Puisi: Dalam Badai (Karya Idrus Tintin)

Puisi "Dalam Badai" karya Idrus Tintin menggambarkan kehidupan nelayan yang penuh dengan perjuangan, kerinduan, dan keberanian.
Dalam Badai

Kerumunan ramai di pantai
Semampai nelayan muda sampai
Yang terberita hilang di badai

Orang-orang mengaraknya keliling negeri:
Nelayan perkasa pulang, hore!

Arakan angin dan badai
Arakan keperkasaan: ketangguhan
Keberanian menentang badai
Ia terpana, alangkah.....

Nelayan tua menyapa dengan senyum
Ramah sapanya:
Tiga puluh delapan kali musim badai
Aku tegar berada di kepalanya
Keperkasaan alangkah rapuh

Kau rasakan kepahitan badai
Nyilu jilat air lautan
Kemudi patah
Layar koyak
Pencalang pecah

Haluan adalah gapai
Semangat menyeru hidup
Keperkasaan lautan

Ayo, kembali ke laut
Kembali kepada kerinduan
Cipratan lidah ombak
kembali kepada kerinduan
menyeru pucuk angin

mereka ke laut
mencari badai
ke dalam badai
kerinduan

Sumber: Luput (1986)

Analisis Puisi:

Puisi "Dalam Badai" karya Idrus Tintin menggambarkan pengalaman dan perjuangan para nelayan dalam menghadapi badai yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Dengan gaya bahasa yang puitis dan simbolis, puisi ini mengeksplorasi tema ketangguhan, keberanian, dan kerinduan, serta bagaimana semua itu terjalin dalam kehidupan para nelayan.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini dibangun dengan struktur yang mengalir, menciptakan ritme yang harmonis dalam menggambarkan suasana keramaian di pantai. Pemilihan kata yang tepat seperti "kerumunan," "nelayan muda," dan "hilang di badai" langsung menarik perhatian pembaca pada konteks yang dramatis. Dalam bait-baitnya, Idrus menciptakan gambaran visual yang kuat tentang para nelayan yang pulang setelah berjuang melawan badai, memberikan nuansa optimis di tengah kesulitan.

Simbolisme dan Tema

Badai di dalam puisi ini menjadi simbol dari tantangan dan rintangan yang dihadapi oleh para nelayan. Dengan frase "arakan angin dan badai," Idrus menegaskan bahwa badai bukan hanya sebuah kekuatan alam, tetapi juga representasi dari perjuangan dan keberanian untuk menghadapi segala kesulitan. Ada kontras yang jelas antara "keperkasaan" dan "rapuh," menggambarkan bagaimana meskipun nelayan tampak kuat dan tangguh, mereka juga memiliki keterbatasan dan kerentanan.

Sikap nelayan tua yang "menyapa dengan senyum" menjadi simbol kebijaksanaan dan pengalaman. Kalimat "Tiga puluh delapan kali musim badai / Aku tegar berada di kepalanya" menunjukkan betapa dalamnya pengalaman hidup mereka, di mana setiap badai menjadi pelajaran berharga. Dengan ini, Idrus mengajak pembaca untuk merenungkan tentang ketahanan manusia dalam menghadapi tantangan yang berulang kali.

Kerinduan dan Panggilan Kembali ke Laut

Dalam bait terakhir, puisi ini beralih dari tema perjuangan menuju kerinduan. Dengan ungkapan "Ayo, kembali ke laut / Kembali kepada kerinduan," Idrus menyiratkan bahwa meskipun badai bisa merusak dan menakutkan, ada sebuah panggilan untuk kembali kepada laut, kepada kehidupan yang mereka cintai. Cipratan ombak dan pucuk angin menjadi metafora bagi kedamaian dan kebebasan yang selalu dirindukan oleh para nelayan.

Kerinduan ini bukan hanya sekadar nostalgia, tetapi juga menandakan bahwa meskipun ada bahaya dan ketidakpastian, laut tetap menjadi rumah bagi mereka. Panggilan untuk "mencari badai" menunjukkan bahwa para nelayan siap menghadapi tantangan, dengan semangat dan keberanian yang tak pernah pudar.

Puisi "Dalam Badai" karya Idrus Tintin merupakan karya yang mengesankan dalam menggambarkan kehidupan nelayan yang penuh dengan perjuangan, kerinduan, dan keberanian. Dengan penggunaan bahasa yang indah dan simbol-simbol yang kaya, Idrus berhasil menciptakan gambaran mendalam tentang ketangguhan manusia dalam menghadapi badai kehidupan. Melalui puisi ini, pembaca diajak untuk merenungkan tentang nilai-nilai keberanian, pengalaman, dan kerinduan yang menjadi bagian dari perjalanan hidup setiap individu.

Puisi Idrus Tintin
Puisi: Dalam Badai
Karya: Idrus Tintin

Biodata Idrus Tintin:
  • Idrus Tintin (oleh sanak keluarga dan kawan-kawannya, biasa dipanggil Derus) lahir pada tanggal 10 November 1932 di Rengat, Riau.
  • Idrus Tintin meninggal dunia pada tanggal 14 Juli 2003 (usia 71 tahun) akibat penyakit stroke.
© Sepenuhnya. All rights reserved.