Puisi: Di Lereng Salak (Karya Sanusi Pane)

Puisi "Di Lereng Salak" menggambarkan keindahan alam dan perenungan tentang kehidupan manusia. Dengan penggunaan gambaran alam yang kuat dan ...
Di Lereng Salak

Gunung berleret, mulanya hijau,
Lenyap membisu jauh di sana.
Padi menguning bagai kencana,
Sampai di lereng redam berkilau.

Sebelah Selatan dapat ditinjau
Sebagian kecil Lautan Hindia
Laksana tasik dipandang dia
Di bawah perak membiru silau.

Di rumput halus bagai beledu,
Aku guling memandang s’orang,
Bagai minum keindahan alam.

Teringat kota aku tersedu;
Takut kembali ke tempat orang,
Tak mengenal perasaan dalam.

Sumber: Puspa Mega (1927)

Analisis Puisi:

Puisi "Di Lereng Salak" oleh Sanusi Pane adalah sebuah gambaran yang indah tentang keindahan alam dan perenungan tentang kehidupan manusia. Dengan penggunaan gambaran alam yang kuat dan perasaan yang mendalam, penyair menggambarkan pengalamannya di lereng gunung Salak.

Keindahan Alam: Penyair dengan cermat menggambarkan keindahan alam di sekitar lereng Salak. Ia menyebutkan gunung yang berleret hijau, sawah padi yang menguning seperti kencana, dan pemandangan Lautan Hindia di sebelah Selatan yang bagai tasik biru. Gambaran-gambaran ini menghadirkan kesan kedamaian dan keindahan alam yang memukau.

Refleksi dan Perenungan: Dalam penggambarannya tentang berbaring di rumput dan merenung, penyair membawa pembaca ke dalam pengalaman perenungannya. Dia merenungkan kehidupan di kota, mungkin menghadapi kesibukan dan kebisingan, yang kontras dengan ketenangan alam di lereng Salak. Ketika dia merenung, dia merasa takut untuk kembali ke tempat orang, mengungkapkan perasaan tidak nyaman dengan kehidupan di kota dan mungkin kekosongan batin yang dirasakannya.

Kontras Antara Alam dan Kehidupan Manusia: Puisi ini menciptakan kontras yang kuat antara keindahan alam yang tenang dan kedamaian batin dengan keramaian dan kebingungan kehidupan manusia di kota. Lereng Salak menjadi tempat pelarian dari keramaian dan kesibukan kehidupan modern, tempat penyair dapat menemukan ketenangan dan refleksi.

Puisi "Di Lereng Salak" adalah sebuah karya yang menggambarkan keindahan alam dan perenungan tentang kehidupan manusia. Dengan penggunaan gambaran alam yang kuat dan perenungan yang mendalam, penyair menghadirkan pengalaman pribadi yang menginspirasi dan mengajak pembaca untuk merenung tentang hubungan antara alam dan kehidupan manusia.

Sanusi Pane
Puisi: Di Lereng Salak
Karya: Sanusi Pane

Biodata Sanusi Pane:
  • Sanusi Pane lahir pada tanggal 1 Agustus 1905 di Sungai Puar, Sumatra Barat, Indonesia.
  • Ia adalah seorang sastrawan, politisi, dan intelektual Indonesia yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia sastra Indonesia pada pertengahan abad ke-20.
  • Sanusi Pane meninggal dunia pada tanggal 2 April 1968 2 Januari 1968 (pada usia 62) di Jakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • SubuhEmbun dan peluh senyawa ketika bulan pudarMalam dibenam sawang yang mula terbakarCinta manusia berjumpa yang lahir diam-diamDan senyawa dalam agenda rahasia alamSatu-satu suar…
  • RanjangSetiap malam betismuNaik ke tepi ranjangMenggigit selimut – laluMenyuruk di sampingkuKita pun jadi tidurMeskipun udara burukDi luar terus mengamukKemudian pagi datangDingin …
  • Anak Pedati Di bawah cahaya bulan purnama Sebaris pedati tampak beriring Suara gentanya redup bergema Melalui lembah sunyi berdenging. Bertiup lagu puputan r…
  • KecipirKecipir buah kecipirKenikir daun kenikirKucium beribu bibirTak juga habis pikirAda ladang tembakauAda mulut harimauKutu busuk penuh rabukDalam handuk dalam cerukTebing hati …
  • Di Merriweather Post Pavilion Menyaksikan New York City Ballet Dari mula sudah kuramalkan perasaan begini Mesti terjadi di satu tempat di satu hari Antara kegiran…
  • CintamuKulihat mukamu di anjingDi dalam air digeletarkan angin.Kemudian sunyi.Teduh nian di pagi hari,Aku di hutan, di tepi telaga,Di dalam bayang cintamu.Seekor ikan melompatSeeko…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.