Puisi: Duel (Karya Sobron Aidit)

Puisi "Duel" karya Sobron Aidit menyampaikan pesan tentang keteguhan dan keberanian dalam menghadapi tantangan, meskipun kemenangan tampak tidak ...
Duel

Berapa kali pada pertarungan ini
aku kalah
tapi tak pernah menyerah
dilantak sepi
dilahap sedih
diganyang susah
dilucak derita
dililit siksa
ditelan miskin
dipenjara penguasa
diusir baginda.

Aku bagaikan bola
kau bagaikan kucing
jatuh bangun - mental
tegak berdiri - miring.

Dan kau yang merasa menang
tak pernah tampak gemilang
malah terlihat kosong!

Paris, 19 Oktober 1999

Analisis Puisi:

Puisi "Duel" karya Sobron Aidit menyajikan gambaran yang kuat tentang pertarungan, kegigihan, dan keputusasaan dalam konteks ketidakadilan sosial. Dengan menggunakan metafora dan bahasa yang intens, puisi ini mengeksplorasi tema perjuangan pribadi melawan kekuatan yang menindas dan bagaimana keteguhan menghadapi kesulitan.

Tema Pertarungan dan Ketidakadilan

Puisi ini dimulai dengan penekanan pada kesulitan yang dialami oleh penulis: "Berapa kali pada pertarungan ini / aku kalah / tapi tak pernah menyerah." Kata-kata ini menunjukkan sikap pantang menyerah meskipun mengalami kekalahan berulang kali. Penulis merasa dilanda berbagai bentuk penderitaan—sepi, sedih, susah, derita, siksa, miskin, dan penjara: "dilantak sepi / dilahap sedih / diganyang susah / dilucak derita / dililit siksa / ditelan miskin / dipenjara penguasa / diusir baginda." Ini menggambarkan berbagai aspek penderitaan yang dihadapinya, dari kesepian emosional hingga penindasan oleh kekuatan yang lebih besar.

Metafora Pertarungan

Dalam puisi ini, penulis menggunakan metafora pertarungan untuk menggambarkan ketidakadilan yang dialaminya. Penulis diibaratkan sebagai "bola," sementara lawannya adalah "kucing." Metafora ini mencerminkan ketidakseimbangan kekuatan di antara mereka. Bola yang jatuh bangun menggambarkan betapa penulis terus-menerus berjuang meskipun menghadapi berbagai tantangan, sedangkan kucing menunjukkan kekuatan dan dominasi lawan yang tampaknya lebih superior.

Kritik terhadap Kemenangan yang Kosong

Puisi ini juga mencerminkan kritik terhadap kemenangan yang tampaknya kosong atau tidak memuaskan: "Dan kau yang merasa menang / tak pernah tampak gemilang / malah terlihat kosong!" Penulis menilai bahwa kemenangan lawan tidak memiliki makna yang berarti atau gemilang. Kemenangan tersebut, meskipun terlihat sebagai prestasi, sebenarnya kosong dan tidak memberikan kepuasan yang sesungguhnya. Ini bisa diartikan sebagai sindiran terhadap kekuasaan dan otoritas yang menindas, yang meskipun terlihat dominan, tidak membawa kebaikan yang sejati.

Puisi "Duel" karya Sobron Aidit adalah eksplorasi mendalam tentang pertarungan melawan ketidakadilan dan penindasan. Dengan menggunakan metafora yang kuat dan bahasa yang intens, puisi ini menggambarkan bagaimana penulis menghadapi berbagai bentuk penderitaan dan kesulitan, serta bagaimana ia menilai kemenangan lawan yang kosong dan tidak memuaskan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti sebenarnya dari perjuangan dan kemenangan, serta dampak dari ketidakadilan sosial terhadap individu. Melalui puisi ini, Sobron menyampaikan pesan tentang keteguhan dan keberanian dalam menghadapi tantangan, meskipun kemenangan tampak tidak membawa perubahan yang berarti.

"Puisi: Duel"
Puisi: Duel
Karya: Sobron Aidit
© Sepenuhnya. All rights reserved.