Puisi: Doa (Karya Lasinta Ari Nendra Wibawa)

Puisi "Doa" karya Lasinta Ari Nendra Wibawa merenungkan kembali arti doa dan bagaimana cara kita menjalin hubungan dengan yang Maha Kuasa.
Doa (1)

Bersama hujan kutitipkan muatanku padamu
sebab kau yang mewakiliku menuju muara rindu
sampaikan pula lumpur yang menempel di baju
jangan lama-lama, aku bisa menjadi arca batu

Melesatlah engkau serupa seekor pegasus
menuju singgasana Dzat Yang Maha Kudus
sapalah jua malaikat yang tersenyum arif tulus
yang menukar muatan di punggungmu
dengan sebuah kado khusus

Doa (2)

Hilir mudik kau sampaikan semua pesanku
kemudian kembali mesra di pangkuanku tepat waktu
istirahatlah, dan sejenak ceritakan kepadaku
arti di balik senyuman yang kau tahan itu
adakah kabar yang senantiasa aku tunggu

Doa (3)

Lancar sekali kau bercerita tentang perjalanan
kau bercerita lepas, tanpa paksaan, ataupun rasa enggan
sesekali kau terdiam mencari kata yang sepadan
untuk melukiskan pengalamanmu yang mengagumkan
tentang sambutan dan upacara penghormatan
aku mengerti, Mereka memperlakukanmu penuh kearifan.

Surakarta, 2010

Analisis Puisi:

Puisi "Doa" karya Lasinta Ari Nendra Wibawa adalah sebuah karya yang menyentuh tentang hubungan antara manusia dan Tuhan, serta perjalanan batin yang dialami saat mengungkapkan harapan dan kerinduan. Dalam puisi ini, penulis menggunakan simbol-simbol kuat dan gambaran imajinatif untuk menggambarkan proses berdoa sebagai sebuah perjalanan spiritual.

Tema dan Makna

Tema utama dalam puisi ini adalah doa sebagai medium komunikasi antara manusia dan Tuhan. Penulis mengungkapkan keinginan dan harapan dengan mengalirkan perasaan melalui imaji yang kuat. "Bersama hujan kutitipkan muatanku padamu" menunjukkan betapa penulis merasa terhubung dengan alam dan menggunakan elemen hujan sebagai perantara untuk menyampaikan segala muatan emosional dan spiritual kepada Tuhan.

Penggunaan hujan sebagai simbol juga menekankan aspek pembersihan dan penyucian, di mana lumpur yang menempel di baju melambangkan beban atau dosa yang ingin dibawa pergi. "Jangan lama-lama, aku bisa menjadi arca batu" menunjukkan ketidakberdayaan dan kerinduan yang mendalam, seolah-olah penulis tidak ingin terjebak dalam keadaan yang stagnan.

Simbol Pegasus dan Kado Khusus

Simbol Pegasus, kuda bersayap dari mitologi Yunani, di sini diartikan sebagai kecepatan dan ketangkasan dalam menyampaikan doa. Penulis ingin agar doa tersebut bisa terbang dengan cepat menuju Tuhan, dan mengharapkan agar pesannya sampai tanpa hambatan. Dalam konteks ini, Pegasus juga menggambarkan harapan akan keberanian dan kebebasan dalam berserah kepada yang Maha Kuasa.

Bagian "dengan sebuah kado khusus" menandakan bahwa doa yang disampaikan bukanlah sembarang permohonan, tetapi sebuah harapan yang tulus dan penuh makna. Kado ini bisa diartikan sebagai jawaban atau hasil dari doa yang diharapkan akan datang.

Hubungan Antara Penyampai Pesan dan Penerima

Di bagian kedua puisi, penulis menggambarkan bagaimana pesan-pesan yang dikirimkan tersebut kembali ke dalam pelukan Tuhan. "Hilir mudik kau sampaikan semua pesanku" menekankan bahwa ada suatu siklus dalam doa. Penyampai pesan, yang diwakili oleh hujan, akan menyampaikan segala harapan, dan kemudian kembali membawa kedamaian.

Pentingnya hubungan ini semakin jelas dengan ungkapan "arti di balik senyuman yang kau tahan itu", di mana penulis menunjukkan bahwa dalam perjalanan tersebut, ada makna yang dalam dan mendalam yang ingin dipahami.

Perjalanan Spiritual dan Kearifan

Pada bagian ketiga, penulis mengungkapkan bagaimana hujan yang menjadi penyampai pesan tersebut menceritakan kembali perjalanan yang telah dilalui. "Lancar sekali kau bercerita tentang perjalanan" menggambarkan bagaimana proses doa dapat menjadi pengalaman yang menggugah, di mana setiap kata dan ungkapan menjadi bentuk refleksi diri.

Dengan menekankan pada "sambutan dan upacara penghormatan," penulis menunjukkan betapa pentingnya penghormatan dalam konteks spiritual. Ini menandakan bahwa perjalanan menuju Tuhan bukan hanya sekadar permintaan, tetapi juga sebuah penghormatan dan pengakuan atas keagungan-Nya.

Puisi "Doa" karya Lasinta Ari Nendra Wibawa adalah sebuah eksplorasi mendalam tentang makna doa, hubungan spiritual, dan perjalanan batin manusia dalam menghadapi ketidakpastian hidup. Dengan menggunakan simbolisme yang kaya dan gambaran yang indah, penulis berhasil menyampaikan pesan bahwa doa adalah sarana untuk menyampaikan harapan, kerinduan, dan permohonan kepada Tuhan, serta sebagai cara untuk memahami perjalanan hidup yang penuh makna. Melalui puisi ini, pembaca diajak untuk merenungkan kembali arti doa dan bagaimana cara kita menjalin hubungan dengan yang Maha Kuasa.

"Puisi Lasinta Ari Nendra Wibawa"
Puisi: Doa
Karya: Lasinta Ari Nendra Wibawa
© Sepenuhnya. All rights reserved.