sementara petir, topan, dan gempa bumi menjadi simbol dari kekuatan alam yang menguji keberadaannya. Meskipun dihadapkan pada berbagai ancaman dan godaan alam, gunung tetap teguh dan tidak tergoyahkan.
- Simbol Kebesaran Alam: Gunung dalam puisi ini juga menjadi simbol dari kebesaran alam dan kekuatan alamiah yang melampaui kemampuan manusia. Gambaran tentang gunung yang menanggung gempa dan gelombang tanpa terharu mencerminkan ketidakberdayaan manusia di hadapan kekuatan alam yang dahsyat.
Simbolisme dan Imaji
- Gunung Semeru: Gunung Semeru dalam puisi ini melambangkan kekuatan, ketahanan, dan kekokohan. Sebagai salah satu gunung tertinggi di Indonesia, Gunung Semeru menjadi simbol dari kebesaran alam dan kekokohan yang tidak tergoyahkan.
- Petir, Topan, dan Gempa Bumi: Petir, topan, dan gempa bumi dalam puisi ini menjadi simbol dari kekuatan alam yang menggemparkan dan menguji keberadaan gunung. Meskipun dihadapkan pada berbagai ancaman tersebut, gunung tetap bertahan dan tidak tergoyahkan.
Pesan dan Makna
Puisi ini menyampaikan pesan tentang kekuatan, ketahanan, dan kekokohan yang dimiliki oleh alam, khususnya gunung, dalam menghadapi kekuatan alam yang menggemparkan. Melalui gambaran tentang Gunung Semeru yang teguh di tengah badai, Intojo mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kebesaran alam dan ketidakberdayaan manusia di hadapannya.
Puisi "Gunung" karya Intojo adalah sebuah penggambaran tentang kekuatan dan ketahanan alam, khususnya gunung, dalam menghadapi kekuatan alam yang menggemparkan. Dengan gambaran tentang Gunung Semeru yang teguh di tengah badai, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kebesaran alam dan ketidakberdayaan manusia di hadapannya.
Karya: Intojo
Biodata Intojo:
- Intojo (bernama lengkap Raden Intojo) lahir di Tulungagung, Jawa Timur, 27 Juli 1912
- Intojo sering menggunakan nama samaran, di antaranya Heldas, Rhamedin, Ibnoe Sjihab, Hirahamra, Indera Bangsawan, dan Imam Soepardi.
- Intojo juga dikenal sebagai "Bapak Soneta Sastra Jawa Modern".
- Intojo meninggal dunia pada tahun 1965.