Puisi: Deklarasi (Karya Sobron Aidit)

Puisi "Deklarasi" karya Sobron Aidit menyampaikan pesan tentang penilaian diri, penderitaan akibat penindasan, dan keyakinan akan perubahan yang ...
Deklarasi

Sudah lama kutahu
aku bukanlah baja
bukanlah emas
jauh dari piala
janganlah sebut intan
kurasakan, memang begitulah nyatanya:
mungkin aku adalah udara
rotan dan kapas
ada di mana-mana dan ke mana-mana
ringan seakan melayang
tapi mungkin ada harganya
liat-alot sulit terpatahkan.

Di tengah ratusan jenis bangsa
terkadang terasa diri ini sepi sendiri
ketika sendiri sepi
terasa kami ini selalu bersama.

Tak kau izinkan aku pulang
padahal rinduku seperti kau haus dan rakus uang!
Kau bunuh teman-temanku, keluargaku
kau penjarakan aku di negeri asing.

Baiklah, kau itu, dinastimu itu
sudah bagaikan kapal Titanic
sebentar lagi habis-pupus
tiada guna kau tunggu orang datang sowan
karena sejarahmu segera akan putus
habis-kikis
lalu sejarah gelap bangsa ini
memang kaulah yang bikin!

Paris, 26 Maret 1999

Analisis Puisi:

Puisi "Deklarasi" karya Sobron Aidit adalah pernyataan yang kuat dan penuh emosi mengenai identitas, penderitaan, dan kritik terhadap penguasa yang dianggap tirani. Dengan bahasa yang tegas dan simbolis, puisi ini menyampaikan pesan tentang penilaian diri, penderitaan akibat penindasan, dan keyakinan akan perubahan yang tak terhindarkan.

Pengakuan Diri dan Identitas

Puisi ini dimulai dengan pernyataan pengakuan diri yang mendalam: "Sudah lama kutahu / aku bukanlah baja / bukanlah emas." Sobron menolak label-label yang mengesankan kekuatan dan kemewahan, dan malah memilih untuk melihat dirinya sebagai sesuatu yang lebih sederhana dan mungkin dianggap rendah seperti "udara," "rotan," dan "kapas." Pernyataan ini mencerminkan perasaan ketidakberdayaan dan kerendahan hati, sambil mengakui bahwa meskipun terlihat lemah dan mudah dilupakan, mungkin ada nilai dan kekuatan tersendiri yang tidak terlihat secara langsung.

Kesejukan dan Kesepian

Sobron menyatakan bagaimana di tengah berbagai bangsa dan keragaman, seringkali dirinya merasa "sepi sendiri." Meskipun merasa terasing, penulis menyadari bahwa dalam kesepian tersebut, ada rasa solidaritas dan kebersamaan yang tidak bisa diabaikan: "ketika sendiri sepi / terasa kami ini selalu bersama." Ini menunjukkan bahwa meskipun ada perasaan terisolasi, ada ikatan bersama yang tidak terlihat yang menghubungkan mereka.

Penderitaan dan Kritik Terhadap Penguasa

Puisi ini kemudian beralih ke kritik tajam terhadap penguasa yang dianggap bertanggung jawab atas penderitaan dan penindasan. "Tak kau izinkan aku pulang / padahal rinduku seperti kau haus dan rakus uang!" menggambarkan rasa rindu dan ketidakmampuan untuk kembali ke rumah karena kekuasaan yang mengekang. Sobron juga menyoroti kekejaman penguasa yang membunuh teman-teman dan keluarga serta menjeratnya di negeri asing: "Kau bunuh teman-temanku, keluargaku / kau penjarakan aku di negeri asing."

Prediksi dan Akhir Pemerintahan

Penutup puisi ini adalah pernyataan keyakinan akan perubahan yang tak terhindarkan. Sobron menyamakan penguasa dan dinasti dengan "kapal Titanic" yang akan segera tenggelam. "Baiklah, kau itu, dinastimu itu / sudah bagaikan kapal Titanic / sebentar lagi habis-pupus" menunjukkan keyakinan bahwa kekuasaan yang represif akan runtuh dan menjadi bagian dari sejarah yang kelam. Sobron menyimpulkan bahwa penguasa yang telah menyebabkan penderitaan dan kegelapan sejarah bangsa akan segera kehilangan kekuasaannya dan akan menjadi bagian dari masa lalu.

Puisi "Deklarasi" karya Sobron Aidit adalah puisi yang kuat dalam mengungkapkan perasaan penulis tentang identitas, penderitaan, dan kritik terhadap penguasa yang represif. Dengan menggunakan simbolisme dan bahasa yang penuh emosi, puisi ini mencerminkan pengalaman pribadi Sobron dan keyakinan akan perubahan yang akan datang. Puisi ini tidak hanya menjadi sebuah deklarasi tentang penderitaan yang dialami tetapi juga sebuah prediksi tentang kejatuhan pemerintahan yang dianggap zalim, serta harapan untuk kebangkitan dan pembebasan dari kekangan yang ada.

"Puisi: Deklarasi"
Puisi: Deklarasi
Karya: Sobron Aidit

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.